Profil Kosta Kecmanovic, Pelaku Penembakan Anak Sekolah dan Guru di Serbia
loading...
A
A
A
BEOGRAD - Sosok Kosta Kecmanovic merupakan seorang anak yang saat ini tengah dijadikan tersangka usai membunuh 9 orang menggunakan pistol. Insiden tersebut diketahui terjadi pada Rabu, 3 Mei 2023.
Pembunuhan yang dilakukan Kosta merupakan salah satu pembunuhan massal terbesar yang ada di Serbia. Kasusnya langsung menggemparkan dunia lantaran pelaku pembunuhan tersebut dilakukan anak berusia tidak genap 14 tahun.
Kosta Kecmanovic merupakan tersangka pembunuhan massal di Serbia. Di sekolahnya, ia selalu dianggap sebagai anak yang rajin, ambisius serta bersemangat jika belajar tentang astrofisika dan olahraga. Selain itu dirinya juga jago dalam bela diri karate dan permainan bola basket.
Dikutip dari laman News.Italy24, Selasa, (6/6/2023), Kosta Kecmanovic diketahui lahir dari keluarga kaya dan terhormat. Ayahnya adalah seorang profesor sekaligus dokter dan ibunya adalah seorang pegawai pemerintahan.
Diketahui, penghasilan dari orang tua kosta tidak kurang dari dari 300.000 dinar Serbia sebulan atau setara dengan Rp41 juta. Sedangkan gaji rata-rata di Serbia saat ini sekitar 80.000 dinar atau setara dengan Rp11 juta.
Mengutip laman Lemonde, Kosta digambarkan memasuki sekolahnya pada pukul 08.30. Secara sadar dirinya menembak delapan teman sebayanya dan dilanjutkan dengan menembak guru sejarahnya yang berusaha menghentikan tindakan Kosta.
Aksi penembakan tersebut terjadi di sekolah Kosta, Sekolah Vladislav Ribnikar di distrik Vlakar, di pusat Beograd, Serbia. Vladislav Ribnikar sendiri merupakan salah satu sekolah terbaik yang ada di Serbia.
Setelah dilakukan pemeriksaan, aksi penembakan yang dilakukan Kosta ternyata telah direncanakan sebelumnya. Menurut Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic, Kosta Kecmanovic merencanakan semuanya di kertas A4.
Di lembar kertas A4 tersebut dirinya telah menggambarkan lantai pertama beserta daftar kelasnya. Dalam kertas tersebut juga disebutkan beberapa target yang akan diserang Kosta ketika sudah menemukannya.
Setelah dirinya membantai beberapa teman dan gurunya, Kosta sendiri lah yang menelepon polisi. Setelah diperiksa, bocah tersebut tidak menyebutkan secara gamblang alasan sikap penembakan kepada temannya itu.
Pembunuhan yang dilakukan Kosta merupakan salah satu pembunuhan massal terbesar yang ada di Serbia. Kasusnya langsung menggemparkan dunia lantaran pelaku pembunuhan tersebut dilakukan anak berusia tidak genap 14 tahun.
Profil Kosta Kemanovic
Kosta Kecmanovic merupakan tersangka pembunuhan massal di Serbia. Di sekolahnya, ia selalu dianggap sebagai anak yang rajin, ambisius serta bersemangat jika belajar tentang astrofisika dan olahraga. Selain itu dirinya juga jago dalam bela diri karate dan permainan bola basket.
Dikutip dari laman News.Italy24, Selasa, (6/6/2023), Kosta Kecmanovic diketahui lahir dari keluarga kaya dan terhormat. Ayahnya adalah seorang profesor sekaligus dokter dan ibunya adalah seorang pegawai pemerintahan.
Diketahui, penghasilan dari orang tua kosta tidak kurang dari dari 300.000 dinar Serbia sebulan atau setara dengan Rp41 juta. Sedangkan gaji rata-rata di Serbia saat ini sekitar 80.000 dinar atau setara dengan Rp11 juta.
Mengutip laman Lemonde, Kosta digambarkan memasuki sekolahnya pada pukul 08.30. Secara sadar dirinya menembak delapan teman sebayanya dan dilanjutkan dengan menembak guru sejarahnya yang berusaha menghentikan tindakan Kosta.
Aksi penembakan tersebut terjadi di sekolah Kosta, Sekolah Vladislav Ribnikar di distrik Vlakar, di pusat Beograd, Serbia. Vladislav Ribnikar sendiri merupakan salah satu sekolah terbaik yang ada di Serbia.
Setelah dilakukan pemeriksaan, aksi penembakan yang dilakukan Kosta ternyata telah direncanakan sebelumnya. Menurut Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic, Kosta Kecmanovic merencanakan semuanya di kertas A4.
Di lembar kertas A4 tersebut dirinya telah menggambarkan lantai pertama beserta daftar kelasnya. Dalam kertas tersebut juga disebutkan beberapa target yang akan diserang Kosta ketika sudah menemukannya.
Setelah dirinya membantai beberapa teman dan gurunya, Kosta sendiri lah yang menelepon polisi. Setelah diperiksa, bocah tersebut tidak menyebutkan secara gamblang alasan sikap penembakan kepada temannya itu.