Kapal Selam Kaum Miliarder Diliput Besar-besaran, Tragedi Kapal 750 Pengungsi Diabaikan...

Jum'at, 23 Juni 2023 - 10:58 WIB
loading...
Kapal Selam Kaum Miliarder Diliput Besar-besaran, Tragedi Kapal 750 Pengungsi Diabaikan...
Publik dunia protes atas respons terhadap tragedi kapal dengan 750 pengungsi di lepas pantai Yunani kalah heboh dengan respons terhadap tragedi kapal selam wisata Titanic. Foto/Twitter @frpaddybyrne
A A A
JAKARTA - Pemberitaan besar-besaran soal insiden kapal selam Titan yang diawaki para miliarder saat menjelajahi bangkai kapal Titanic dikritik para pengguna media sosial.

Mereka menganggap media, khususnya media Barat, tidak adil karena terkesan mengabaikan tragedi karamnya kapal pengungsi di lepas pantai Yunani yang menewaskan hampir 600 migran.

Kapal selam Titan yang hilang sejak Minggu dinyatakan telah meledak dahsyat. Lima awaknya, termasuk dua miliarder, dinyatakan tewas.

Pengguna Twitter menyandingkan gambar viral kapal pukat yang membawa lebih dari 700 pengungsi yang tenggelam di lepas pantai Yunani minggu lalu dengan gambar kapal selam Titan yang hilang, menyoroti liputan media yang "bias" dan perbedaan dalam tanggap darurat dalam kedua kasus tersebut.



Upaya pencarian dan penyelamatan besar sedang dilakukan untuk kapal selam yang hilang di dekat bangkai kapal Titanic dengan liputan media yang mendetail tentang acara tersebut.

Beberapa pengguna Twitter merasa frustrasi dengan perbedaan tanggapan atas dua peristiwa tersebut.

Pencarian kapal selam Titan di Atlantik utara dengan cepat menjadi respons multinasional--termasuk pesawat militer AS dan Kanada, kapal Coast Guard, dan robot teleguided.

Sementara intensitas serupa hilang dari tanggap darurat ketika ratusan pengungsi, yang melarikan diri dari perang dan kelaparan, tenggelam di Laut Mediterania.

"Saya sangat berharap 5 orang yang mencoba untuk melihat bangkai kapal Titanic diselamatkan. Saya juga bertanya-tanya apa yang terjadi dengan 500 orang pencari suaka yang masih hilang dari kapal yang dibiarkan tenggelam di Yunani," tulis Alan Lester, seorang profesor di University of Sussex dan La Trobe University, di Twitter, yang dikutip Jumat (23/6/2023).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1661 seconds (0.1#10.140)