Korut Berupaya Luncurkan Satelit Mata-mata, AS Serukan Pertemuan DK PBB
loading...
A
A
A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) telah menyerukan pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB pada Jumat (2/6/2023) untuk membahas upaya peluncuran satelit mata-mata yang dilakukan Korea Utara (Korut). Hal itu diungkapkan juru bicara misi AS untuk PBB.
Korut untuk pertama kalinya meluncurkan roket untuk menempatkan satelit mata-matanya ke luar angkasa pada Rabu lalu. Namun itu berakhir dengan kegagalan, dengan roket pendorong dan muatannya jatuh ke laut.
Washington mengutuk peluncuran itu, dengan mengatakan peluncuran itu menggunakan teknologi rudal balistik yang melanggar berbagai resolusi DK PBB serta berisiko mengacaukan situasi keamanan di kawasan itu dan sekitarnya.
Juru bicara misi AS untuk PBB, Nate Evans, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menyerukan pertemuan terbuka tentang peluncuran tersebut, yang berarti prosesnya akan disiarkan langsung.
Diplomat PBB lainnya mengatakan seruan itu dilakukan bersama-sama dengan Albania, Ekuador, Prancis, Jepang, Malta, dan Inggris seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, berbicara di Tokyo, mengatakan: "Program nuklir dan rudal Korea Utara yang berbahaya dan membuat tidak stabil mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan."
Menanggapi hal itu, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo-jong, dalam sebuah pernyataan mengatakan mengatakan kritik terhadap peluncuran itu adalah kontradiksi karena AS dan negara lain telah meluncurkan "ribuan satelit".
Ia juga mengatakan negaranya akan segera menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit dan bersumpah bahwa Pyongyang akan meningkatkan kemampuan pengawasan militernya.
Seorang juru bicara mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan setiap peluncuran yang dilakukan oleh Pyongyang menggunakan teknologi rudal balistik melanggar resolusi Dewan Keamanan.
Korut untuk pertama kalinya meluncurkan roket untuk menempatkan satelit mata-matanya ke luar angkasa pada Rabu lalu. Namun itu berakhir dengan kegagalan, dengan roket pendorong dan muatannya jatuh ke laut.
Washington mengutuk peluncuran itu, dengan mengatakan peluncuran itu menggunakan teknologi rudal balistik yang melanggar berbagai resolusi DK PBB serta berisiko mengacaukan situasi keamanan di kawasan itu dan sekitarnya.
Juru bicara misi AS untuk PBB, Nate Evans, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menyerukan pertemuan terbuka tentang peluncuran tersebut, yang berarti prosesnya akan disiarkan langsung.
Diplomat PBB lainnya mengatakan seruan itu dilakukan bersama-sama dengan Albania, Ekuador, Prancis, Jepang, Malta, dan Inggris seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, berbicara di Tokyo, mengatakan: "Program nuklir dan rudal Korea Utara yang berbahaya dan membuat tidak stabil mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan."
Menanggapi hal itu, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo-jong, dalam sebuah pernyataan mengatakan mengatakan kritik terhadap peluncuran itu adalah kontradiksi karena AS dan negara lain telah meluncurkan "ribuan satelit".
Ia juga mengatakan negaranya akan segera menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit dan bersumpah bahwa Pyongyang akan meningkatkan kemampuan pengawasan militernya.
Seorang juru bicara mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan setiap peluncuran yang dilakukan oleh Pyongyang menggunakan teknologi rudal balistik melanggar resolusi Dewan Keamanan.
(ian)