Apakah Pencaplokan Gaza oleh Trump Mampu Mempersatukan Negara-negara Arab dan Islam?
loading...

Apakah pencaplokan Gaza oleh Donald Trump mampu mempersatukan negara-negara Arab dan Islam. Foto/X/@RTErdogan
A
A
A
GAZA - Negara-negara Arab dan Muslim telah mengintensifkan kontak mengenai situasi Gaza di tengah rencana Presiden AS Donald Trump untuk "mengambil alih" daerah kantong yang terkepung dan secara paksa memindahkan warga Palestina.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani berbicara dengan mitranya dari Malaysia Anwar Ibrahim melalui telepon pada Selasa malam untuk membahas situasi terkini di Gaza.
Kedua pemimpin membahas situasi terkini di Gaza, khususnya pelanggaran gencatan senjata yang disengaja oleh Israel untuk "merusak" kesepakatan yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan AS, kata Anwar pada hari Rabu di X.
"Saya tegaskan kembali komitmen berkelanjutan Malaysia untuk mendukung setiap inisiatif, termasuk menyediakan bantuan kemanusiaan sambil berusaha mengakhiri pendudukan Israel dan pemukiman ilegal di Gaza," kata Anwar kepada Al Thani, yang juga menteri luar negeri negara Teluk tersebut, dilansir Anadolu.
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza
Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar dan mitranya dari UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan juga melakukan panggilan telepon pada hari Rabu, berbagi kekhawatiran tentang rencana Trump.
"Kedua pemimpin membahas situasi kemanusiaan yang parah di Gaza dan menyatakan kekhawatiran atas usulan untuk menggusur atau merelokasi orang-orang Palestina dari tanah air leluhur mereka," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.
Dar menegaskan kembali dukungan Pakistan yang "tegas" terhadap hak-hak rakyat Palestina dan kedua belah pihak sepakat untuk menjaga kontak erat guna mencapai solusi yang adil, menyeluruh, dan langgeng untuk masalah Palestina, pernyataan itu menambahkan.
Pada hari Selasa, Mesir mengatakan kesepakatan awal telah dicapai untuk mengadakan pertemuan darurat tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna menolak relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty juga telah mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari negara-negara anggota OKI, termasuk Arab Saudi, Pakistan, Iran, dan Yordania, untuk membahas masalah Palestina.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani berbicara dengan mitranya dari Malaysia Anwar Ibrahim melalui telepon pada Selasa malam untuk membahas situasi terkini di Gaza.
Kedua pemimpin membahas situasi terkini di Gaza, khususnya pelanggaran gencatan senjata yang disengaja oleh Israel untuk "merusak" kesepakatan yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan AS, kata Anwar pada hari Rabu di X.
"Saya tegaskan kembali komitmen berkelanjutan Malaysia untuk mendukung setiap inisiatif, termasuk menyediakan bantuan kemanusiaan sambil berusaha mengakhiri pendudukan Israel dan pemukiman ilegal di Gaza," kata Anwar kepada Al Thani, yang juga menteri luar negeri negara Teluk tersebut, dilansir Anadolu.
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza
Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar dan mitranya dari UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan juga melakukan panggilan telepon pada hari Rabu, berbagi kekhawatiran tentang rencana Trump.
"Kedua pemimpin membahas situasi kemanusiaan yang parah di Gaza dan menyatakan kekhawatiran atas usulan untuk menggusur atau merelokasi orang-orang Palestina dari tanah air leluhur mereka," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.
Dar menegaskan kembali dukungan Pakistan yang "tegas" terhadap hak-hak rakyat Palestina dan kedua belah pihak sepakat untuk menjaga kontak erat guna mencapai solusi yang adil, menyeluruh, dan langgeng untuk masalah Palestina, pernyataan itu menambahkan.
Pada hari Selasa, Mesir mengatakan kesepakatan awal telah dicapai untuk mengadakan pertemuan darurat tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna menolak relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty juga telah mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari negara-negara anggota OKI, termasuk Arab Saudi, Pakistan, Iran, dan Yordania, untuk membahas masalah Palestina.
Lihat Juga :