Terungkap, Putin Berupaya Habisi Pembelot Rusia di Amerika Serikat

Rabu, 21 Juni 2023 - 02:07 WIB
loading...
Terungkap, Putin Berupaya...
Presiden Vladimir Putin disebut berupaya membunuh pembelot Rusia di Amerika Serikat dalam operasi klandestein. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengejar musuh di luar negeri, para agen intelijennya sekarang tampak siap untuk melewati batas yang sebelumnya mereka hindari: mencoba membunuh seorang informan berharga bagi pemerintah Amerika Serikat (AS) di tanah Amerika.

Operasi klandestin, yang berusaha melenyapkan seorang informan CIA di Miami yang pernah menjadi pejabat tinggi intelijen Rusia lebih dari satu dekade sebelumnya, merupakan ekspansi yang "kurang ajar" dari kampanye pembunuhan yang ditargetkan oleh Putin.

Itu juga menandakan titik rendah yang berbahaya bahkan di antara badan intelijen yang telah lama memiliki sejarah yang tegang.

“Garis merah sudah lama hilang untuk Putin,” kata Marc Polymeropoulos, mantan perwira CIA yang mengawasi operasi di Eropa dan Rusia, seperti dikutip dari The New York Times, Rabu (21/6/2023). "Dia ingin semua orang ini mati."



Upaya pembunuhan itu gagal, tetapi akibatnya sebagian berubah menjadi balas dendam "tit-for-tat" oleh Amerika Serikat dan Rusia. Demikian diungkap tiga mantan pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas aspek-aspek plot yang dimaksudkan untuk dirahasiakan.

Konsekuensi sanksi dan pengusiran, termasuk pejabat tinggi intelijen di Moskow dan Washington, menyusul.

Target yang ingin dibunuh adalah Aleksandr Poteyev, mantan perwira intelijen Rusia yang mengungkapkan informasi yang mengarah pada penyelidikan FBI selama bertahun-tahun yang pada tahun 2010 menjerat 11 mata-mata yang tinggal di bawah perlindungan yang dalam di pinggiran kota dan kota-kota di sepanjang Pantai Timur AS.

Ke-11 mata-mata itu menggunakan nama palsu dan melakukan pekerjaan biasa sebagai bagian dari upaya ambisius SVR, badan intelijen asing Rusia, untuk mengumpulkan informasi dan merekrut lebih banyak agen.

Sesuai dengan upaya administrasi Barack Obama—presiden AS saat itu—untuk mengatur ulang hubungan, sebuah kesepakatan dicapai untuk meredakan ketegangan: sepuluh dari 11 mata-mata ditangkap dan diusir ke Rusia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)