Rusia-China Bahas Penerapan Sistem Pertahanan Antirudal
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia dan China pada Selasa (27/6/2023) mengadakan putaran konsultasi tentang pertahanan anti-rudal. Hal itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Pertukaran pandangan menyeluruh terjadi pada berbagai aspek masalah ini, termasuk dimensi global dan regionalnya," kata kementerian itu dalam pernyataan di situsnya, seperti dikutip dari Reuters.
"Niat itu ditegaskan kembali untuk mengadakan konsultasi seperti itu secara teratur di masa depan," lanjut pernyataan itu.
Sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", Rusia semakin mendekati China untuk mendapatkan dukungan perdagangan dan diplomatik.
China tidak mengutuk invasi tersebut, dan Washington serta sekutu Barat lainnya mengatakan awal tahun ini bahwa China sedang mempertimbangkan untuk menyediakan senjata ke Rusia, sesuatu yang dibantah oleh Beijing.
Sementera itu, Duta Besar Rusia untuk China Igor Morgulov mengatakan, Rusia dan China mampu menggagalkan rencana berbahaya Barat dan NATO, yang mencoba mengganggu kesatuan ruang Eurasia.
“Aliansi Atlantik Utara yang digerakkan oleh Washington sedang mencoba untuk memberikan ruang lingkup global untuk kegiatannya. Ia berusaha untuk menembus ke kawasan Asia-Pasifik dan mencoba membagi ruang Eurasia menjadi jaringan klub eksklusif dan blok militer,” katanya.
"Ini adalah rencana yang sangat berbahaya. Tetapi saya yakin bahwa Rusia dan China mampu menggagalkan rencana berbahaya ini melalui upaya bersama," lanjutnya.
"Pertukaran pandangan menyeluruh terjadi pada berbagai aspek masalah ini, termasuk dimensi global dan regionalnya," kata kementerian itu dalam pernyataan di situsnya, seperti dikutip dari Reuters.
"Niat itu ditegaskan kembali untuk mengadakan konsultasi seperti itu secara teratur di masa depan," lanjut pernyataan itu.
Sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", Rusia semakin mendekati China untuk mendapatkan dukungan perdagangan dan diplomatik.
China tidak mengutuk invasi tersebut, dan Washington serta sekutu Barat lainnya mengatakan awal tahun ini bahwa China sedang mempertimbangkan untuk menyediakan senjata ke Rusia, sesuatu yang dibantah oleh Beijing.
Sementera itu, Duta Besar Rusia untuk China Igor Morgulov mengatakan, Rusia dan China mampu menggagalkan rencana berbahaya Barat dan NATO, yang mencoba mengganggu kesatuan ruang Eurasia.
“Aliansi Atlantik Utara yang digerakkan oleh Washington sedang mencoba untuk memberikan ruang lingkup global untuk kegiatannya. Ia berusaha untuk menembus ke kawasan Asia-Pasifik dan mencoba membagi ruang Eurasia menjadi jaringan klub eksklusif dan blok militer,” katanya.
"Ini adalah rencana yang sangat berbahaya. Tetapi saya yakin bahwa Rusia dan China mampu menggagalkan rencana berbahaya ini melalui upaya bersama," lanjutnya.
(esn)