7 Negara Mayoritas Muslim yang Pernah Mengalami Kudeta Militer, Salah Satunya Mendapat Bantuan AS

Senin, 31 Juli 2023 - 10:59 WIB
loading...
7 Negara Mayoritas Muslim yang Pernah Mengalami Kudeta Militer, Salah Satunya Mendapat Bantuan AS
Sejumlah negara mayoritas Muslim penah mengalami kudeta militer. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kudeta Militer pernah terjadi di sejumlah negara mayoritas muslim. Seperti namanya, kudeta atau penggulingan kekuasaan ini dilakukan oleh pihak militer.

Umumnya sekelompok masyarakat melakukan kudeta karena ketidakpuasan terhadap rezim yang tengah berkuasa. Kebobrokan pemerintah yang ditandai dengan banyaknya kecurangan dan korupsi kerap jadi penyebab utama terjadinya kudeta militer.

7 Negara Mayoritas Muslim yang Alami Kudeta Militer


Sedikitnya diketahui ada tujuh negara muslim yang pernah alami kudeta militer. Salah satunya mendapat bantuan dari Amerika Serikat.

1. Pakistan


Menurut laman US Department of State, 96 % penduduk Pakistan menurut survei pada tahun 2022 adalah pemeluk agama Islam baik itu Sunni atau Syiah.

Kudeta militer di Pakistan terjadi pada tahun 1977, dilakukan oleh mereka yang menyebut dirinya Operation Fair Play pimpinan Zia-ul-Haq demi menjatuhkan Zulfikar Ali Bhutto.

Hal tersebut terjadi karena pemilihan parlemen yang kontroversial. Tidak cukupo hanya digulingkan, Bhutto juga dieksekusi oleh Zia-ul-Haq sendiri pada tahun 1979.

2. Sudan


Negara yang punya populasi muslim mencapai 91 % berdasar survei tahun 2020 tersebut belum lama ini telah mengalami kudeta militer. Tepatnya pada 25 Oktober 2021, koalisi sipil militer bergerak untuk mengubah Sudan menjadi lebih demokratis.

Sudan yang kala itu masih berada masa otokratis tengah mengalami krisis ekonomi. Hal ini membuat Jenderal militer Abdel Fatah Al Burhan mengumumkan keadaan darurat dan membubarkan pemerintahan.

3. Mesir


Mesir yang punya 90 % penduduk beragama Islam pernah mengalami kudeta militer pada tahun 2013 lalu. Menurut Al Jazeera, kudeta ini dilakukan oleh Abdel Fattah el-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis.

Kudeta militer itu bukan pertama kalinya bagi Negeri Piramid, pada tahun 1952 silam juga sempat terjadi peristiwa yang sama. Kudeta dipimpin oleh Gamal Abdel Nasser yang mewakili rakyat yang tidak puas atas kepemimpinan Raja Farouk yang korup.

4. Mali


Dalam hasil survei tahun 2021, dari 20,1 juta penduduk Mali 95 % beragama Islam. Kudeta militer yang terjadi di negara mayoritas muslim ini berlangsung pada tahun 2020 lalu.

Kudeta terjadi menyusul protes memburuknya keamanan, tudingan kurupsi, hingga kecurangan legislatif. Penggulingan ini dipimpin oleh Assimi Goita. Hingga akhirnya pemerintah yang tengah dalam tekanan memberikan kekuasaan pada sipil yang bertugas.

Namun bentrok justru kembali terjadi pada Mei 2021, setelah pensiunan kolonel Bah Ndaw, dan merekayasa kudeta untuk menggulingkan presiden sementara.

5. Niger


Negara yang terletak di Afrika Barat ini memiliki 98 % penduduk beragama Islam. Wilayah yang baru saja melakukan percobaan kudeta militer dengan cara menahan Presiden Mohamed Bazoum di dalam istana oleh Pengawalnya sendiri.

Hal ini membuat kudeta kesembilan yang pernah terjadi sepanjang sejarah Niger. Korupsi yang tiada habisnya menjadi penyebab kudeta terus dilakukan di Niger.

6. Iran


Pada masa perang dingin, sempat terjadi kudeta militer di Iran pada 1953 yang melibatkan dua negara adidaya. Uni Soviet mendukung pemerintahan PM Mohammed Mossadegh, sementara AS menyokong pihak militer yang menjalankan kudeta.

Dilansir dari History, keputusan Mohammed Mossadegh yang merebut seluruh ladang minyak yang dikelola Inggris saat itu membuat sang Raja, Mohammed Reza Pahlevi yang pro barat menentang sifatnya.

Dengan melakukan berbagai hal, CIA berhasil buat militer Iran melakukan kudeta pada Mossadegh. Dia ditangkap dan ditahan hingga akhirnya meninggal pada 1967.

7. Libya


Terakhir ada Libya yang punya penduduk muslim 95 %, kudeta terjadi ketika Muammar Al Qaddafi yang masih berusia 27 tahun menggulingkan Raja Idris I dibantu oleh sekelompok perwira pada 1 September 1969.

Akhirnya Qaddafi diangkat sebagai ketua badan pemerintahan Libya yang baru. Namun pada Februari 2011 pemimpin yang telah menggulingkan pimpinan sebelumnya ini justru digulingkan. Hal ini terkait protes besar besaran terhadap rezim Qaddafi yang memicu perang saudara antara kaum loyalis dengan revolusioner.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1128 seconds (0.1#10.140)