4 Penyebab Konflik Kuwait-Iran yang Bisa Memicu Perang Baru di Timur Tengah

Sabtu, 05 Agustus 2023 - 07:03 WIB
loading...
4 Penyebab Konflik Kuwait-Iran...
Kuwait dan Iran berebut ladang gas yang bisa memicu perang baru di Timur Tengah. Foto/Reuters
A A A
TEHERAN - Timur Tengah memasuki babak baru ketegangan yang bisa memicu perang baru. Itu dipicu ketegangan antara Kuwait dan Iran.

Kuwait tetap percaya diri melawan Iran karena mereka memiliki aliansi yang kuat bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi. AS memiliki pangkalan militer di Kuwait yang bernama Camp Arifjan.

Baik dan Kuwait dan Iran juga memiliki sejarah panjang terlibat dalam konflik. Apalagi, konflik Syiah dan Sunni juga mempertebal ketegangan tersebut.

Berikut adalah 4 pemicu ketegangan Kuwait dan Iran yang bisa memicu perang baru di Timur Tengah.

1. Perebutan Ladang Minyak Lepas Pantai

Melansir Al Jazeera, ladang minyak lepas pantai, yang dikenal sebagai Arash di Iran dan Dorra di Kuwait dan Arab Saudi, telah lama menjadi sumber pertikaian antara Iran dan Kuwait.

Terletak di perbatasan laut timur Kuwait, ladang gas Dorra ditemukan pada tahun 1967. Iran, yang menyebut ladang itu Arash, mengatakan ladang itu meluas ke perairannya.


2. Bersekongkol dengan Arab Saudi

Kemarahan Iran sangat masuk akal karena dipicu persekongkolan antara Kuwait dengan Arab Saudi. Itu juga termasuk dalam urusan perebutan ladang minyak lepas pantai.

Kuwait dan Arab Saudi, yang berbagi sumber daya gas dan minyak maritim di zona di antara mereka, menandatangani perjanjian Maret lalu untuk bersama-sama mengembangkan lapangan tersebut.

Beberapa hari kemudian, Iran keberatan dengan kesepakatan itu, mencapnya "ilegal", dan mengatakan akan meluncurkan rencananya sendiri untuk mengembangkan lapangan tersebut.

Pekan lalu, Kuwait dan Arab Saudi menolak klaim kepemilikan Iran setelah Teheran mengancam akan melakukan eksplorasi. Kuwait mengatakan bahwa menteri luar negerinya telah diundang untuk mengunjungi Iran.

Dalam pernyataan bersama pada hari Kamis, otoritas Kuwait dan Saudi mengatakan bahwa “mereka sendirilah yang memiliki hak berdaulat penuh untuk mengeksploitasi kekayaan di wilayah itu”.

Mereka memperbarui “seruan mereka sebelumnya dan berulang kali ke Republik Islam Iran untuk merundingkan” demarkasi perbatasan laut mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1282 seconds (0.1#10.140)