Ketua Duma Rusia: AS Ubah Taiwan Jadi Ukraina Lainnya
loading...
A
A
A
MOSKOW - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus mengutuk Amerika Serikat (AS) karena membeli senjata untuk Taiwan sebab "tindakan provokatif" ini berisiko memicu konflik besar yang melibatkan China.
Pernyataan itu diungkap Ketua Duma Negara Rusia Vyacheslav Volodin. Menulis di Telegram pada Sabtu (5/8/2023), Volodin mengklaim, “Washington sedang mempersiapkan Taiwan untuk mengikuti nasib Ukraina.”
Volodin mencaci Presiden AS Joe Biden karena “membuat kesalahan lagi” dengan berencana memberikan bantuan militer ke Taiwan menggunakan beberapa uang yang dialokasikan untuk Ukraina.
Ketua majelis negara Rusia itu mengacu pada laporan Financial Times baru-baru ini yang menyatakan Gedung Putih akan meminta Kongres mempercepat pendanaan senjata untuk Taipei dengan memasukkan permintaan dalam anggaran yang difokuskan untuk membantu Kiev melawan Rusia.
Dia menjelaskan, “Setelah kegagalan kebijakan Ukraina, AS kini mencari keselamatan dalam konflik baru sambil dihadapkan pada risiko kehilangan hegemoninya.”
Ketua parlemen Rusia kemudian menyoroti daftar masalah yang terus bertambah yang menumpuk di ekonomi AS, sambil juga mengingat peringkat persetujuan Biden telah mencapai titik terendah sepanjang masa.
Dia memprediksi, “Biden tidak akan memenangkan pemilihan (presiden) dengan hasil (jajak pendapat) semacam itu.”
“Ini berarti Biden perlu memicu konflik atas Taiwan untuk mengalihkan perhatian pemilih Amerika dari masalah internal AS,” ujar Volodin.
Dia menambahkan Washington telah menggunakan taktik seperti itu di Yugoslavia, Afghanistan, Suriah, dan Ukraina.
Dia memperingatkan, sementara secara munafik bersikeras mengikuti kebijakan 'Satu China', Washington melakukan yang terbaik untuk mengubah Taiwan menjadi 'anti-China.'
Dengan mengingat hal ini, Volodin mendesak PBB untuk “mengutuk tindakan provokatif Biden” di wilayah tersebut.
“Jika PBB tidak mampu mencegah konflik dan memastikan keamanan global, maka organisasi ini sama masuk akalnya dengan Liga Bangsa-Bangsa yang sekarang sudah bubar,” ujar ketua Duma Rusia, merujuk pada pendahulu PBB, yang dibubarkan pada tahun 1946 karena gagal mencegah Perang Dunia II.
Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menyetujui miliaran dolar dalam bantuan keamanan ke Taiwan, menuai kecaman dari Beijing, yang menuduh Washington mengubah pulau itu menjadi "tong mesiu".
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya dan mengatakan, meskipun ingin bersatu kembali dengan pulau itu secara damai, Beijing tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan ini.
Pada saat yang sama, AS, meski secara resmi menganut kebijakan Satu China dan mengakui satu pemerintah China, telah berjanji membela Taiwan jika terjadi invasi.
Pernyataan itu diungkap Ketua Duma Negara Rusia Vyacheslav Volodin. Menulis di Telegram pada Sabtu (5/8/2023), Volodin mengklaim, “Washington sedang mempersiapkan Taiwan untuk mengikuti nasib Ukraina.”
Volodin mencaci Presiden AS Joe Biden karena “membuat kesalahan lagi” dengan berencana memberikan bantuan militer ke Taiwan menggunakan beberapa uang yang dialokasikan untuk Ukraina.
Ketua majelis negara Rusia itu mengacu pada laporan Financial Times baru-baru ini yang menyatakan Gedung Putih akan meminta Kongres mempercepat pendanaan senjata untuk Taipei dengan memasukkan permintaan dalam anggaran yang difokuskan untuk membantu Kiev melawan Rusia.
Dia menjelaskan, “Setelah kegagalan kebijakan Ukraina, AS kini mencari keselamatan dalam konflik baru sambil dihadapkan pada risiko kehilangan hegemoninya.”
Ketua parlemen Rusia kemudian menyoroti daftar masalah yang terus bertambah yang menumpuk di ekonomi AS, sambil juga mengingat peringkat persetujuan Biden telah mencapai titik terendah sepanjang masa.
Dia memprediksi, “Biden tidak akan memenangkan pemilihan (presiden) dengan hasil (jajak pendapat) semacam itu.”
“Ini berarti Biden perlu memicu konflik atas Taiwan untuk mengalihkan perhatian pemilih Amerika dari masalah internal AS,” ujar Volodin.
Dia menambahkan Washington telah menggunakan taktik seperti itu di Yugoslavia, Afghanistan, Suriah, dan Ukraina.
Dia memperingatkan, sementara secara munafik bersikeras mengikuti kebijakan 'Satu China', Washington melakukan yang terbaik untuk mengubah Taiwan menjadi 'anti-China.'
Dengan mengingat hal ini, Volodin mendesak PBB untuk “mengutuk tindakan provokatif Biden” di wilayah tersebut.
“Jika PBB tidak mampu mencegah konflik dan memastikan keamanan global, maka organisasi ini sama masuk akalnya dengan Liga Bangsa-Bangsa yang sekarang sudah bubar,” ujar ketua Duma Rusia, merujuk pada pendahulu PBB, yang dibubarkan pada tahun 1946 karena gagal mencegah Perang Dunia II.
Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menyetujui miliaran dolar dalam bantuan keamanan ke Taiwan, menuai kecaman dari Beijing, yang menuduh Washington mengubah pulau itu menjadi "tong mesiu".
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya dan mengatakan, meskipun ingin bersatu kembali dengan pulau itu secara damai, Beijing tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan ini.
Pada saat yang sama, AS, meski secara resmi menganut kebijakan Satu China dan mengakui satu pemerintah China, telah berjanji membela Taiwan jika terjadi invasi.
(sya)