14 Fakta Hidup tentang Salwan Momika, Imigran Irak yang Menginjak Alquran di depan Kedubes Irak
loading...
A
A
A
Individu ini memainkan peran penting dalam memastikan bahwa pesan Momika dikomunikasikan dengan jelas dan dipahami oleh mereka yang hadir.
Identitas pengunjuk rasa ini dan hubungannya dengan Momika tetap dirahasiakan, tetapi kehadiran dan peran mereka dalam insiden tersebut menggarisbawahi sifat terorganisir dari protes tersebut.
Festival ini adalah salah satu yang terpenting dalam kalender Islam, menandai berakhirnya ibadah haji tahunan ke Mekkah di Arab Saudi.
Dengan memilih hari khusus ini untuk protesnya, Momika memastikan visibilitas dan dampak maksimal, yang semakin mengintensifkan kontroversi seputar tindakannya.
Dia menyatakan bahwa niatnya adalah memprotes agama Muslim, bukan memprotes Swedia bergabung dengan NATO.
Terlepas dari reaksi dan ancaman yang diterimanya, Momika tetap teguh pada motivasinya, menyatakan bahwa dia tidak berperang melawan Muslim, tetapi melawan pikiran mereka.
Dia memandang tindakannya membakar Alquran sebagai pelaksanaan hak demokrasinya dan demonstrasi kebebasan berbicara.
Sebelum melakukan aksinya pada 28 Juni 2023, ia dikutip mengatakan, “Kami akan membakar Alquran. Kami akan mengatakan 'bangun Swedia. Ini adalah demokrasi dan akan berbahaya jika mereka mengatakan kami tidak bisa melakukannya'. Kami tidak berperang melawan Muslim, tetapi melawan pemikiran mereka. Kami tidak melawan Muslim, kami berada di pihak mereka”.
Tindakan dan pernyataannya menyoroti keyakinannya bahwa kebebasan berbicara harus memungkinkan kritik dan penolakan terhadap teks dan keyakinan agama.
Dia mengungkapkan pandangannya bahwa kitab suci Islam mempromosikan ideologi berbahaya dan karenanya tidak boleh dibiarkan.
Identitas pengunjuk rasa ini dan hubungannya dengan Momika tetap dirahasiakan, tetapi kehadiran dan peran mereka dalam insiden tersebut menggarisbawahi sifat terorganisir dari protes tersebut.
6. Memiliki Agenda Besar
Waktu terjadinya pembakaran Al-Qur'an bukanlah suatu kebetulan. Itu terjadi selama festival Muslim Idul Adha,Festival ini adalah salah satu yang terpenting dalam kalender Islam, menandai berakhirnya ibadah haji tahunan ke Mekkah di Arab Saudi.
Dengan memilih hari khusus ini untuk protesnya, Momika memastikan visibilitas dan dampak maksimal, yang semakin mengintensifkan kontroversi seputar tindakannya.
7. Memiliki Agenda Politik
Motivasi Momika atas insiden pembakaran Al-Qur'an berakar pada keyakinan dan pandangan pribadinya tentang Islam.Dia menyatakan bahwa niatnya adalah memprotes agama Muslim, bukan memprotes Swedia bergabung dengan NATO.
Terlepas dari reaksi dan ancaman yang diterimanya, Momika tetap teguh pada motivasinya, menyatakan bahwa dia tidak berperang melawan Muslim, tetapi melawan pikiran mereka.
8. Berdalih pada Demokrasi
Aspek signifikan dari motivasi Momika adalah keyakinannya yang kuat pada kebebasan berbicara dan demokrasi.Dia memandang tindakannya membakar Alquran sebagai pelaksanaan hak demokrasinya dan demonstrasi kebebasan berbicara.
Sebelum melakukan aksinya pada 28 Juni 2023, ia dikutip mengatakan, “Kami akan membakar Alquran. Kami akan mengatakan 'bangun Swedia. Ini adalah demokrasi dan akan berbahaya jika mereka mengatakan kami tidak bisa melakukannya'. Kami tidak berperang melawan Muslim, tetapi melawan pemikiran mereka. Kami tidak melawan Muslim, kami berada di pihak mereka”.
Tindakan dan pernyataannya menyoroti keyakinannya bahwa kebebasan berbicara harus memungkinkan kritik dan penolakan terhadap teks dan keyakinan agama.
9. Menyerukan Agar Alquran Dilarang
Di luar aksinya membakar Alquran, Momika juga menyerukan agar Alquran dilarang.Dia mengungkapkan pandangannya bahwa kitab suci Islam mempromosikan ideologi berbahaya dan karenanya tidak boleh dibiarkan.