5 Pelajaran Berharga dari Torbjørn Thor Pedersen yang Keliling Dunia Tanpa Pesawat
loading...
A
A
A
2. 10 Tahun Perjalanan Penuh Petualangan
Foto/CNN
Sebelum lepas landas pada tahun 2013, Pedersen bekerja di bidang pelayaran dan logistik, yang ternyata merupakan keahlian yang sangat berharga saat merencanakan rute yang rumit dan beradaptasi di jalan raya.
Nyatanya, dia tidak menyimpang banyak dari rencana awalnya, selain beberapa kejutan. Misalnya, dia mengabaikan Guinea Khatulistiwa, salah satu negara yang paling sulit diakses di dunia. Setelah empat bulan dan banyak usaha yang gagal, Pedersen akhirnya memperoleh visa. Meskipun perbatasan darat ditutup pada saat itu, dia dapat menyeberang berkat pertemuan kebetulan dengan orang asing yang bekerja di Guinea Khatulistiwa dan menawarinya tumpangan.
Belakangan, Pedersen mengira dia bisa memperoleh visa China di perbatasan dengan Mongolia dan kemudian melakukan perjalanan ke Pakistan. Namun karena waktu pemrosesan yang lama, dia harus mundur hampir 7.500 mil melalui beberapa negara untuk sampai ke Pakistan sebelum visanya habis.
Sementara itu, waktu mulai bertambah. Dia awalnya mengantisipasi akan memakan waktu empat tahun untuk mencapai 203 negara (PBB mengakui 195 negara berdaulat, tetapi Pedersen juga memasukkan sebagian negara yang diakui), tetapi dunia memiliki rencana lain.
Selama bertahun-tahun dalam perjalanan, Pedersen mengalami penundaan visa selama berbulan-bulan di tempat-tempat seperti Suriah, Iran, Nauru, dan Angola.
Dia juga mengatasi serangan parah malaria serebral di Ghana, selamat dari badai hebat selama empat hari saat melintasi Atlantik dari Islandia ke Kanada, menavigasi perbatasan darat yang tertutup di zona konflik, dan harus menjadwal ulang banyak pelayaran karena kapal rusak atau kelelahan. birokrasi.
3. Terganggu Pandemi Covid-19
Foto/CNN
Di awal tahun 2020, musafir pemberani itu tiba-tiba mendapati dirinya terjebak
Hong Kong selama dua tahun dengan hanya tersisa sembilan negara.