5 Fakta Perang Yom Kippur, saat Israel Hancurkan Pasukan Mesir dalam Sekejap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perang Yom Kipur atau yang disebut juga Perang Arab-Israel Keempat menjadi pertempuran paling bersejarah baik di kubu Mesir maupun Israel.
Perang yang terjadi pada 6 Oktober 1973 itu diprakarsai oleh Mesir dan Suriah yang menyerang Israel demi merebut wilayah yang sebelumnya diambil kubu Zionis.
Sayangnya usaha Mesir dan Suriah harus berakhir dengan kegagalan usai militer Israel berhasil melawan balik dan mampu meraih kemenangan dalam waktu sekejap.
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang Perang Yom Kippur. Mulai dari penyebab perang hingga dampak dari pertempuran tersebut untuk kedua belah kubu.
Peperangan bermula ketika Anwar Sadat, yang menjadi Presiden Mesir periode 1969-1970, membuat tawaran untuk perjanjian damai dan meminta Israel mengembalikan wilayah yang telah direbut pada perang sebelumnya.
Israel yang menolak perjanjian tersebut membuat Anwar Sadat memilih jalan untuk memeranginya di tahun 1970.
Dilansir dari Britannica, perang yang terjadi pada 6 Oktober itu bertepatan dengan hari suci Yahudi; Yom Kippur. Pada hari itu juga bertepatan di bulan suci Ramadhan.
Pada saat militer Israel melemah karena kebanyakan dari mereka tengah merayakan hari suci Yom Kippur, Mesir dan Suriah mulai menyerang dan membuat pasukan Israel terpukul mundur.
Pasukan Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez, sedangkan pasukan Suriah mampu menerobos ke Dataran Tinggi Golan.
Intensitas serangan Mesir dan Suriah, tidak seperti situasi pada perang sebelumnya tahun 1967. Pasukan mereka dengan cepat mampu menghabiskan persediaan cadangan amunisi Israel.
Hal tersebut disebabkan oleh Uni Soviet yang memasok persenjataan kepada Mesir. Melihat kondisi ini, Perdana Menteri Israel saat itu, Golda Meir, meminta bantuan Amerika Serikat (AS).
Keengganan Amerika Serikat untuk membantu Israel berubah dengan cepat ketika mengetahui bahwa Uni Soviet berada di balik suksesnya serangan Mesir.
Presiden AS saat itu, Richard Nixon, membalas dengan membangun jalur pasokan darurat ke Israel. Akibatnya negara-negara Arab mulai memberlakukan embargo minyak yang mahal bagi AS.
Dengan bantuan AS, Israel berhasil membalikkan keadaan dengan melumpuhkan sebagian pertahanan udara Mesir. Membuat pasukan Yahudi yang dipimpin oleh Jenderal Ariel Sharon berhasil untuk mengepung Angkatan Darat Ketiga Mesir.
Selain itu, pasukan Israel yang sudah semakin kuat juga mampu memukul mundur Suriah dan maju ke tepi dataran tinggi Golan. Sejak serangan awal Mesir dan Suriah, hingga kemenangan Israel, peperangan ini hanya memakan waktu enam hari saja.
Meski mengalami kemenangan namun Israel justru mengalami kerugian besar dengan lebih dari 2.800 korban tewas. Sedangkan dari kubu Mesir dan Suriah korban tewas sekitar 1.300 orang.
Menurut History, walaupun Mesir kembali mengalami kekalahan, hal ini justru meningkatkan prestise Sadat di Timur Tengah dan memberinya kesempatan untuk kembali membuat perjanjian perdamaian.
Sampai pada tahun 1974, akhirnya perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir dibentuk. Membuat sebagian wilayah Sinai yang sebelumnya dikuasai Zionis dikembalikan pada Mesir.
Namun bagi Suriah, Perang Yom Kippur adalah bencana. Karena setelah mengalami kekalahan, Israel justru berhasil memperluas wilayahnya di Dataran Tinggi Golan.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Perang yang terjadi pada 6 Oktober 1973 itu diprakarsai oleh Mesir dan Suriah yang menyerang Israel demi merebut wilayah yang sebelumnya diambil kubu Zionis.
Sayangnya usaha Mesir dan Suriah harus berakhir dengan kegagalan usai militer Israel berhasil melawan balik dan mampu meraih kemenangan dalam waktu sekejap.
5 Fakta Perang Yom Kippur
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang Perang Yom Kippur. Mulai dari penyebab perang hingga dampak dari pertempuran tersebut untuk kedua belah kubu.
1. Penyebab Perang Yom Kippur
Peperangan bermula ketika Anwar Sadat, yang menjadi Presiden Mesir periode 1969-1970, membuat tawaran untuk perjanjian damai dan meminta Israel mengembalikan wilayah yang telah direbut pada perang sebelumnya.
Israel yang menolak perjanjian tersebut membuat Anwar Sadat memilih jalan untuk memeranginya di tahun 1970.
2. Perang Terjadi pada Hari Suci Yom Kippur dan Bulan Ramadhan
Dilansir dari Britannica, perang yang terjadi pada 6 Oktober itu bertepatan dengan hari suci Yahudi; Yom Kippur. Pada hari itu juga bertepatan di bulan suci Ramadhan.Pada saat militer Israel melemah karena kebanyakan dari mereka tengah merayakan hari suci Yom Kippur, Mesir dan Suriah mulai menyerang dan membuat pasukan Israel terpukul mundur.
Pasukan Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez, sedangkan pasukan Suriah mampu menerobos ke Dataran Tinggi Golan.
3. Ada Campur Tangan Amerika dan Uni Soviet
Intensitas serangan Mesir dan Suriah, tidak seperti situasi pada perang sebelumnya tahun 1967. Pasukan mereka dengan cepat mampu menghabiskan persediaan cadangan amunisi Israel.
Hal tersebut disebabkan oleh Uni Soviet yang memasok persenjataan kepada Mesir. Melihat kondisi ini, Perdana Menteri Israel saat itu, Golda Meir, meminta bantuan Amerika Serikat (AS).
Keengganan Amerika Serikat untuk membantu Israel berubah dengan cepat ketika mengetahui bahwa Uni Soviet berada di balik suksesnya serangan Mesir.
Presiden AS saat itu, Richard Nixon, membalas dengan membangun jalur pasokan darurat ke Israel. Akibatnya negara-negara Arab mulai memberlakukan embargo minyak yang mahal bagi AS.
4. Israel Berhasil Menang dalam Waktu 6 Hari
Dengan bantuan AS, Israel berhasil membalikkan keadaan dengan melumpuhkan sebagian pertahanan udara Mesir. Membuat pasukan Yahudi yang dipimpin oleh Jenderal Ariel Sharon berhasil untuk mengepung Angkatan Darat Ketiga Mesir.
Selain itu, pasukan Israel yang sudah semakin kuat juga mampu memukul mundur Suriah dan maju ke tepi dataran tinggi Golan. Sejak serangan awal Mesir dan Suriah, hingga kemenangan Israel, peperangan ini hanya memakan waktu enam hari saja.
5. Dampak Perang Yom Kippur
Meski mengalami kemenangan namun Israel justru mengalami kerugian besar dengan lebih dari 2.800 korban tewas. Sedangkan dari kubu Mesir dan Suriah korban tewas sekitar 1.300 orang.
Menurut History, walaupun Mesir kembali mengalami kekalahan, hal ini justru meningkatkan prestise Sadat di Timur Tengah dan memberinya kesempatan untuk kembali membuat perjanjian perdamaian.
Sampai pada tahun 1974, akhirnya perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir dibentuk. Membuat sebagian wilayah Sinai yang sebelumnya dikuasai Zionis dikembalikan pada Mesir.
Namun bagi Suriah, Perang Yom Kippur adalah bencana. Karena setelah mengalami kekalahan, Israel justru berhasil memperluas wilayahnya di Dataran Tinggi Golan.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(mas)