Pakar Militer: Ukraina Pakai Koridor Biji-bijian untuk Serangan Teror

Rabu, 19 Juli 2023 - 08:01 WIB
loading...
Pakar Militer: Ukraina Pakai Koridor Biji-bijian untuk Serangan Teror
Amunisi ditinggalkan pasukan Ukraina di Mariupol, Donetsk. Foto/sputnik
A A A
MOSKOW - Ukraina mengambil keuntungan dari kesepakatan biji-bijian untuk mentransfer senjata dan sebagai penyamaran yang nyaman untuk operasi terorisnya terhadap infrastruktur sipil Rusia.

Pakar militer mengungkapkan tudingan itu kepada Sputnik. Pada 17 Juli, Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam berakhir dan Rusia memutuskan tidak memperpanjangnya. Moskow beralasan kesepakatan tersebut tidak pernah dilaksanakan secara keseluruhan oleh kolektif Barat.

Terlebih lagi, Ukraina menggunakan koridor biji-bijian yang aman untuk tujuan militer, menurut pakar militer Rusia Purnawirawan Kolonel Viktor Litovkin.

"(Ukraina) menggunakan kapal sipil untuk mengangkut senjata bolak-balik," ujar Litovkin kepada Sputnik.

Dia menjelaskan, "Kita tahu bahwa pihak berwenang Ukraina (mungkin bukan pihak berwenang, tetapi orang-orang yang dekat dengan pihak berwenang) secara aktif menggunakan pasar gelap untuk pasokan, untuk penjualan kembali senjata ke Timur Tengah dan bahkan ke Prancis.”

“Di Prancis, jenis senjata itu ditemukan, itu telah dipasok ke (Ukraina) oleh negara-negara Barat. Mereka berhasil menjual kembali beberapa senjata ini ke Barat, ke Afrika, ke Timur Tengah," ujar dia.

“Mereka juga menerima senjata yang dilapisi biji-bijian: itu datang ke Odessa dan kemudian dikirim dari Odessa ke berbagai tempat lain. Apalagi fakta bahwa dengan kedok kesepakatan biji-bijian, termasuk yang terjadi tadi malam (pada 17 Juli), mereka meluncurkan drone permukaan laut tak berawak yang meledakkan sebagian Jembatan Crimea," lanjut Litovkin.



Pada Senin, Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia mengatakan Kiev melakukan serangan teroris di Jembatan Crimea yang menghubungkan daratan Rusia dan Krimea.

Sabotase 17 Juli menjadi serangan kedua Ukraina di jembatan tersebut. Sebelumnya, pada 8 Oktober 2022, penyabot Ukraina meledakkan satu truk di jembatan dan menyebabkan tujuh tangki bahan bakar kereta barang terbakar dan dua bentang mobil sebagian runtuh, menewaskan tiga warga sipil. Kiev mengakui keterlibatannya dalam kedua serangan teroris tersebut.

Selain itu, sebagian dari serangan yang dilakukan drone Ukraina terhadap semenanjung itu dilakukan dari wilayah koridor aman Laut Hitam, menurut Boris Rozhin, pakar militer di Pusat Jurnalisme Militer-Politik, lembaga think tank urusan militer Rusia yang independen.

"Sebagian dari serangan drone dilakukan dari zona yang dilalui koridor biji-bijian, yaitu digunakan sebagai penutup," papar Rozhin kepada Sputnik.

“Kapal-kapal yang berlayar kesana juga digunakan sebagai pelindung. Oleh karena itu, tentunya pada awalnya terlihat jelas musuh akan menggunakan koridor biji-bijian khusus untuk keperluan militer,” ungkap dia.

Dia menekankan, “Serangan terhadap Sevastopol dan serangan lainnya berasal dari zona koridor biji-bijian atau melewati zona koridor hijau, terutama serangan yang datang dari Izmail atau dari wilayah Odessa. Artinya, mereka entah bagaimana melewati wilayah koridor biji-bijian."

Setelah membekukan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, Moskow menyoroti pihaknya siap melanjutkannya jika Barat mengimplementasikan bagiannya dari perjanjian tersebut, dengan Ukraina menghentikan kegiatan terorisnya di wilayah tersebut.

Sampai saat ini, Rusia diperkirakan akan meningkatkan keamanannya di Laut Hitam.

Sementara itu, Ukraina telah mengabaikan proposal Moskow dan mengisyaratkan ingin terus mengirimkan biji-bijiannya terlepas dari penangguhan kesepakatan oleh Rusia.

Menurut Litovkin, Rusia memiliki sejumlah kemungkinan opsi untuk memastikan keamanannya: Pertama, Moskow dapat menyatakan bagian barat laut Laut Hitam sebagai zona pertempuran.

"Dan (militer Rusia) tidak akan membiarkan satu kapal pun pergi ke sana, tidak satu kapal pun, tidak hanya kapal perang, tetapi juga kapal sipil," ungkap pensiunan kolonel itu.

Kedua, Rusia dapat menargetkan pelabuhan Odessa dan Nikolaev, tempat biji-bijian dimuat, sehingga menghentikan operasinya.

“Idealnya, jika Rusia membebaskan Odessa dan Nikolaev dari rezim "Banderit" Kiev, akan dijamin sepenuhnya bahwa Ukraina tidak akan menyerang Crimea dan kapal Rusia dengan drone permukaan atau bawah air tak berawak,” ujar Litovkin.

Secara umum, dia tidak mengharapkan perubahan drastis selama operasi militer khusus Rusia setelah penangguhan kesepakatan biji-bijian.

"Saya kira tidak ada perubahan besar yang akan terjadi di bagian barat laut Laut Hitam," papar Rozhin. "Operasi pendaratan tidak diharapkan, memaksa Dnepr dari sisi (Rusia) ke arah Nikolaev dalam beberapa bulan mendatang juga tidak mungkin terjadi."

Namun, pakar memproyeksikan aksi militer ke arah Krasnolimanskoe dan Kupyanskoe akan diintensifkan.

“Demikian pula, akan ada operasi yang lebih aktif di wilayah Donetsk,” ungkap Rozhin.

"Secara alami, setidaknya sampai (musim gugur) mencair, pertempuran sengit akan berlanjut ke arah Zaporozhye di garis depan dari Kamensky ke Ugledar," pungkas pakar militer itu.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1593 seconds (0.1#10.140)