10 Perang yang Diramalkan Terjadi di Masa Depan, Salah Satunya dekat Indonesia
loading...
A
A
A
Jika sekutu AS seperti Malaysia atau Filipina membalas China secara militer sebagai tanggapan, AS akan terpaksa bergabung dalam pertempuran. Ini berarti AS dan China saling bertarung untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Namun, mungkin mengejutkan Anda betapa dekatnya revolusi habis-habisan di negara ini. Pada April 2017, presiden Nicolas Maduro dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, melucuti otoritas Kongres dan mengurangi kemampuannya untuk mengendalikan presiden.
Langkah itu jelas merupakan langkah menakutkan menuju kediktatoran dan langsung menimbulkan protes di jalanan. Maduro terpaksa membatalkan keputusan itu hanya beberapa hari kemudian. Protes tidak berhenti, bagaimanapun, dan lebih dari 120 orang tewas sejak konfrontasi dengan penegak hukum di negara Amerika Selatan.
Yang mengejutkan, pada 2017, sebuah kelompok oposisi mencuri helikopter polisi dan menjatuhkan granat ke Mahkamah Agung Venezuela dan meskipun tidak ada yang tewas, pesannya jelas: Maduro harus pergi. Namun, meski pemberontakan rakyat merebut Maduro, itu tidak akan berakhir di situ.
Maduro secara terbuka menyatakan bahwa dia akan mengangkat senjata bersama para loyalisnya dan berjuang untuk tetap berkuasa. Ini hampir menjamin perang saudara berdarah yang kemungkinan besar akan berlangsung bertahun-tahun.
1. Perang Saudara Venezuela
Dengan orang-orang yang memakan hewan peliharaan untuk makanan, mata uang yang bernilai kurang dari uang monopoli, dan Presiden dalam daftar hitam AS, aman untuk mengatakan bahwa segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik di Venezuela.Namun, mungkin mengejutkan Anda betapa dekatnya revolusi habis-habisan di negara ini. Pada April 2017, presiden Nicolas Maduro dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, melucuti otoritas Kongres dan mengurangi kemampuannya untuk mengendalikan presiden.
Langkah itu jelas merupakan langkah menakutkan menuju kediktatoran dan langsung menimbulkan protes di jalanan. Maduro terpaksa membatalkan keputusan itu hanya beberapa hari kemudian. Protes tidak berhenti, bagaimanapun, dan lebih dari 120 orang tewas sejak konfrontasi dengan penegak hukum di negara Amerika Selatan.
Yang mengejutkan, pada 2017, sebuah kelompok oposisi mencuri helikopter polisi dan menjatuhkan granat ke Mahkamah Agung Venezuela dan meskipun tidak ada yang tewas, pesannya jelas: Maduro harus pergi. Namun, meski pemberontakan rakyat merebut Maduro, itu tidak akan berakhir di situ.
Maduro secara terbuka menyatakan bahwa dia akan mengangkat senjata bersama para loyalisnya dan berjuang untuk tetap berkuasa. Ini hampir menjamin perang saudara berdarah yang kemungkinan besar akan berlangsung bertahun-tahun.
(ahm)