Imbangi Supremasi AS, China Berambisi Bangun Pangkalan Laut di Seluruh Dunia

Sabtu, 05 Agustus 2023 - 14:18 WIB
loading...
A A A
Kemiripan antara pangkalan Angkatan Laut Ream di Kamboja dan pangkalan Djibouti milik China di Horn of Africa yang dibangun pada 2017 telah meningkatkan kekhawatiran pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden.

Pangkalan Angkatan Laut Djibouti diyakini sebagai langkah pertama, dan Ream mungkin akan menjadi yang kedua. Rencana membangun banyak pangkalan Angkatan Laut ini sudah mulai dirancang sejak hampir dua dekade lalu. Dalam 20 tahun terakhir, Beijing telah mendanai 123 proyek di 78 pelabuhan di 46 negara dengan total nilai pembangunan mencapai USD29,9 miliar.

China mengatakan pelabuhan sipil tersebut adalah proyek komersial yang bertujuan untuk memicu perdagangan. Namun sayangnya, aturan di China memungkinkan pelabuhan sipil dapat digunakan militer jika memang diperlukan.

Kapal perang Beijing dapat berlabuh di pelabuhan mana pun yang dimiliki atau dioperasikan perusahaan China, semisal untuk tujuan berhenti sejenak, memenuji pasokan makanan, atau mengisi bahan bakar.

Pelabuhan-pelabuhan yang didanai China tersebar mulai dari Amerika Latin hingga ke Afrika dan bahkan dekat Eropa, Asia Selatan, dan Asia Timur. Dari 78 proyek yang dibidik Beijing, 49 di antaranya sudah disepakati, sedang dibangun, atau bahkan sudah selesai.

Dari total 49 tersebut, delapan di antaranya diyakini menjadi kandidat untuk pangkalan Angkatan Laut China. Kedelapan pelabuhan itu adalah Nouakchott, Mauritania; Kribi, Kamerun; Bata, Equatorial Guinea; Gwadar, Pakistan; Nacala, Mozambik; Hambantota, Sri Lanka; Luganville, Vanuatu; dan Ream di Kamboja. Dua dari pelabuhan tersebut akan berdampak kritis terhadap India, yaitu Gwadar di Pakistan dan Hambantota di Sri Lanka.

Pertanyaannya adalah, mengapa China membangun begitu banyak pangkalan Angkatan Laut? Ada dua kemungkinan alasannya. Pertama, untuk mempersiapkan potensi invasi ke Taiwan dengan menggunakan kekuatan militer. Kedua, untuk mencapai dominasi global dalam upaya menantang kekuatan besar seperti AS dan Rusia.

Namun untuk Rusia, China cenderung memperlihatkan sikap bersahabat kepada Moskow terkait perangnya di Ukraina.

Saat ini, satu-satunya rival China dalam kapasitas Angkatan Laut adalah Amerika Serikat. Selain soal kemaritiman, kedua negara sudah bersaing dalam hal perdagangan, chip semikonduktor, dan lain sebagainya.

Berbeda dengan AS yang merupakan bagian dari aliansi pertahanan internasional, satu-satunya mitra resmi China dalam hal pertahanan adalah Korea Utara. Hal ini memotivasi Beijing untuk membangun banyak pangkalan Angkatan Laut dengan prioritas terhadap pengembangan kekuatan militer.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1584 seconds (0.1#10.140)