George Clooney Serukan Pembongkaran Wagner Group Rusia

Kamis, 20 Juli 2023 - 12:05 WIB
loading...
George Clooney Serukan Pembongkaran Wagner Group Rusia
Aktor Hollywood George Clooney. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya harus mengambil kesempatan memberikan sanksi dan menuntut perusahaan militer swasta Wagner Group setelah pemberontakan yang dibatalkan pemimpinnya, Evgeny Prigozhin.

Seruan itu diungkap dua aktivis selebritas Amerika pada Senin (17/7/2023) yakni aktor George Clooney dan penulis John Prendergast yang bertugas di Dewan Keamanan Nasional di era Presiden AS Bill Clinton.

Mereka mengatakan, “Ada kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melawan pengaruh Rusia di Afrika dengan mengejar Wagner.”

Dalam kolom yang mereka tulis untuk majalah The Economist, Clooney dan Prendergast menggambarkan perusahaan militer swasta itu sebagai salah satu "inisiatif kebijakan luar negeri paling sukses Moskow selama dekade terakhir" dan "kekejaman".

Wagner telah menawarkan layanan keamanan kepada beberapa pemerintah di Afrika. Para selebritas mengklaim grup tersebut "melindungi rezim (di Republik Afrika Tengah) dengan imbalan konsesi mineral" dan cara untuk "membajak pemerintah".

Mereka mempromosikan laporan tentang aktivitas Wagner yang dirilis NGO mereka, The Sentry, yang menuduh grup tersebut "berusaha menonaktifkan jaringan predator multinasional".



Evgeny Prigozhin memimpin pemberontakan singkat di Rusia bulan lalu, memindahkan beberapa pasukan kelompok itu dari Ukraina ke kota-kota Rusia.

Manuver dibatalkan setelah kesepakatan dicapai dengan pemerintah, yang menawarinya pembebasan dari tuntutan dengan imbalan pergi ke pengasingan secara de facto.

Clooney dan Prendergast yakin kehadiran Wagner di Afrika, yang mereka gambarkan sebagai “virus”, akan terus berlanjut.

Namun, masa transisi dapat digunakan oleh negara-negara Barat untuk “mengambil tindakan terhadap operasi dan pencetusnya.”

“Mereka harus membuat koalisi ad hoc yang bertujuan membongkar kerajaan bisnis kelompok tersebut, membangun pelajaran dari upaya serupa yang berfokus pada Negara Islam dan Al-Qaeda,” ujar mereka.

Negara Islam muncul pada pertengahan 2010-an di tengah kekacauan di Irak dan Suriah. Irak telah diduduki koalisi pimpinan AS satu dekade sebelumnya.

Suriah dilanda protes anti-pemerintah yang didukung Barat pada tahun 2011, yang dengan cepat meningkat menjadi perang saudara.

Beberapa sekutu regional terdekat Washington, seperti Arab Saudi dan UEA, dilaporkan memasok senjata ke kelompok anti-Damaskus, seperti yang dilakukan CIA.

Al-Qaeda berasal dari kampanye yang didukung AS untuk mendukung pemberontakan anti-Soviet di Afghanistan pada 1980-an.

Meski Washington menganggapnya sebagai organisasi teroris, pada tahun 2012 Jake Sullivan terkenal merayakan fakta bahwa itu "di pihak kami" di Suriah, menurut kabel diplomatik AS yang bocor.

Penasihat keamanan nasional petahana untuk Presiden AS Joe Biden itu bertugas di Departemen Luar Negeri Hillary Clinton pada saat itu.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1674 seconds (0.1#10.140)