Meninggalkan Afghanistan demi Masa Depan, Mantan Penerjemah Tentara Justru Tewas Ditembak di AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Nasrat Ahmad Yar, seperti ribuan warga Afghanistan lainnya, datang ke Amerika Serikat (AS) setelah Taliban berkuasa pada tahun 2021. Dia menggunakan visa khusus bagi mereka yang bekerja untuk militer AS.
"Penerjemah berusia 31 tahun itu membayangkan kehidupan baru di mana dia, istri dan empat anaknya - berusia 13, 11, 8 dan 15 bulan - dapat hidup aman, menghasilkan uang, bersekolah dan sejahtera," kata teman Yar, Rahim Amini kepada Al Jazeera.
Tapi mimpi Ahmad Yar tak seindah harapannya.
Foto/Al Jazeera
Sebaliknya, tak lama setelah tengah malam pada 3 Juli, Yar ditemukan tewas tertembak di dalam mobilnya, yang dia kendarai untuk perusahaan berbagi tumpangan Lyft, di sebuah lingkungan di timur laut Washington, DC.
“Dia bukan saudara kandung saya, tapi dia lebih dari itu bagi saya,” kata Amini. “Satu-satunya saat kami terpisah satu sama lain adalah ketika dia sedang tidur. Kami bekerja bersama, tertawa bersama, makan bersama.”
Kedua pria itu bertemu di Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan selama 10 tahun tugas Ahmad Yar sebagai penerjemah untuk militer AS. Seperti Ahmad Yar, Amini melarikan diri dari negara itu setelah pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021.
Tapi Ahmad Yar awalnya harus tetap tinggal, meski dia bersumpah untuk menjaga keluarga Amini saat mereka bersembunyi di Mazar-i-Sharif, sebuah kota yang dipertahankan oleh pasukan keamanan pemerintah di Afghanistan utara.
Mazar-i-Sharif jatuh ke kendali Taliban pada pertengahan Agustus, dan Ahmad Yar akhirnya melarikan diri ke Uni Emirat Arab. Dia kemudian berangkat ke AS.
"Penerjemah berusia 31 tahun itu membayangkan kehidupan baru di mana dia, istri dan empat anaknya - berusia 13, 11, 8 dan 15 bulan - dapat hidup aman, menghasilkan uang, bersekolah dan sejahtera," kata teman Yar, Rahim Amini kepada Al Jazeera.
Tapi mimpi Ahmad Yar tak seindah harapannya.
Foto/Al Jazeera
Sebaliknya, tak lama setelah tengah malam pada 3 Juli, Yar ditemukan tewas tertembak di dalam mobilnya, yang dia kendarai untuk perusahaan berbagi tumpangan Lyft, di sebuah lingkungan di timur laut Washington, DC.
“Dia bukan saudara kandung saya, tapi dia lebih dari itu bagi saya,” kata Amini. “Satu-satunya saat kami terpisah satu sama lain adalah ketika dia sedang tidur. Kami bekerja bersama, tertawa bersama, makan bersama.”
Kedua pria itu bertemu di Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan selama 10 tahun tugas Ahmad Yar sebagai penerjemah untuk militer AS. Seperti Ahmad Yar, Amini melarikan diri dari negara itu setelah pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021.
Tapi Ahmad Yar awalnya harus tetap tinggal, meski dia bersumpah untuk menjaga keluarga Amini saat mereka bersembunyi di Mazar-i-Sharif, sebuah kota yang dipertahankan oleh pasukan keamanan pemerintah di Afghanistan utara.
Mazar-i-Sharif jatuh ke kendali Taliban pada pertengahan Agustus, dan Ahmad Yar akhirnya melarikan diri ke Uni Emirat Arab. Dia kemudian berangkat ke AS.