Wanita Kristen Dibunuh Pria di Pakistan, Disebut karena Agama tapi Disangkal Polisi
loading...
A
A
A
LAHORE - Seorang wanita Kristen ditemukan tewas dibunuh oleh seorang pria di Lahore, Pakistan. Komunitas Kristen menyebut korban diperkosa dan dibunuh karena menolak pindah agama, namun klaim seperti itu ditepis polisi.
Shazia Bibi dilaporkan hilang pada 6 Juni 2023 di Lahore dan ditemukan tewas beberapa hari kemudian. Demikian keterangan dalam Laporan Informasi Pertama (FIR) yang terdaftar di Kantor Polisi Punjab atas pengaduan saudara laki-laki korban.
Korban dulunya bekerja di Lahore University of Management Sciences (LUMS).
Kepolisian Punjab mengeklaim telah menangkap seorang tersangka dalam kasus pembunuhan ini. Pihak kepolisian mengatakan tersangka adalah mantan kekasih korban dan bahwa "memberi warna religius" pada pembunuhan ini tidak pantas.
"Sesuai penyelidikan awal, korban melakukan kontak dengan tersangka setelah kematian suaminya dalam kecelakaan lalu lintas," kata pihak kepolisian di Twitter, seperti dikutip AAJ English News, Selasa (4/7/2023).
“Tersangka telah mengakui perbuatannya. Menurut pernyataan pengakuan, korban mulai memeras tersangka.”
“Memberi warna religius pada motif di balik pembunuhan itu tidak tepat dan sangat bertentangan dengan fakta. Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung, kasus ini akan dibawa bersama sesuai dengan persyaratan keadilan dan hukum dan yang bersalah akan dihukum,” imbuh pihak kepolisian menanggapi ramainya komentar pengguna Twitter yang mempertanyakan sikap diam pihak berwenang dan administrasi LUMS.
Namun, komunitas Kristen setempat, termasuk Uskup Azad Marshall, mengatakan wanita itu diperkosa dan dibunuh setelah menolak pindah agama.
Uskup Marshall membenarkan bahwa tersangka utama telah ditangkap, tetapi menuntut keadilan bagi Shazia Bibl.
Dia juga mengatakan korban dibunuh karena menolak pindah agama.
“Hati kami tertuju kepada anak-anak dan anggota keluarga Shazia Bibi, yang diculik, diperkosa, dibunuh dan tubuhnya disiram asam oleh empat pria Muslim pada 6 Juni setelah dia berulang kali menolak upaya untuk secara paksa pindah agama dan menikah dengan tersangka utama,” kata Uskup Marshall, Presiden Uskup Gereja Pakistan, di Twitter.
Dia menambahkan bahwa Shazia adalah satu-satunya pencari nafkah untuk anak-anaknya setelah kematian suaminya pada tahun 2021.
"Sementara tersangka utama telah ditangkap dan juga mengaku melakukan kejahatan berdarah, upaya dilakukan untuk menekan keluarga agar berdamai dengan para pembunuh,” ujarnya.
Uskup Marshall mendesak pemerintah menjamin keamanankomunitasnya dalam menghadapi ancaman serius.
Shazia Bibi dilaporkan hilang pada 6 Juni 2023 di Lahore dan ditemukan tewas beberapa hari kemudian. Demikian keterangan dalam Laporan Informasi Pertama (FIR) yang terdaftar di Kantor Polisi Punjab atas pengaduan saudara laki-laki korban.
Korban dulunya bekerja di Lahore University of Management Sciences (LUMS).
Kepolisian Punjab mengeklaim telah menangkap seorang tersangka dalam kasus pembunuhan ini. Pihak kepolisian mengatakan tersangka adalah mantan kekasih korban dan bahwa "memberi warna religius" pada pembunuhan ini tidak pantas.
"Sesuai penyelidikan awal, korban melakukan kontak dengan tersangka setelah kematian suaminya dalam kecelakaan lalu lintas," kata pihak kepolisian di Twitter, seperti dikutip AAJ English News, Selasa (4/7/2023).
“Tersangka telah mengakui perbuatannya. Menurut pernyataan pengakuan, korban mulai memeras tersangka.”
“Memberi warna religius pada motif di balik pembunuhan itu tidak tepat dan sangat bertentangan dengan fakta. Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung, kasus ini akan dibawa bersama sesuai dengan persyaratan keadilan dan hukum dan yang bersalah akan dihukum,” imbuh pihak kepolisian menanggapi ramainya komentar pengguna Twitter yang mempertanyakan sikap diam pihak berwenang dan administrasi LUMS.
Namun, komunitas Kristen setempat, termasuk Uskup Azad Marshall, mengatakan wanita itu diperkosa dan dibunuh setelah menolak pindah agama.
Uskup Marshall membenarkan bahwa tersangka utama telah ditangkap, tetapi menuntut keadilan bagi Shazia Bibl.
Dia juga mengatakan korban dibunuh karena menolak pindah agama.
“Hati kami tertuju kepada anak-anak dan anggota keluarga Shazia Bibi, yang diculik, diperkosa, dibunuh dan tubuhnya disiram asam oleh empat pria Muslim pada 6 Juni setelah dia berulang kali menolak upaya untuk secara paksa pindah agama dan menikah dengan tersangka utama,” kata Uskup Marshall, Presiden Uskup Gereja Pakistan, di Twitter.
Dia menambahkan bahwa Shazia adalah satu-satunya pencari nafkah untuk anak-anaknya setelah kematian suaminya pada tahun 2021.
"Sementara tersangka utama telah ditangkap dan juga mengaku melakukan kejahatan berdarah, upaya dilakukan untuk menekan keluarga agar berdamai dengan para pembunuh,” ujarnya.
Uskup Marshall mendesak pemerintah menjamin keamanankomunitasnya dalam menghadapi ancaman serius.
(mas)