Faksi Bertikai di Sudan Teken Perjanjian Gencatan Senjata

Minggu, 21 Mei 2023 - 08:06 WIB
loading...
Faksi Bertikai di Sudan Teken Perjanjian Gencatan Senjata
Faksi-faksi yang bertikai di Sudan menandatangani kesepakatan perjanjian gencatan senjata selama 7 hari di Jeddah. Foto/Ilustrasi
A A A
RIYADH - Tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) menyetujui gencatan senjata dan gencatan senjata kemanusiaan selama tujuh hari. Begitu laporan kantor berita Arab Saudi , SPA, dan dikonfirmasi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).

Perjanjian baru akan berlaku pada hari Minggu (21/5/2023) waktu setempat, 48 jam setelah ditandatangani di Jeddah oleh pihak yang bertikai.

"Gencatan senjata jangka pendek dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi seperti dikutip dari Al Arabiya.



Sudan terperosok dalam kekacauan sejak konflik pecah antara tentara dan RSF pada pertengahan April. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pertempuran telah menewaskan 705 orang dan melukai sedikitnya 5.287.

Pertempuran antara tentara Sudan dan RSF telah menyebabkan runtuhnya hukum dan ketertiban dengan penjarahan yang disalahkan oleh kedua belah pihak. Stok makanan, uang tunai, dan kebutuhan pokok semakin menipis dengan cepat.

Sebelumnya serangan udara menghantam daerah luar ibu kota Sudan, Khartoum, Jumat (19/5/2023) malam dan Sabtu (20/5/2023). Perang saudara yang membuat lebih dari satu juta orang mengungsi itu telah memasuki pekan ke-6.



Serangan udara dilaporkan oleh saksi mata di Omdurman selatan dan Bahri utara, dua kota yang terletak di seberang Sungai Nil dari Khartoum, membentuk "tiga ibu kota" Sudan. Beberapa serangan terjadi di dekat stasiun penyiaran negara di Omdurman, kata para saksi mata.

Saksi mata di Khartoum mengatakan situasi relatif tenang, meski terdengar suara tembakan sporadis. Dilaporkan pula pertempuran masih pecah di sejumlah wilayah di Sudan.

Perang pecah di Khartoum setelah perselisihan tentang rencana RSF untuk diintegrasikan ke dalam tentara dan atas rantai komando di masa depan berdasarkan kesepakatan yang didukung secara internasional untuk mengubah Sudan menuju demokrasi setelah puluhan tahun otokrasi yang dilanda konflik.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1169 seconds (0.1#10.140)