Perang Ukraina Bakal Jadi Pertempuran Depleted Uranium AS-Inggris vs Rusia
loading...
A
A
A
Pada bulan Maret 2023, Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi akan memberi Ukraina amunisi penembus lapis baja yang mengandung DU, yang pada dasarnya dikembangkan oleh AS selama Perang Dingin untuk menghancurkan tank Soviet dan dapat ditembakkan oleh tank Challenger-2 Inggris.
Namun, pengumuman itu memicu pembalasan sengit dari Kremlin.
Menyusul pengumuman bahwa amunisi DU dapat segera digunakan Ukraina untuk melawan pasukan dan tank Rusia, Moskow mengancam akan meningkatkan serangan terhadap Ukraina.
Setelah keputusan AS baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow juga akan menggunakan senjata DU jika diperlukan.
“Kami memiliki banyak amunisi seperti itu, dengan DU, dan jika mereka [Angkatan Bersenjata Ukraina] menggunakannya, kami juga berhak menggunakan amunisi yang sama,” kata Putin.
Namun, ini bisa mendatangkan malapetaka karena sifat berbahaya dari amunisi DU.
Depleted uranium adalah produk sampingan dari proses pengayaan uranium, yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir.
Pengumuman AS dan Rusia telah memicu diskusi intens di kalangan militer dan pengamat kebijakan yang sebagian besar mengecam langkah tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh spesialis nuklir dan peneliti kebijakan Edward Geist dari RAND Corporation, sebagaimana dikutip EurAsian Times, Kamis (15/6/2023), amunisi semacam itu memiliki karakteristik radioaktif tertentu tetapi tidak cukup untuk menghasilkan reaksi nuklir seperti senjata nuklir.
Meskipun demikian, DU sangat padat, lebih dari timbal, membuatnya sangat diinginkan sebagai proyektil meskipun jauh lebih lemah daripada uranium yang diperkaya dan tidak mampu memicu reaksi nuklir.
Namun, pengumuman itu memicu pembalasan sengit dari Kremlin.
Menyusul pengumuman bahwa amunisi DU dapat segera digunakan Ukraina untuk melawan pasukan dan tank Rusia, Moskow mengancam akan meningkatkan serangan terhadap Ukraina.
Setelah keputusan AS baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow juga akan menggunakan senjata DU jika diperlukan.
“Kami memiliki banyak amunisi seperti itu, dengan DU, dan jika mereka [Angkatan Bersenjata Ukraina] menggunakannya, kami juga berhak menggunakan amunisi yang sama,” kata Putin.
Namun, ini bisa mendatangkan malapetaka karena sifat berbahaya dari amunisi DU.
Depleted uranium adalah produk sampingan dari proses pengayaan uranium, yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir.
Pengumuman AS dan Rusia telah memicu diskusi intens di kalangan militer dan pengamat kebijakan yang sebagian besar mengecam langkah tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh spesialis nuklir dan peneliti kebijakan Edward Geist dari RAND Corporation, sebagaimana dikutip EurAsian Times, Kamis (15/6/2023), amunisi semacam itu memiliki karakteristik radioaktif tertentu tetapi tidak cukup untuk menghasilkan reaksi nuklir seperti senjata nuklir.
Meskipun demikian, DU sangat padat, lebih dari timbal, membuatnya sangat diinginkan sebagai proyektil meskipun jauh lebih lemah daripada uranium yang diperkaya dan tidak mampu memicu reaksi nuklir.