Serbu Kompleks Masjid Al-Aqsa, Ekstrimis Israel Lakukan Ritual Yahudi
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Radikal Israel menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Selasa. Hal itu diungkapkan badan Muslim yang mengelola situs tersebut.
"Belasan ekstremis menyerbu al-Aqsa dalam kelompok dan mengunjungi tempat suci itu," kata Wakaf Islam seperti dikutip oleh kantor berita resmi Palestina Wafa yang disitir dari The New Arab, Rabu (12/7/2023).
Orang-orang Israel juga melakukan ritual keagamaan Yahudi, kata Wakaf, yang melanggar pengaturan status-quo lama yang mengatur kompleks Masjid al-Aqsa, yang menetepkan shalat di situs itu hanya untuk umat Islam.
Masjid al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan tempat Muslim paling suci di Palestina.
Seperti tempat suci Muslim dan Kristen lainnya di Yerusalem Timur, tempat ini sering menjadi sasaran para ekstremis Yahudi.
Banyak orang Israel radikal berusaha untuk membagi kompleks al-Aqsa dalam hal waktu dan ruang yang tersedia antara Yahudi dan Muslim atau mengganti masjid dengan kuil Yahudi.
Warga Palestina memandang Yerusalem Timur, yang dianeksasi Israel secara ilegal pada 1980 setelah merebutnya pada 1967, sebagai ibu kota negara merdeka mereka di masa depan.
Hampir seluruh masyarakat internasional menolak aneksasi dan klaim kedaulatan Israel atas Yerusalem.
Namun, otoritas dan pemukim Israel dituduh mendorong warga Palestina keluar dari kota.
"Belasan ekstremis menyerbu al-Aqsa dalam kelompok dan mengunjungi tempat suci itu," kata Wakaf Islam seperti dikutip oleh kantor berita resmi Palestina Wafa yang disitir dari The New Arab, Rabu (12/7/2023).
Orang-orang Israel juga melakukan ritual keagamaan Yahudi, kata Wakaf, yang melanggar pengaturan status-quo lama yang mengatur kompleks Masjid al-Aqsa, yang menetepkan shalat di situs itu hanya untuk umat Islam.
Masjid al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan tempat Muslim paling suci di Palestina.
Seperti tempat suci Muslim dan Kristen lainnya di Yerusalem Timur, tempat ini sering menjadi sasaran para ekstremis Yahudi.
Banyak orang Israel radikal berusaha untuk membagi kompleks al-Aqsa dalam hal waktu dan ruang yang tersedia antara Yahudi dan Muslim atau mengganti masjid dengan kuil Yahudi.
Warga Palestina memandang Yerusalem Timur, yang dianeksasi Israel secara ilegal pada 1980 setelah merebutnya pada 1967, sebagai ibu kota negara merdeka mereka di masa depan.
Hampir seluruh masyarakat internasional menolak aneksasi dan klaim kedaulatan Israel atas Yerusalem.
Namun, otoritas dan pemukim Israel dituduh mendorong warga Palestina keluar dari kota.
(ian)