5 Fakta Perang Yom Kippur, saat Israel Hancurkan Pasukan Mesir dalam Sekejap

Kamis, 08 Juni 2023 - 14:55 WIB
loading...
5 Fakta Perang Yom Kippur,...
Perang Yom Kippur tahun 1973, di mana Israel menghancurkan pasukan Mesir dalam sekejap. Foto/Times of Israel
A A A
JAKARTA - Perang Yom Kipur atau yang disebut juga Perang Arab-Israel Keempat menjadi pertempuran paling bersejarah baik di kubu Mesir maupun Israel.

Perang yang terjadi pada 6 Oktober 1973 itu diprakarsai oleh Mesir dan Suriah yang menyerang Israel demi merebut wilayah yang sebelumnya diambil kubu Zionis.

Sayangnya usaha Mesir dan Suriah harus berakhir dengan kegagalan usai militer Israel berhasil melawan balik dan mampu meraih kemenangan dalam waktu sekejap.



5 Fakta Perang Yom Kippur


Berikut ini beberapa fakta menarik tentang Perang Yom Kippur. Mulai dari penyebab perang hingga dampak dari pertempuran tersebut untuk kedua belah kubu.


1. Penyebab Perang Yom Kippur


Peperangan bermula ketika Anwar Sadat, yang menjadi Presiden Mesir periode 1969-1970, membuat tawaran untuk perjanjian damai dan meminta Israel mengembalikan wilayah yang telah direbut pada perang sebelumnya.

Israel yang menolak perjanjian tersebut membuat Anwar Sadat memilih jalan untuk memeranginya di tahun 1970.


2. Perang Terjadi pada Hari Suci Yom Kippur dan Bulan Ramadhan

Dilansir dari Britannica, perang yang terjadi pada 6 Oktober itu bertepatan dengan hari suci Yahudi; Yom Kippur. Pada hari itu juga bertepatan di bulan suci Ramadhan.

Pada saat militer Israel melemah karena kebanyakan dari mereka tengah merayakan hari suci Yom Kippur, Mesir dan Suriah mulai menyerang dan membuat pasukan Israel terpukul mundur.

Pasukan Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez, sedangkan pasukan Suriah mampu menerobos ke Dataran Tinggi Golan.

3. Ada Campur Tangan Amerika dan Uni Soviet


Intensitas serangan Mesir dan Suriah, tidak seperti situasi pada perang sebelumnya tahun 1967. Pasukan mereka dengan cepat mampu menghabiskan persediaan cadangan amunisi Israel.

Hal tersebut disebabkan oleh Uni Soviet yang memasok persenjataan kepada Mesir. Melihat kondisi ini, Perdana Menteri Israel saat itu, Golda Meir, meminta bantuan Amerika Serikat (AS).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1288 seconds (0.1#10.140)