Kisah Rusia Peroleh Rahasia Nuklir AS dan Targetkan Oppenheimer Si Bapak Bom Atom
loading...
A
A
A
WASHINGTON - “Oppenheimer", film epik baru yang disutradarai Christopher Nolan, membawa penonton ke dalam pikiran dan keputusan moral Julius Robert Oppenheimer, pemimpin tim ilmuwan brilian di Los Alamos, New Mexico, Amerika Serikat (AS), yang membuat bom atom pertama di dunia.
Itu bukan film dokumenter, tapi menguak momen dan subjek sejarah yang besar termasuk bagaimana Uni Soviet—sekarang Rusia— berhasil memperoleh rahasia senjata nuklir AS dan Oppenheimer jadi target Soviet.
Masalah yang digambarkan Nolan bukanlah peninggalan masa lalu yang jauh. Dunia baru yang diciptakan Oppenheimer, dan mimpi buruk nuklir yang dia takuti, masih ada sampai sekarang.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina. Iran dituduh melakukan apa saja untuk mengembangkan senjata nuklir.
China memperluas persenjataan nuklirnya. Pemerintah yang bermusuhan seperti China juga dituduh mencuri teknologi pertahanan AS, termasuk dari Los Alamos.
Tuduhan bahwa Oppenheimer adalah mata-mata Soviet dan risiko keamanan—fokus utama film —telah dibantah.
Mengutip artikel Calder Walton—Asisten Direktur, Proyek Sejarah Terapan dan Proyek Intelijen, Harvard Kennedy School—di The Conservation, pada Desember 2022, pemerintahan Joe Biden secara anumerta membatalkan keputusan Komisi Energi Atom AS tahun 1954 untuk mencabut izin keamanan Oppenheimer, menyebut proses itu bias dan tidak adil.
Catatan yang tidak diklasifikasikan mengungkapkan bahwa Soviet memata-matai upaya bom atom AS memajukan program bom Moskow, tetapi Oppenheimer bukanlah mata-mata.
Oppenheimer bergabung dengan Proyek Manhattan, sebuah upaya nasional untuk membuat bom atom sebelum Nazi mengembangkannya, pada tahun 1942. Para ilmuwan yang dipimpinnya di situs Los Alamos mungkin adalah kelompok pemikir paling berbakat yang pernah dikumpulkan di satu laboratorium, termasuk 12 Pemenang Nobel.
Itu bukan film dokumenter, tapi menguak momen dan subjek sejarah yang besar termasuk bagaimana Uni Soviet—sekarang Rusia— berhasil memperoleh rahasia senjata nuklir AS dan Oppenheimer jadi target Soviet.
Masalah yang digambarkan Nolan bukanlah peninggalan masa lalu yang jauh. Dunia baru yang diciptakan Oppenheimer, dan mimpi buruk nuklir yang dia takuti, masih ada sampai sekarang.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina. Iran dituduh melakukan apa saja untuk mengembangkan senjata nuklir.
China memperluas persenjataan nuklirnya. Pemerintah yang bermusuhan seperti China juga dituduh mencuri teknologi pertahanan AS, termasuk dari Los Alamos.
Tuduhan bahwa Oppenheimer adalah mata-mata Soviet dan risiko keamanan—fokus utama film —telah dibantah.
Mengutip artikel Calder Walton—Asisten Direktur, Proyek Sejarah Terapan dan Proyek Intelijen, Harvard Kennedy School—di The Conservation, pada Desember 2022, pemerintahan Joe Biden secara anumerta membatalkan keputusan Komisi Energi Atom AS tahun 1954 untuk mencabut izin keamanan Oppenheimer, menyebut proses itu bias dan tidak adil.
Catatan yang tidak diklasifikasikan mengungkapkan bahwa Soviet memata-matai upaya bom atom AS memajukan program bom Moskow, tetapi Oppenheimer bukanlah mata-mata.
Oppenheimer bergabung dengan Proyek Manhattan, sebuah upaya nasional untuk membuat bom atom sebelum Nazi mengembangkannya, pada tahun 1942. Para ilmuwan yang dipimpinnya di situs Los Alamos mungkin adalah kelompok pemikir paling berbakat yang pernah dikumpulkan di satu laboratorium, termasuk 12 Pemenang Nobel.