Pertama Kalinya, Hamas Pamerkan Senjata Depan Umum
loading...
A
A
A
GAZA - Kelompok perlawanan Palestina yang menguasai Jalur Gaza , Hamas , untuk pertama kali memamerkan koleksi senjatanya di depan umum. Terang saja aksi ini menarik perhatian ratusan warga Palestina.
Mengenakan balaclava hitam dan pakaian kamuflase taktis, anggota BrigadeIzzuddin al-Qassam , sayapmiliter Hamas, berbaur dengan pria dan wanita muda dalam sebuah pameran di Lapangan Prajurit Tak Dikenal di Kota Gaza.
"Perlawanan adalah gambar dan kenangan. Ambil foto suvenir dengan banyak senjata Al-Qassam," kata kelompok itu dalam undangan di media sosial dan poster di masjid seperti dikutip dari The New Arab, Minggu (2/7/2023).
Acara tersebut adalah yang pertama di mana Hamas mengizinkan publik untuk mengambil foto senjata.
Di antara senjata Hamas yang dipamerkan di Kota Gaza pada hari Jumat adalah serangkaian rudal yang diproduksi secara lokal, drone "Shihab", peluncur granat berpeluncur roket, dan rudal "Kornet" buatan Rusia.
Pameran juga dijadwalkan berlangsung pada Sabtu di utara dan tengah Jalur Gaza, di mana orang biasanya dilarang mendekati dan memotret situs militer.
Di pintu masuk pameran Kota Gaza sebuah spanduk menyambut pengunjung, beberapa di antaranya datang bersama keluarga dan anak-anak mereka, kata seorang koresponden AFP.
Puluhan anggota Brigade al-Qassam berseragam tampak sudah siap siaga.
Seorang anak laki-laki berseragam dan mengenakan ikat kepala Brigade hijau tersenyum ke arah kamera ketika seorang pria menyangga peluncur roket di bahunya.
Yang lain memegang kendali senjata anti-pesawat saat para pemuda berpose di depan pajangan roket di tribun.
"Saya datang bersama keluarga untuk berfoto dengan senjata dan memperkuat semangat perlawanan pada anak-anak kami," kata warga Gaza Abu Mohammed Abu Shakian.
"Pameran ini mendorong dan berarti pembebasan tanah kami sudah dekat", tambah Shahadeh Dalou, yang juga datang bersama anak-anaknya.
Bassam Darwish (58) mengatakan orang ingin menunjukkan dukungan mereka untuk Brigade al-Qassam.
Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Australia, Inggris, Israel dan Uni Eropa.
“Semua senang dan bangga dengan pameran al-Qassam. Kami di sini karena kami bangga dengan perlawanannya,” ujarnya.
Sekitar 2,3 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza yang miskin yang berada di bawah blokade yang dipimpin Israel sejak Hamas merebut kekuasaan pada 2007.
Israel telah membom daerah kantong pantai itu beberapa kali sejak itu.
Kelompok HAM menggambarkan Gaza di bawah pengepungan Israel sebagai "penjara udara terbuka terbesar di dunia".
Pamerian ini mengikuti gelombang terbaru dalam kekerasan yang memburuk, yang menyebabkan 16 warga Palestina dan empat warga Israel tewas di Tepi Barat yang diduduki selama enam hari pada akhir Juni.
Pada bulan Mei, 34 warga Palestina - di antaranya enam komandan Jihad Islam - pejuang dari kelompok bersenjata Palestina lainnya, dan warga sipil termasuk anak-anak tewas dalam pemboman hebat Israel selama lima hari di jalur itu.
Seorang wanita Israel tewas akibat tembakan roket pembalasan dari wilayah yang terkepung.
Mengenakan balaclava hitam dan pakaian kamuflase taktis, anggota BrigadeIzzuddin al-Qassam , sayapmiliter Hamas, berbaur dengan pria dan wanita muda dalam sebuah pameran di Lapangan Prajurit Tak Dikenal di Kota Gaza.
"Perlawanan adalah gambar dan kenangan. Ambil foto suvenir dengan banyak senjata Al-Qassam," kata kelompok itu dalam undangan di media sosial dan poster di masjid seperti dikutip dari The New Arab, Minggu (2/7/2023).
Acara tersebut adalah yang pertama di mana Hamas mengizinkan publik untuk mengambil foto senjata.
Di antara senjata Hamas yang dipamerkan di Kota Gaza pada hari Jumat adalah serangkaian rudal yang diproduksi secara lokal, drone "Shihab", peluncur granat berpeluncur roket, dan rudal "Kornet" buatan Rusia.
Pameran juga dijadwalkan berlangsung pada Sabtu di utara dan tengah Jalur Gaza, di mana orang biasanya dilarang mendekati dan memotret situs militer.
Di pintu masuk pameran Kota Gaza sebuah spanduk menyambut pengunjung, beberapa di antaranya datang bersama keluarga dan anak-anak mereka, kata seorang koresponden AFP.
Puluhan anggota Brigade al-Qassam berseragam tampak sudah siap siaga.
Seorang anak laki-laki berseragam dan mengenakan ikat kepala Brigade hijau tersenyum ke arah kamera ketika seorang pria menyangga peluncur roket di bahunya.
Yang lain memegang kendali senjata anti-pesawat saat para pemuda berpose di depan pajangan roket di tribun.
"Saya datang bersama keluarga untuk berfoto dengan senjata dan memperkuat semangat perlawanan pada anak-anak kami," kata warga Gaza Abu Mohammed Abu Shakian.
"Pameran ini mendorong dan berarti pembebasan tanah kami sudah dekat", tambah Shahadeh Dalou, yang juga datang bersama anak-anaknya.
Bassam Darwish (58) mengatakan orang ingin menunjukkan dukungan mereka untuk Brigade al-Qassam.
Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Australia, Inggris, Israel dan Uni Eropa.
“Semua senang dan bangga dengan pameran al-Qassam. Kami di sini karena kami bangga dengan perlawanannya,” ujarnya.
Sekitar 2,3 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza yang miskin yang berada di bawah blokade yang dipimpin Israel sejak Hamas merebut kekuasaan pada 2007.
Israel telah membom daerah kantong pantai itu beberapa kali sejak itu.
Kelompok HAM menggambarkan Gaza di bawah pengepungan Israel sebagai "penjara udara terbuka terbesar di dunia".
Pamerian ini mengikuti gelombang terbaru dalam kekerasan yang memburuk, yang menyebabkan 16 warga Palestina dan empat warga Israel tewas di Tepi Barat yang diduduki selama enam hari pada akhir Juni.
Pada bulan Mei, 34 warga Palestina - di antaranya enam komandan Jihad Islam - pejuang dari kelompok bersenjata Palestina lainnya, dan warga sipil termasuk anak-anak tewas dalam pemboman hebat Israel selama lima hari di jalur itu.
Seorang wanita Israel tewas akibat tembakan roket pembalasan dari wilayah yang terkepung.
(ian)