6 Alasan Mengapa Arab Saudi dan Mesir Memilih Membeli Senjata di China Dibanding AS

Jum'at, 26 Mei 2023 - 15:14 WIB
loading...
6 Alasan Mengapa Arab...
Pesawat nirawak atau drone China, CH-4, dikenal memiliki daya jelajah yang panjang dan mampu terbang dalam durasi lama. Foto/Reuters
A A A
RIYADH - Arab Saudi dan mitra setianya, Mesir, sudah sejak lama mendekati China untuk membeli senjata berteknologi canggih. Keduanya ingin tidak bergantung dengan Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utamanya.

China menjadi pilihan tepat bagi Saudi karena Beijing memang sedang menebar pengaruhnya di berbagai belahan dunia, termasuk Timur Tengah. Ditambah dengan perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat di China juga mendorong negara itu untuk menjual berbagai produk militernya.

Berikut adalah 6 alasan kenapa Arab Saudi dan Mesir membeli peralatan tempur dari China.



1. Diversifikasi Senjata Militer

6 Alasan Mengapa Arab Saudi dan Mesir Memilih Membeli Senjata di China Dibanding AS

Foto/Reuters

Saudi telah lama menjadi aliansi militer AS. Tak mengherankan jika sebagian besar alat persenjataan juga dipasok oleh Pentagon. Nah, Riyadh ingin mendiversifikasi peralatan militernya.

Zhou Chenming, seorang analis militer dari lembaga riset sains dan teknologi militer Yuan Wang yang berbasis di Beijing mengatakan, China akan berhati-hati karena takut memicu perlombaan senjata regional. "Arab Saudi mungkin tertarik pada peralatan berbasis darat dari China – seperti tank, kendaraan lapis baja dan artileri. Artileri roket jarak jauh juga bisa menjadi pilihan," ungkap Zhou, dilansir South China Morning Post.

Mengacu pada rumor penjualan jet tempur J-10 China ke Arab Saudi, Zhou mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi setidaknya untuk beberapa tahun ke depan. Kenapa? Angkatan Udara Saudi dilengkapi dengan F-15 dan F-16 buatan AS. "AS mungkin campur tangan untuk mencegah penjualan tersebut," tuturnya.

2. Bersitegang dengan AS

6 Alasan Mengapa Arab Saudi dan Mesir Memilih Membeli Senjata di China Dibanding AS

Foto/Reuters

Saudi bersitegang dengan AS sejak 2018. Saat itu, Washington mengkritik kematian jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018. Selain itu, AS juga memprotes manuver Saudi dalam Opec+. Itu menjadikan Saudi marah dan mencari sumber pemasok senjata.

Selain itu, faktor kondisi geopolitik juga memiliki pengaruh yang besar. Persaingan AS dengan China dan Rusia yang memanas menyebabkan dunia terpolarisasi. Arab Saudi pun semakin dekat dengan China.

“Hubungan monogami tradisional dengan AS dan Saudi kini telah berakhir,” kata Ali Shihabi, seorang pakar hubungan internasional Saudi, dilansir CNN. “Saudi telah menjalin hubungan yang lebih terbuka; kuat dengan AS tetapi sama kuatnya dengan China, India, Inggris, Prancis, dan lainnya," paparnya.

Shihabi mengungkapkan, polarisasi itu adalah alasan berbagai pihak membawa berbagai bentuk pengaruh terhadap Saudi. “Hal cerdas untuk kerajaan adalah menempatkan portofolio hubungan strategis yang semuanya berkontribusi dalam peningkatan pertahanan dan keamanan.



3. Mitra Dagang Senjata sejak Lama

6 Alasan Mengapa Arab Saudi dan Mesir Memilih Membeli Senjata di China Dibanding AS

Foto/Reuters

Hubungan perdagangan senjata antara China dan Saudi terjadi sejak 1980-an. Keduanya menggelar pertemuan pertama pada 1985. Secara resmi, hubungan itu mulai aktif pada 1990.

Namun saat itu, kesepakatan perdagangan senjata tidak signifikan. Umumnya, Saudi lebih banyak membeli drone karena memiliki reputasi yang baik

Berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute, kesepakatan senjata pertama Arab Saudi dengan China, pembelian rudal nuklir jarak menengah DF-3 yang dibeli pada 1986. Arab Saudi membeli 50 rudal DF-3 dengan hulu ledak konvensional.

Riyadh kemudian membeli 54 pelontar roket PLZ-45 pada 2007, lima drone CH-4B pada 2014 dan lebih dari 30 Wing Loong-1 dan 2 kendaraan udara tak berawak bersenjata (UAV) pada tahun 2014 dan 2017. Drone pengintai bersenjata CH-4 telah digunakan di medan perang utama dalam perang Yaman .

4. Memiliki Teknologi Canggih

6 Alasan Mengapa Arab Saudi dan Mesir Memilih Membeli Senjata di China Dibanding AS

Foto/Reuters

China mengembangkan peralatan perang berteknologi canggih yang tidak kalah dengan AS dan Rusia. Meskipun, AS berulang kali menuding bahwa China berulang kali mencuri hak kekayaan intelektual teknologi dari perusahaan-perusahaan Barat.

Fakta membuktikan bahwa teknologi militer China memang berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Wing Loong UAV, drone dapat terbang dengan ketinggian medium, juga dapat dipersenjatai dengan rudal. Generasi ketiganya, drone antarbenua yang dapat terbang sejauh 10.000 km.

Selain itu, Saudi juga memesan UAV TB001, juga drone tempur dengan ketinggian menengah dan daya tahan lama. Selain itu, Saudi juga membeli rudal hipersonik berbasis kapal induk dengan jangkauan tempur lebih dari 2.000 km dan sistem berbasis laser anti-drone “Silent Hunter”.

China juga dilaporkan ingin menjual jet tempur siluman FC-31 bermesin ganda ke Arab Saudi. Jet generasi kelima sering dibandingkan dengan pesawat F-35 AS.

Tuvia Gering, seorang peneliti di Israel-China Policy Center di Institute for National Security Studies mengatakan Riyadh mungkin ragu untuk membeli “senjata tiket besar” – helikopter tempur, jet tempur, dan sistem pertahanan udara. "Namun, itu bisa terjadi masa depan," paparnya.

5. Harganya Relatif Murah

China terkenal sebagai negara yang mampu menjual peralatan berteknologi canggih dengan harga yang menarik dan murah. Misalnya, dalam hal drone dengan desain dan kemampuan seperti buatan AS, pesawat nirawak CHina bisa dijual lebih murah.

Bayangkan saja, CH-4 dan Wing Loong dijual USD1 juta dan USD2 juta. Dibandingkan dengan drone Reaper berharga USD16 juta dan Predator USD4 juta. Perbandingan harga yang sangat jauh.

Dengan harga yang murah, maka Saudi bisa membeli drone dalam jumlah yang besar. “Dalam hal kinerja dan biaya, China menawarkan harga lebih murah," kata Douglas Barrie, peneliti senior di International Institute for Strategic Studies (IISS).

China juga menawarkan syarat pembayaran yang fleksibel kepada pembeli yang tertarik. “Perusahaan China memberikan opsi jika tidak membayar tunai, tetapi dengan mencicil, terkadang bahkan untuk menukar drone dengan sumber daya alam lokal seperti mineral,” ujar Zhou Chenming.

6. Tidak Campur Urusan Dalam Negeri

6 Alasan Mengapa Arab Saudi dan Mesir Memilih Membeli Senjata di China Dibanding AS

Foto/Reuters

Keuntungan besar membeli persenjataan China adalah negara tersebut tidak akan turut campur dalam urusan dalam negeri mitra. Itu sangat kontras dengan AS yang kerap berisik.

Jonathan Fulton, peneliti senior di Atlantic Council, mengatakan bahwa China memiliki kebijakan non-aliansi yang ketat dan tidak ingin konflik Timur Tengah. Tidak seperti negara-negara Barat, China juga menawarkan Arab Saudi kebijakan non-campur tangan dalam urusan domestik satu sama lain.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2016 seconds (0.1#10.140)