Taliban Larang Perempuan Menjadi Dokter dan Perawat
loading...
A
A
A
KABUL - Pemerintah Taliban yang berkuasa melarang wanita di Afghanistan untuk mengikuti ujian penting yang diperlukan untuk praktik kedokteran. Itu terungkap dalam laporan yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Mulai bulan Mei, Taliban melembagakan kebijakan yang mengizinkan hanya mahasiswa kedokteran laki-laki untuk mengikuti Ujian Praktek Dokter. Kementerian Kesehatan Masyarakat Taliban sebelumnya memblokir perempuan untuk mengikuti ujian kelulusan sekolah kedokteran pada bulan Februari.
Itu menjadi kebijakan yang merugikan kaum Hawa. Hak-hak perempuan telah sangat terkikis di Afghanistan sejak Taliban membangun kembali kendali atas negara dan populasinya yang berjumlah 40,1 juta pada akhir Agustus 2021.
Melansir UPI, sebelumnya pada bulan Juli, para pemimpin Taliban memerintahkan semua salon kecantikan di negara itu tutup pada tanggal 25 bulan itu.
Penguasa de facto Afghanistan juga melarang perempuan masuk universitas Desember lalu.
Pada bulan April, pemerintah Taliban menerapkan larangan, melarang semua wanita di Afghanistan bekerja untuk organisasi bantuan non-pemerintah, termasuk PBB.
Dewan Keamanan PBB kemudian mengatakan langkah itu "merusak hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan di negara itu."
Lisensi lembaga non-pemerintah lainnya untuk beroperasi di Afghanistan telah ditangguhkan atau dicabut karena adanya pelanggaran.
Banyak wanita, baik asing maupun Afghanistan juga telah ditangkap karena gagal bepergian ditemani anggota keluarga laki-laki.
Lihat Juga: Dokter Diperkosa dan Dibunuh saat Tugas, Ribuan Tenaga Kesehatan India Mogok Kerja Nasional
Mulai bulan Mei, Taliban melembagakan kebijakan yang mengizinkan hanya mahasiswa kedokteran laki-laki untuk mengikuti Ujian Praktek Dokter. Kementerian Kesehatan Masyarakat Taliban sebelumnya memblokir perempuan untuk mengikuti ujian kelulusan sekolah kedokteran pada bulan Februari.
Itu menjadi kebijakan yang merugikan kaum Hawa. Hak-hak perempuan telah sangat terkikis di Afghanistan sejak Taliban membangun kembali kendali atas negara dan populasinya yang berjumlah 40,1 juta pada akhir Agustus 2021.
Melansir UPI, sebelumnya pada bulan Juli, para pemimpin Taliban memerintahkan semua salon kecantikan di negara itu tutup pada tanggal 25 bulan itu.
Baca Juga
Penguasa de facto Afghanistan juga melarang perempuan masuk universitas Desember lalu.
Pada bulan April, pemerintah Taliban menerapkan larangan, melarang semua wanita di Afghanistan bekerja untuk organisasi bantuan non-pemerintah, termasuk PBB.
Dewan Keamanan PBB kemudian mengatakan langkah itu "merusak hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan di negara itu."
Lisensi lembaga non-pemerintah lainnya untuk beroperasi di Afghanistan telah ditangguhkan atau dicabut karena adanya pelanggaran.
Banyak wanita, baik asing maupun Afghanistan juga telah ditangkap karena gagal bepergian ditemani anggota keluarga laki-laki.
Lihat Juga: Dokter Diperkosa dan Dibunuh saat Tugas, Ribuan Tenaga Kesehatan India Mogok Kerja Nasional
(ahm)