10 Negara Mayoritas Muslim yang Mengajukan Diri Bergabung BRICS
loading...
A
A
A
RIYADH - BRICS, kelompok kerja sama multilateral yang beranggotakan China, India, Rusia, Afrika Selatan dan Brasil, sedang naik daun. Itu dikarenakan menguatnya posisi geopolitik China dan Rusia.
Apalagi, dunia juga sedang marah dan bosan dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang terlalu arogan dalam mendominasi panggung politik dan ekonomi global.
Duta Besar China untuk Rusia Zhang Hanhui mengungkapkan 13 negara menunjukkan minat pada BRICS. Mereka telah mengajukan ide-ide yang menjanjikan dan strategis untuk pengembangan kelompok tersebut di masa depan
“Tidak hanya para pemimpin dari lima (negara) BRICS yang ambil bagian dalam tiga acara BRICS+, tetapi juga para pemimpin dari 13 negara berkembang lainnya," kata Zhang dilansir TASS.
BRICS menawarkan berbagai isu-isu seperti peningkatan mekanisme BRICS, tata kelola global, perjuangan bersama melawan pandemi dan pemulihan ekonomi, para peserta mencapai beberapa hasil kelembagaan yang inovatif dan penting dan mengedepankan ide-ide yang menjanjikan dan strategis untuk mengatasi tantangan mendesak yang dihadapi umat manusia dan pengembangan BRICS di masa depan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengungkapkan sekitar 20 negara ingin bergabung dengan blok ekonomi BRICS. Dia menambahkan, meningkatnya jumlah negara yang mencari kerja sama dengan BRICS, akronim untuk anggota saat ini Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, menunjukkan pentingnya format kerja sama multilateral tersebut di arena global.
"Kita mendesak peserta BRICS lainnya untuk terbuka saat memutuskan untuk mengambil anggota baru, mencatat bahwa Rusia menyukai gagasan untuk mengambil negara-negara Arab dan Asia-Pasifik karena blok ekonomi kurang perwakilan mereka," katanya.
Foto/Reuters
Pada 7 November 2022, Aljazair mengumumkan telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS. Tawaran Aljazair segera disambut oleh dua raksasa blok itu, Rusia dan China.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan kembali dukungan negaranya untuk pencalonan Aljazair, menyatakan bahwa “dengan kualifikasinya, Aljazair adalah pesaing utama” untuk bergabung dengan BRICS.
Apalagi, dunia juga sedang marah dan bosan dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang terlalu arogan dalam mendominasi panggung politik dan ekonomi global.
Duta Besar China untuk Rusia Zhang Hanhui mengungkapkan 13 negara menunjukkan minat pada BRICS. Mereka telah mengajukan ide-ide yang menjanjikan dan strategis untuk pengembangan kelompok tersebut di masa depan
“Tidak hanya para pemimpin dari lima (negara) BRICS yang ambil bagian dalam tiga acara BRICS+, tetapi juga para pemimpin dari 13 negara berkembang lainnya," kata Zhang dilansir TASS.
BRICS menawarkan berbagai isu-isu seperti peningkatan mekanisme BRICS, tata kelola global, perjuangan bersama melawan pandemi dan pemulihan ekonomi, para peserta mencapai beberapa hasil kelembagaan yang inovatif dan penting dan mengedepankan ide-ide yang menjanjikan dan strategis untuk mengatasi tantangan mendesak yang dihadapi umat manusia dan pengembangan BRICS di masa depan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengungkapkan sekitar 20 negara ingin bergabung dengan blok ekonomi BRICS. Dia menambahkan, meningkatnya jumlah negara yang mencari kerja sama dengan BRICS, akronim untuk anggota saat ini Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, menunjukkan pentingnya format kerja sama multilateral tersebut di arena global.
"Kita mendesak peserta BRICS lainnya untuk terbuka saat memutuskan untuk mengambil anggota baru, mencatat bahwa Rusia menyukai gagasan untuk mengambil negara-negara Arab dan Asia-Pasifik karena blok ekonomi kurang perwakilan mereka," katanya.
Berikut adalah 10 negara mayoritas Muslim yang mengajukan diri bergabung dengan BRICS.
1. Aljazair
Foto/Reuters
Pada 7 November 2022, Aljazair mengumumkan telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS. Tawaran Aljazair segera disambut oleh dua raksasa blok itu, Rusia dan China.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan kembali dukungan negaranya untuk pencalonan Aljazair, menyatakan bahwa “dengan kualifikasinya, Aljazair adalah pesaing utama” untuk bergabung dengan BRICS.