Dituding Rekrut Pilot Barat, AS Sanksi Sekolah Penerbangan Terkait China di Afrika Selatan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memasukkan sekolah penerbangan Afrika Selatan ke dalam daftar hitam karena dituduh memfasilitasi pelatihan pilot Angkatan Udara China oleh pensiunan penerbang militer Barat.
Test Flying Academy of South Africa (TFASA) ditambahkan ke daftar entitas yang terkena sanksi yang dikurasi Biro Industri dan Keamanan (BIS) Departemen Perdagangan AS.
Biro menunjuk lebih dari 40 entitas baru pada Senin (12/6/2023), kebanyakan dari China, sebagai "bertindak bertentangan dengan keamanan nasional atau kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat."
Beberapa fasilitas penelitian yang berbasis di China juga ditambahkan ke dalam daftar itu. Menurut BIS, entitas yang terkena sanksi telah menggunakan perangkat lunak Barat untuk mengembangkan senjata hipersonik dan rudal udara-ke-udara.
“Sangat penting bagi kami untuk mencegah China memperoleh teknologi dan pengetahuan AS untuk memungkinkan program modernisasi militer mereka,” ujar Asisten Menteri Penegakan Ekspor Matthew Axelrod.
Langkah itu dilakukan setelah beberapa pemerintah Barat dikejutkan laporan media bahwa Beijing diam-diam telah merekrut pilot asing untuk melatih para penerbangnya.
Australia meluncurkan penyelidikan atas masalah ini tahun lalu, sementara Angkatan Udara Kerajaan Inggris berjanji mengubah peraturan untuk mencegah mantan pilot melatih rekan mereka dari negara lain tanpa persetujuan pemerintah.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan dia telah memperingatkan rekannya dari China, Jenderal Li Shangfu, bahwa perekrutan mantan pilot Bundeswehr tidak dapat diterima.
Beijing membantah mengetahui program pelatihan yang melibatkan mantan pilot asing. Dalam pernyataan pada Senin, Kementerian Perdagangan China mengutuk sanksi AS karena kurang "dasar faktual dan proses hukum".
“China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan dan individu China," tegas seorang juru bicara Kementerian Perdagangan China.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
Test Flying Academy of South Africa (TFASA) ditambahkan ke daftar entitas yang terkena sanksi yang dikurasi Biro Industri dan Keamanan (BIS) Departemen Perdagangan AS.
Biro menunjuk lebih dari 40 entitas baru pada Senin (12/6/2023), kebanyakan dari China, sebagai "bertindak bertentangan dengan keamanan nasional atau kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat."
Beberapa fasilitas penelitian yang berbasis di China juga ditambahkan ke dalam daftar itu. Menurut BIS, entitas yang terkena sanksi telah menggunakan perangkat lunak Barat untuk mengembangkan senjata hipersonik dan rudal udara-ke-udara.
“Sangat penting bagi kami untuk mencegah China memperoleh teknologi dan pengetahuan AS untuk memungkinkan program modernisasi militer mereka,” ujar Asisten Menteri Penegakan Ekspor Matthew Axelrod.
Langkah itu dilakukan setelah beberapa pemerintah Barat dikejutkan laporan media bahwa Beijing diam-diam telah merekrut pilot asing untuk melatih para penerbangnya.
Australia meluncurkan penyelidikan atas masalah ini tahun lalu, sementara Angkatan Udara Kerajaan Inggris berjanji mengubah peraturan untuk mencegah mantan pilot melatih rekan mereka dari negara lain tanpa persetujuan pemerintah.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan dia telah memperingatkan rekannya dari China, Jenderal Li Shangfu, bahwa perekrutan mantan pilot Bundeswehr tidak dapat diterima.
Beijing membantah mengetahui program pelatihan yang melibatkan mantan pilot asing. Dalam pernyataan pada Senin, Kementerian Perdagangan China mengutuk sanksi AS karena kurang "dasar faktual dan proses hukum".
“China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan dan individu China," tegas seorang juru bicara Kementerian Perdagangan China.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
(sya)