Hanya Selang Sehari, Rekor Hari Terpanas di Dunia Pecah

Kamis, 06 Juli 2023 - 04:39 WIB
loading...
Hanya Selang Sehari,...
Rekor hari terpanas dunia pecah dalam dua hari berturut-turut. Foto/Ilustrasi
A A A
LONDON - Rekor suhu dunia telah dipecahkan dalam dua hari berturut-turut saat para ahli mengeluarkan peringatan bahwa hari-hari terpanas tahun ini masih akan datang bersama catatan rekor.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Pusat Prediksi Lingkungan Nasional AS (NCEP), suhu udara global rata-rata adalah 17,18 derajat Celcius pada hari Selasa. Angka ini melampaui rekor 17,01 derajat Celcius yang dicapai pada hari Senin.



Hingga awal pekan ini, hari terpanas tercatat pada tahun 2016, saat peristiwa cuaca global El Nino terakhir. Ketika itu, suhu rata-rata global mencapai 16,92 derajat Celcius.

Pada hari Selasa, Organisasi Meteorologi Dunia, badan cuaca PBB, mengonfirmasi bahwa El Nino telah kembali. Para ahli memperkirakan bahwa, dikombinasikan dengan peningkatan panas dari pemanasan global antropogenik, hal itu akan menyebabkan lebih banyak suhu yang memecahkan rekor.

“El Nino belum mencapai puncaknya dan musim panas masih berlangsung di belahan bumi utara, jadi tidak mengherankan jika rekor tersebut dipecahkan lagi dalam beberapa hari atau minggu mendatang,” kata Dr Paulo Ceppi, dosen ilmu iklim di Institut Grantham, Imperial College London seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (6/7/2023).

Dr Karsten Haustein, seorang peneliti radiasi atmosfer di Universitas Leipzig, mengatakan: “Beberapa hari mendatang mungkin akan melihat sedikit penurunan, tetapi karena suhu global maksimum tahunan adalah pada akhir Juli, lebih banyak hari cenderung lebih hangat daripada kemarin (mengingat bahwa El Nino sekarang sedang dalam ayunan penuh)

“Kemungkinannya adalah bulan Juli akan menjadi bulan terhangat yang pernah ada, dan bersamaan dengan itu menjadi bulan terpanas yang pernah ada… artinya sejak Eemian, yang sesuguhnya sekitar 120.000 tahun yang lalu.”

Suhu rata-rata pemecah rekor dilaporkan oleh layanan Climate Reanalyzer yang diselenggarakan oleh Institut Perubahan Iklim Universitas Maine. Ini menggunakan data dari sistem prakiraan iklim NCEP untuk memberikan rangkaian waktu suhu udara rata-rata dua meter harian, berdasarkan pembacaan dari pengamatan permukaan, balon udara, dan satelit. The Guardian menghubungi Institut Perubahan Iklim untuk memberikan komentar.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tunjukkan Komitmen Pengembangan...
Tunjukkan Komitmen Pengembangan Energi Terbarukan, Australia Gelontorkan Rp130 Miliar ke Indonesia
Mengapa KTT Perubahan...
Mengapa KTT Perubahan Iklim Menghasilkan Ilusi dan Janji? Berikut 6 Alasannya
Conference of ISRA 2024:...
Conference of ISRA 2024: Upaya Adaptif Atasi Perubahan Iklim Global
8 Negara di Asia dengan...
8 Negara di Asia dengan Suhu Terpanas
Ketika Bayi dan Anak-anak...
Ketika Bayi dan Anak-anak di Korea Selatan Menggugat Pemerintahnya, Ada Apa Gerangan?
Tragis dan Tercerabut...
Tragis dan Tercerabut dari Akarnya, 300 Keluarga Suku Pribumi di Panama Terpaksa Dievakuasi
Tornado dan Badai Ekstrem...
Tornado dan Badai Ekstrem Lainnya Amuk Amerika Serikat, 14 Orang Tewas
UAE Bersiap Hadapi Banjir...
UAE Bersiap Hadapi Banjir Bandang dan Badai, Siagakan Status Tanggap Darurat
Jalan Raya Runtuh di...
Jalan Raya Runtuh di China, 19 Orang Tewas
Rekomendasi
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
22 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Komodo hanya...
3 Alasan Komodo hanya Dapat Ditemukan di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved