Cegah Penyitaan oleh Iran, AS Pertimbangkan Tempatkan Personel Bersenjata di Kapal

Jum'at, 04 Agustus 2023 - 03:06 WIB
loading...
Cegah Penyitaan oleh Iran, AS Pertimbangkan Tempatkan Personel Bersenjata di Kapal
AS pertimbangkan tempatkan personel bersenjata di kapal komersil guna mencegah penyitaan oleh Iran. Foto/ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menempatkan personel bersenjata di kapal komersial yang melakukan perjalanan melalui Selat Hormuz . Itu dilakukan untuk menghentikan Iran merebut dan mengganggu kapal sipil.

Hal itu diungkapkan lima pejabat Amerika mengatakan kepada The Associated Press.

Sejak 2019, Iran telah menyita serangkaian kapal di selat Hormuz, muara sempit Teluk, sebagai bagian dari upayanya untuk menekan Barat atas negosiasi mengenai kesepakatan nuklirnya yang runtuh dengan kekuatan dunia. Menempatkan pasukan AS di kapal komersial selanjutnya dapat mencegah Iran merebut kapal atau meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Langkah yang dimaksud juga akan mewakili komitmen luar biasa pasukan AS di Timur Tengah ketika Pentagon mencoba untuk fokus pada Rusia dan China.

AS bahkan tidak mengambil langkah selama apa yang disebut "Perang Tanker," yang memuncak dengan Angkatan Laut AS dan Iran bertempur dalam pertempuran laut satu hari pada tahun 1988 yang merupakan yang terbesar Angkatan Laut sejak Perang Dunia II.

Lima pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas proposal tersebut, mengakui rinciannya secara luas. Para pejabat itu menekankan tidak ada keputusan akhir yang dibuat dan diskusi terus berlanjut antara pejabat militer AS dengan sekutu Amerika di Teluk Arab.

Para pejabat mengatakan Marinir dan Angkatan Laut akan memberikan keamanan hanya atas permintaan kapal yang terlibat. Seorang pejabat menggambarkan proses itu rumit, dengan mengatakan bahwa penyebaran apa pun kemungkinan juga akan memerlukan persetujuan negara tempat kapal itu berbendera dan negara tempat pemiliknya terdaftar.



"Sejauh ini, itu belum terjadi dan mungkin tidak untuk beberapa waktu," kata pejabat itu seperti disitir dari AP, Jumat (4/8/2023).

Kamis pagi, Wakil Laksamana Brad Cooper, kepala Armada ke-5 Angkatan Laut yang berbasis di Timur Tengah, bertemu dengan kepala Dewan Kerja sama Teluk (GCC). Blok enam negara termasuk Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1129 seconds (0.1#10.140)