AS Parkir Armada Serangan Amfibi di Teluk Persia, Iran Sesumbar Kekuatan Rudal
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pentagon mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan mengerahkan kapal perang tambahan dan kelompok ekspedisi Marinir ke Teluk Persia untuk “menghalangi” Iran setelah serentetan insiden penyitaan kapal tanker.
Teheran memperingatkan kehadiran militer negara-negara tetangga non-Teluk Persia di perairan strategis itu tidak akan memfasilitasi keamanan regional.
Komandan dari Angkatan Darat dan Korps Garda Revolusi Islam Iran mengomentari keputusan AS memperkuat kehadirannya di Teluk Persia.
Dia memperingatkan Republik Islam akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri.
“Mengingat kontrol dan kemampuan Angkatan Bersenjatanya dalam hal navigasi dan keamanan penerbangan di wilayah Teluk Persia, Iran berhak membuat pengaturan pencegahan yang diperlukan sesuai dengan aturan dan peraturan hukum internasional, dan akan menggunakan haknya yang tidak dapat dicabut sesuai dengan itu,” tegas Panglima Angkatan Darat Abdolrahim Mousavi, Senin (24/7/2023).
Dia berbicara di sela-sela latihan udara besar, mengomentari rencana Pentagon mengerahkan kapal perang dan kontingen pasukan ke Teluk Persia.
“Orang Amerika telah datang dan pergi dari kawasan itu selama bertahun-tahun dengan ilusi palsu mereka, tetapi keamanan kawasan itu akan berkelanjutan hanya dengan kerja sama di antara negara-negara kawasan,” ujar Mousavi menekankan.
Secara terpisah, pada upacara hari Selasa terkait pengiriman rudal jelajah angkatan laut canggih baru ke Angkatan Laut IRGC, Komandan Ali Reza Tangsiri mengatakan kapal musuh akan dipaksa tinggal ribuan kilometer jauhnya agar tidak berada di garis bidik rudal tersebut.
“Kami dapat menembakkan rudal Abu Mahdi dari dalam negeri. Rudal tersebut memiliki pemburu ganda dan berhasil melawan peperangan elektronik musuh,” ungkap Tangsiri.
Iran mencirikan Abu Mahdi sebagai "salah satu rudal terbaik di kelasnya di dunia dalam hal penargetan, kekuatan penghancur yang tinggi, dan melewati hambatan geografis dan sistem pertahanan musuh."
Teheran memperingatkan kehadiran militer negara-negara tetangga non-Teluk Persia di perairan strategis itu tidak akan memfasilitasi keamanan regional.
Komandan dari Angkatan Darat dan Korps Garda Revolusi Islam Iran mengomentari keputusan AS memperkuat kehadirannya di Teluk Persia.
Dia memperingatkan Republik Islam akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri.
“Mengingat kontrol dan kemampuan Angkatan Bersenjatanya dalam hal navigasi dan keamanan penerbangan di wilayah Teluk Persia, Iran berhak membuat pengaturan pencegahan yang diperlukan sesuai dengan aturan dan peraturan hukum internasional, dan akan menggunakan haknya yang tidak dapat dicabut sesuai dengan itu,” tegas Panglima Angkatan Darat Abdolrahim Mousavi, Senin (24/7/2023).
Dia berbicara di sela-sela latihan udara besar, mengomentari rencana Pentagon mengerahkan kapal perang dan kontingen pasukan ke Teluk Persia.
“Orang Amerika telah datang dan pergi dari kawasan itu selama bertahun-tahun dengan ilusi palsu mereka, tetapi keamanan kawasan itu akan berkelanjutan hanya dengan kerja sama di antara negara-negara kawasan,” ujar Mousavi menekankan.
Secara terpisah, pada upacara hari Selasa terkait pengiriman rudal jelajah angkatan laut canggih baru ke Angkatan Laut IRGC, Komandan Ali Reza Tangsiri mengatakan kapal musuh akan dipaksa tinggal ribuan kilometer jauhnya agar tidak berada di garis bidik rudal tersebut.
“Kami dapat menembakkan rudal Abu Mahdi dari dalam negeri. Rudal tersebut memiliki pemburu ganda dan berhasil melawan peperangan elektronik musuh,” ungkap Tangsiri.
Iran mencirikan Abu Mahdi sebagai "salah satu rudal terbaik di kelasnya di dunia dalam hal penargetan, kekuatan penghancur yang tinggi, dan melewati hambatan geografis dan sistem pertahanan musuh."