NATO Desak Anggotanya Kurangi Ketergantungan Impor dari China
loading...
A
A
A
MOSKOW - Negara-negara anggota NATO harus mengurangi ketergantungan mereka pada impor China dan menahan diri dari mengekspor teknologi canggih ke China. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Selasa (20/6/2023).
"Kita harus mengakhiri ketergantungan kita pada rezim otoriter," kata Stoltenberg pada Hari Industri, yang diselenggarakan oleh Federasi Industri Jerman, seperti dikutip dari TASS.
"Kita tidak boleh bergantung sepenuhnya pada China untuk bahan baku dan produk penting. Kita tidak boleh mengekspor teknologi yang dapat digunakan untuk melawan kita, atau kehilangan kendali atas infrastruktur penting, seperti jaringan 5G," tambahnya.
Stoltenberg menetapkan, bahwa NATO "akan terus berdagang dan terlibat dengan China." “Tetapi pada saat yang sama, kita harus menghindari ketergantungan yang membuat kita rentan,” katanya.
Kepala NATO meminta negara-negara anggota dan perusahaan swasta untuk bekerja sama untuk mengurangi ketergantungan pada China. NATO dan China memang memiliki hubungan yang tidak harmonis.
Menurut China, sebagian besar negara Asia menentang ekspansi NATO ke timur di Indo-Pasifik dan pembentukan replika militer aliansi di kawasan tersebut, karena hal itu memicu konfrontasi blok. Peringatan itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
“Asia terletak di luar jangkauan geografis Atlantik Utara dan tidak membutuhkan replika NATO. Namun, kami telah melihat NATO bertekad untuk pergi ke timur ke wilayah ini, mencampuri urusan regional dan menghasut konfrontasi blok. Sikap dari mayoritas negara di kawasan itu sangat jelas. Mereka menentang munculnya blok militer di kawasan itu. Mereka tidak menyambut penjangkauan NATO di Asia," tegas Wang.
"Kita harus mengakhiri ketergantungan kita pada rezim otoriter," kata Stoltenberg pada Hari Industri, yang diselenggarakan oleh Federasi Industri Jerman, seperti dikutip dari TASS.
"Kita tidak boleh bergantung sepenuhnya pada China untuk bahan baku dan produk penting. Kita tidak boleh mengekspor teknologi yang dapat digunakan untuk melawan kita, atau kehilangan kendali atas infrastruktur penting, seperti jaringan 5G," tambahnya.
Stoltenberg menetapkan, bahwa NATO "akan terus berdagang dan terlibat dengan China." “Tetapi pada saat yang sama, kita harus menghindari ketergantungan yang membuat kita rentan,” katanya.
Kepala NATO meminta negara-negara anggota dan perusahaan swasta untuk bekerja sama untuk mengurangi ketergantungan pada China. NATO dan China memang memiliki hubungan yang tidak harmonis.
Menurut China, sebagian besar negara Asia menentang ekspansi NATO ke timur di Indo-Pasifik dan pembentukan replika militer aliansi di kawasan tersebut, karena hal itu memicu konfrontasi blok. Peringatan itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
“Asia terletak di luar jangkauan geografis Atlantik Utara dan tidak membutuhkan replika NATO. Namun, kami telah melihat NATO bertekad untuk pergi ke timur ke wilayah ini, mencampuri urusan regional dan menghasut konfrontasi blok. Sikap dari mayoritas negara di kawasan itu sangat jelas. Mereka menentang munculnya blok militer di kawasan itu. Mereka tidak menyambut penjangkauan NATO di Asia," tegas Wang.
(esn)