Media AS: CIA Kantongi Rencana Ukraina Serang Pipa Nord Stream

Kamis, 08 Juni 2023 - 00:44 WIB
loading...
A A A
Intelijen Eropa memperjelas bahwa calon penyerang bukanlah agen nakal. Semua yang terlibat melapor langsung kepada Jenderal Valery Zaluzhny, perwira militer tertinggi Ukraina, yang ditugaskan agar presiden negara itu, Volodymyr Zelensky, tidak mengetahui tentang operasi tersebut, kata laporan intelijen tersebut.

Misalnya, sumber Ukraina yang memberi tahu dinas intelijen Eropa mengatakan bahwa enam anggota pasukan operasi khusus Ukraina menggunakan identitas palsu menyewa perahu dan, menggunakan kendaraan selam menyelam ke dasar Laut Baltik dan kemudian merusak atau menghancurkan pipa dan melarikan diri tanpa terdeteksi.

Penyelidik Jerman sekarang percaya bahwa enam orang yang menggunakan paspor palsu menyewa kapal layar pada bulan September, berangkat dari Jerman dan menanam bahan peledak yang memutuskan jaringan pipa, menurut pejabat yang mengetahui penyelidikan tersebut.

Mereka percaya para operator adalah penyelam yang terampil, mengingat bahan peledak ditanam pada kedalaman sekitar 240 kaki.



"Penyidik telah mencocokkan residu bahan peledak yang ditemukan di pipa dengan jejak yang ditemukan di dalam kabin kapal pesiar, yang disebut Andromeda. Dan mereka telah menghubungkan individu Ukraina dengan penyewaan kapal melalui perusahaan depan yang jelas di Polandia. Penyelidik juga menduga bahwa setidaknya satu orang yang bertugas di militer Ukraina terlibat dalam operasi sabotase," tulis Washington Post.

Pejabat Ukraina, yang sebelumnya membantah negaranya terlibat dalam serangan Nord Stream, tidak menanggapi permintaan komentar.

Gedung Putih menolak mengomentari serangkaian pertanyaan rinci tentang laporan Eropa dan dugaan plot militer Ukraina, termasuk apakah pejabat AS mencoba menghentikan misi tersebut.

CIA juga menolak berkomentar terkait laporan ini.

Pada 26 September, tiga ledakan bawah air menyebabkan kebocoran besar pada pipa Nord Stream 1 dan 2, hanya menyisakan satu dari empat sambungan gas dalam jaringan yang utuh. Negara-negara Barat menuding Rusia berada di balik ledakan itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1706 seconds (0.1#10.140)