Putin Dicurigai Perintahkan Bos Wagner Bunuh Presiden Ukraina Zelensky
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin dicurigai telah memerintahkan bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Kecurigaan ini disampaikan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Dmitry Muratov, tokoh yang mengoperasikan media investigasi Novaya Gazeta.
Kecurigaannya muncul setelah Putin dan Prigozhin terungkap telah melakukan pertemuan rahasia hanya beberapa hari setelah kudeta Wagner yang gagal 24 Juni lalu.
"Saya pikir dia [Prigozhin] mungkin tidak meminta maaf [pada Putin] dengan mengatakan: 'Biarkan saya kembali'," kata Muratov, seperti dikutip The Sun, Selasa (11/7/2023).
“Tapi dia mungkin melakukan kekejaman besar untuk kepentingan Rusia," lanjut Muratov.
“Dia mungkin mencoba mengatur upaya pembunuhan terhadap Zelensky dan membawa kepala Presiden Ukraina ke Kremlin," paparnya.
"Mengapa tidak? Dia harus melakukan sesuatu yang akan menghilangkan rasa dari apa yang disebut Putin sebagai 'tikaman di belakang Rusia'," imbuh dia.
Prigozhin dimaksudkan untuk pergi ke pengasingan di Belarusia sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghentikan pemberontakan bersenjata ke Moskow—tetapi kemudian secara diam-diam disambut di Kremlin akhir bulan lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi bahwa Putin memang mengadakan pembicaraan dengan Prigozhin pada 29 Juni.
Pertemuan mendadak itu pertama kali diungkap oleh surat kabar Prancis; Liberation, mengutip sumber-sumber intelijen, dan akhirnya dikonfirmasi oleh Peskov.
Peskov mengatakan 35 orang diundang ke pertemuan puncak tiga jam, termasuk Prigozhin dan komandan lapangan senior pasukan Wagner.
Yang mengherankan, Putin dilaporkan memuji upaya Wagner di Ukraina, kurang dari seminggu setelah dia mengakui bahwa Rusia nyaris "perang saudara" ketika pemberontakan diluncurkan Wagner.
"Satu-satunya hal yang dapat kami katakan adalah bahwa presiden memberikan penilaiannya atas tindakan perusahaan [Wagner] di garis depan selama Operasi Militer Khusus dan juga memberikan penilaiannya atas peristiwa 24 Juni," kata Peskov.
Dia juga mengeklaim komandan Wagner telah menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada Putin pada pertemuan Kremlin.
"Mereka (para komandan) menekankan bahwa mereka adalah pendukung setia dan prajurit kepala negara dan panglima tertinggi. Mereka juga mengatakan bahwa mereka siap untuk terus berjuang untuk Tanah Air," papar Peskov.
Ketika melakukan pemberontakan bersenjata, Wagner berhasil merebut markas besar komando perang Rusia di Rostov-on-Don dan menembak jatuh sejumlah pesawat saat mereka berada dalam jarak 120 mil dari Moskow.
Prigozhin saat itu mengeklaim pemberontakan Wagner bukan untuk menggulingkan Putin tetapi untuk menargetkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Jenderal Valery Gerasimov, yang dia salahkan atas kegagalan di Ukraina.
Menurut laporan Liberation, Kepala Garda Nasional Jenderal Viktor Zolotov dan Kepala Badan Intelijen SVR Sergei Naryshkin menghadiri pertemuan Putin dan Prigozhin.
Tapi Jenderal Gerasimov dilaporkan dijauhkan dari pertemuan itu atau absen.
Jenderal paling senior Rusia itu sempat dikhawatirkan "menghilang" setelah kudeta singkat Wagner karena tidak terlihat di depan umum selama berminggu-minggu.
Kecurigaan ini disampaikan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Dmitry Muratov, tokoh yang mengoperasikan media investigasi Novaya Gazeta.
Kecurigaannya muncul setelah Putin dan Prigozhin terungkap telah melakukan pertemuan rahasia hanya beberapa hari setelah kudeta Wagner yang gagal 24 Juni lalu.
"Saya pikir dia [Prigozhin] mungkin tidak meminta maaf [pada Putin] dengan mengatakan: 'Biarkan saya kembali'," kata Muratov, seperti dikutip The Sun, Selasa (11/7/2023).
“Tapi dia mungkin melakukan kekejaman besar untuk kepentingan Rusia," lanjut Muratov.
“Dia mungkin mencoba mengatur upaya pembunuhan terhadap Zelensky dan membawa kepala Presiden Ukraina ke Kremlin," paparnya.
"Mengapa tidak? Dia harus melakukan sesuatu yang akan menghilangkan rasa dari apa yang disebut Putin sebagai 'tikaman di belakang Rusia'," imbuh dia.
Prigozhin dimaksudkan untuk pergi ke pengasingan di Belarusia sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghentikan pemberontakan bersenjata ke Moskow—tetapi kemudian secara diam-diam disambut di Kremlin akhir bulan lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi bahwa Putin memang mengadakan pembicaraan dengan Prigozhin pada 29 Juni.
Pertemuan mendadak itu pertama kali diungkap oleh surat kabar Prancis; Liberation, mengutip sumber-sumber intelijen, dan akhirnya dikonfirmasi oleh Peskov.
Peskov mengatakan 35 orang diundang ke pertemuan puncak tiga jam, termasuk Prigozhin dan komandan lapangan senior pasukan Wagner.
Yang mengherankan, Putin dilaporkan memuji upaya Wagner di Ukraina, kurang dari seminggu setelah dia mengakui bahwa Rusia nyaris "perang saudara" ketika pemberontakan diluncurkan Wagner.
"Satu-satunya hal yang dapat kami katakan adalah bahwa presiden memberikan penilaiannya atas tindakan perusahaan [Wagner] di garis depan selama Operasi Militer Khusus dan juga memberikan penilaiannya atas peristiwa 24 Juni," kata Peskov.
Dia juga mengeklaim komandan Wagner telah menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada Putin pada pertemuan Kremlin.
"Mereka (para komandan) menekankan bahwa mereka adalah pendukung setia dan prajurit kepala negara dan panglima tertinggi. Mereka juga mengatakan bahwa mereka siap untuk terus berjuang untuk Tanah Air," papar Peskov.
Ketika melakukan pemberontakan bersenjata, Wagner berhasil merebut markas besar komando perang Rusia di Rostov-on-Don dan menembak jatuh sejumlah pesawat saat mereka berada dalam jarak 120 mil dari Moskow.
Prigozhin saat itu mengeklaim pemberontakan Wagner bukan untuk menggulingkan Putin tetapi untuk menargetkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Jenderal Valery Gerasimov, yang dia salahkan atas kegagalan di Ukraina.
Menurut laporan Liberation, Kepala Garda Nasional Jenderal Viktor Zolotov dan Kepala Badan Intelijen SVR Sergei Naryshkin menghadiri pertemuan Putin dan Prigozhin.
Tapi Jenderal Gerasimov dilaporkan dijauhkan dari pertemuan itu atau absen.
Jenderal paling senior Rusia itu sempat dikhawatirkan "menghilang" setelah kudeta singkat Wagner karena tidak terlihat di depan umum selama berminggu-minggu.
(mas)