Profil Salwan Momika, Pria di Balik Pembakaran Al-Qur'an di Swedia yang Mengejutkan
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Sosok Salwan Momika belakangan menjadi sorotan dunia setelah melakukan aksi kontroversial dengan membakar kitab suci agama Islam, yakni Al-Qur’an di Swedia.
Aksi tak terpuji ini dilakukan Momika pada momen Iduladha 2023/1444 H yang berlangsung beberapa waktu lalu. Dia melakukan pembakaran Al-Qur’an di depan masjid yang berada di Stockholm, Swedia.
Perbuatannya ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak internasional, khususnya negara-negara Islam.
Sementara itu, Perdana Menteri Swedia Ulf Krisrtersson menyebut aksi Momika sebagai perbuatan ‘legal tetapi tidak pantas’.
Sekadar informasi, pembakaran kitab suci di Swedia ini bukanlah kali pertama. Aksi protes atau demo dengan membakar kitab suci agama seperti yang dilakukan Momika ini adalah legal, karena diizinkan oleh konstitusi setempat atas nama kebebasan berbicara.
Ketika pemberitaan terkait pembakaran Al-Qur’an kembali terjadi di Swedia, semua mata tertuju kepada pelaku aksinya. Kali ini, dia adalah seorang pria bernama Salwan Momika.
Mengutip laman Arab News, Momika diidentifikasi sebagai pengungsi asal Irak yang melarikan diri ke Swedia. Pria berusia sekitar 37 tahun ini memiliki nama lengkap Salwan Sabah Matti Momika.
Terkait motifnya melakukan pembakaran Al-Qur’an, Momika menganggap aksinya ini sebagai ‘kebebasan berekspresi’.
Dia juga membantah tujuan aksinya ini sebagai kejahatan rasial atau hasutan kepada kelompok agama tertentu.
Menjadi salah satu pengungsi dari Irak, Momika menggambarkan dirinya sebagai seorang ateis. Meski telah tinggal di Swedia, namun dia masih memiliki kewarganegaraan Irak dan hanya mendapat izin tempat selama beberapa tahun.
Aksi tak terpuji ini dilakukan Momika pada momen Iduladha 2023/1444 H yang berlangsung beberapa waktu lalu. Dia melakukan pembakaran Al-Qur’an di depan masjid yang berada di Stockholm, Swedia.
Perbuatannya ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak internasional, khususnya negara-negara Islam.
Sementara itu, Perdana Menteri Swedia Ulf Krisrtersson menyebut aksi Momika sebagai perbuatan ‘legal tetapi tidak pantas’.
Sekadar informasi, pembakaran kitab suci di Swedia ini bukanlah kali pertama. Aksi protes atau demo dengan membakar kitab suci agama seperti yang dilakukan Momika ini adalah legal, karena diizinkan oleh konstitusi setempat atas nama kebebasan berbicara.
Profil Salwan Momika
Ketika pemberitaan terkait pembakaran Al-Qur’an kembali terjadi di Swedia, semua mata tertuju kepada pelaku aksinya. Kali ini, dia adalah seorang pria bernama Salwan Momika.
Mengutip laman Arab News, Momika diidentifikasi sebagai pengungsi asal Irak yang melarikan diri ke Swedia. Pria berusia sekitar 37 tahun ini memiliki nama lengkap Salwan Sabah Matti Momika.
Terkait motifnya melakukan pembakaran Al-Qur’an, Momika menganggap aksinya ini sebagai ‘kebebasan berekspresi’.
Dia juga membantah tujuan aksinya ini sebagai kejahatan rasial atau hasutan kepada kelompok agama tertentu.
Menjadi salah satu pengungsi dari Irak, Momika menggambarkan dirinya sebagai seorang ateis. Meski telah tinggal di Swedia, namun dia masih memiliki kewarganegaraan Irak dan hanya mendapat izin tempat selama beberapa tahun.