Kepala Pertahanan Afrika Barat Rencanakan Intervensi Militer di Niger
loading...
A
A
A
ABUJA - Kepala pertahanan Afrika Barat telah membuat rencana intervensi militer potensial untuk membalikkan kudeta minggu lalu di Niger, termasuk bagaimana dan kapan mengerahkan pasukan. Hal itu diungkapkan seorang pemimpin Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) pada hari Jumat.
Blok regional tidak akan membocorkan kepada komplotan kudeta kapan dan di mana ia akan menyerang. Keputusan itu yang akan diambil oleh para kepala negara, kata Abdel-Fatau Musah, komisioner ECOWAS untuk urusan politik, perdamaian dan keamanan.
“Semua elemen yang akan masuk ke intervensi akhir telah dikerjakan di sini, termasuk sumber daya yang dibutuhkan, bagaimana dan kapan kita akan mengerahkan pasukan,” katanya pada penutupan pertemuan tiga hari di ibu kota Nigeria, Abuja, seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (5/8/2023).
ECOWAS telah memberlakukan sanksi terhadap Niger dan mengatakan dapat mengizinkan penggunaan kekuatan jika para pemimpin kudeta tidak mengembalikan kekuasaan kepada Presiden terpilih Mohamed Bazoum pada hari Minggu.
Badan beranggotakan 15 negara itu mengirim delegasi ke Niger pada Kamis untuk mencari "resolusi damai", tetapi sebuah sumber di rombongan mengatakan pertemuan di bandara dengan perwakilan junta tidak menghasilkan terobosan.
“Kami ingin diplomasi berhasil, dan kami ingin pesan ini disampaikan dengan jelas kepada mereka bahwa kami memberi mereka setiap kesempatan untuk membalikkan apa yang telah mereka lakukan,” kata Musah.
Niger dilanda kudeta militer setelah pasukan pengawal presiden menahan presiden negara itu Mohamed Bazoum pada Rabu pekan lalu.
Kepala Pengawal Jenderal Abdourahamane Tiani kemudian menyatakan dirinya sebagai pemimpin negara Sahel itu, tetapi klaimnya ditolak secara internasional dan blok Afrika Barat ECOWAS telah memberinya waktu seminggu untuk menyerahkan kembali kekuasaan.
Lihat Juga: Jasmerah! Ini Sejarah, Latar Belakang, dan Kronologi Meletusnya G30S PKI yang Jangan Dilupakan
Blok regional tidak akan membocorkan kepada komplotan kudeta kapan dan di mana ia akan menyerang. Keputusan itu yang akan diambil oleh para kepala negara, kata Abdel-Fatau Musah, komisioner ECOWAS untuk urusan politik, perdamaian dan keamanan.
“Semua elemen yang akan masuk ke intervensi akhir telah dikerjakan di sini, termasuk sumber daya yang dibutuhkan, bagaimana dan kapan kita akan mengerahkan pasukan,” katanya pada penutupan pertemuan tiga hari di ibu kota Nigeria, Abuja, seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (5/8/2023).
ECOWAS telah memberlakukan sanksi terhadap Niger dan mengatakan dapat mengizinkan penggunaan kekuatan jika para pemimpin kudeta tidak mengembalikan kekuasaan kepada Presiden terpilih Mohamed Bazoum pada hari Minggu.
Badan beranggotakan 15 negara itu mengirim delegasi ke Niger pada Kamis untuk mencari "resolusi damai", tetapi sebuah sumber di rombongan mengatakan pertemuan di bandara dengan perwakilan junta tidak menghasilkan terobosan.
“Kami ingin diplomasi berhasil, dan kami ingin pesan ini disampaikan dengan jelas kepada mereka bahwa kami memberi mereka setiap kesempatan untuk membalikkan apa yang telah mereka lakukan,” kata Musah.
Niger dilanda kudeta militer setelah pasukan pengawal presiden menahan presiden negara itu Mohamed Bazoum pada Rabu pekan lalu.
Kepala Pengawal Jenderal Abdourahamane Tiani kemudian menyatakan dirinya sebagai pemimpin negara Sahel itu, tetapi klaimnya ditolak secara internasional dan blok Afrika Barat ECOWAS telah memberinya waktu seminggu untuk menyerahkan kembali kekuasaan.
Lihat Juga: Jasmerah! Ini Sejarah, Latar Belakang, dan Kronologi Meletusnya G30S PKI yang Jangan Dilupakan
(ian)