Daftar Senjata Baru NATO untuk Ukraina: HIMARS, NASAMS, Tank Leopard, hingga Drone Black Hornet

Rabu, 26 Juli 2023 - 08:40 WIB
loading...
Daftar Senjata Baru...
Negara-negara NATO siapkan pasokan senjata baru untuk Ukraina yang mencakup misil untuk HIMARS, sistem rudal NASAMS, tank Leopard, hingga drone Black Hornet. Foto/REUTERS
A A A
KYIV - Negara-negara NATO kompak menyiapkan pasokan senjata baru untuk Ukraina guna berperang melawan invasi Rusia. Pasokan senjata baru ini mencakup sistem roket HIMARS, sistem rudal NASAMS, tank Leopard, dan drone Black Hornet.

Pasokan senjata baru ini siap dikirim ketika serangan balasan Kyiv terhadap pasukan Moskow terus berlanjut di timur dan selatan Ukraina.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden, sebagaimana dilaporkan AP,Rabu (26/7/2023), telah mengumumkan tahap baru bantuan militer senilai USD400 juta.



Laporan ini muncul kurang dari seminggu setelah Pentagon meluncurkan bantuan terakhirnya. Paket bantuan sebelumnya, dengan total USD1,3 miliar, melengkapi Ukraina dengan sistem misil, pasokan amunisi, drone, dan peralatan perang elektronik, serta truk bahan bakar dan kendaraan taktis.

Paket baru, yang belum diumumkan secara resmi, akan mencakup 32 kendaraan lapis baja Stryker tambahan. AS telah mengirim 157 pengangkut personel lapis baja Stryker ke Ukraina.

Ukraina akan menerima misil untuk HIMARS atau Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, dan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (NASAMS).

AS juga akan meningkatkan pasokan sistem anti-pesawat Stinger Ukraina dan senjata anti-lapis baja Javelin. Sejauh ini, AS telah mengonfirmasi pengiriman lebih dari 2.000 Stinger dan 10.000 sistem Javelin ke Ukraina.

Pejabat AS mengatakan kepada AP bahwa Washington akan mengirim lebih banyak pasokan peluru howitzer, mortir, roket Hydra-70 yang tidak terarah, dan 28 juta butir amunisi senjata kecil.

Paket itu juga diharapkan mencakup sejumlah drone Hornet yang tidak ditentukan, yang digunakan untuk pengintaian dan pengumpulan intelijen.

Negara-negara NATO lainnya seperti Norwegia sebelumnya telah menjanjikan drone Black Hornet. Olso mengatakan selama KTT NATO di Vilnius awal bulan ini bahwa mereka akan mengirim lebih dari 1.000 drone pengintai kecil ke militer Ukraina, di mana Kementerian Pertahanan Norwegia menggambarkannya sebagai "senjata yang mudah dioperasikan, kuat tergantung pada kondisi, sulit dideteksi dan sangat cocok untuk pertempuran di daerah perkotaan."

Pada hari Jumat pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa AS dapat mengumumkan paket bantuan militer baru di wilayah USD400 juta secepatnya pada hari Selasa, mengutip tiga pejabat Amerika.

Ini terjadi ketika Spanyol berkomitmen untuk meningkatkan pasokan militer Ukraina, di mana Madrid mengonfirmasi bahwa empat tank tempur utama Leopard 2A4 telah meninggalkan kota utara Santander.

Kementerian Pertahanan Spanyol mengatakan tank-tank tersebut, bersama dengan pasokan militer dan bantuan kemanusiaan lainnya, akan dikirim ke Ukraina pada awal Agustus.

Spanyol sejauh ini telah mengirim enam tank Leopard 2A4 ke Ukraina.

Paket baru tersebut dilengkapi dengan beberapa jenis kendaraan lapis baja, yang akan dibagi antara militer Ukraina dan penjaga perbatasan negara, serta satu ambulans lapis baja dan tiga ambulans sipil.

Dalam pembaruan operasional pada hari Selasa, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pasukan pertahanannya melakukan operasi ofensif di sekitar kota Bakhmut yang diperebutkan di Donetsk, kota Melitopol yang diduduki Rusia di wilayah Zaporizhzhia selatan, dan kota pelabuhan Berdiansk.

"Pasukan Rusia melakukan perlawanan kuat dan merelokasi pasukan dan tentara cadangan," kata Staf Umum.

Pada hari Senin, Rusia mengatakan telah memukul mundur serangan Ukraina di beberapa bagian Donetsk, juga menyerang sasaran Ukraina di Zaporizhzhia dan Kherson.

Presiden Rusia Vladimir Putin membantah bahwa serangan balasan, yang dikatakan Rusia dimulai pada 4 Juni, telah menuai hasil bagi para tentara Kyiv.

Dalam pidato di Dewan Keamanan Rusia pada hari Jumat pekan lalu, Putin mengatakan: "Tidak ada hasil, setidaknya belum."

Tetapi berbicara kepada CNN pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Ukraina telah merebut kembali sekitar setengah dari wilayah yang awalnya direbut Rusia.

"Tidak seperti Rusia, warga Ukraina berjuang untuk tanah mereka, untuk masa depan mereka, untuk negara mereka, untuk kebebasan mereka," kata Blinken.

"Saya pikir itu adalah elemen yang menentukan dan itu akan terjadi," lanjutnya. "Tapi itu tidak akan berlangsung selama satu atau dua minggu ke depan; kami masih mencari, saya pikir, pada beberapa bulan."
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1306 seconds (0.1#10.140)