Profil Imran Khan, Mantan Perdana Menteri Pakistan yang Sering Pimpin Aksi Protes di Negaranya
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Imran Khan adalah seorang politisi, mantan pemain kriket, dan filantropis Pakistan yang menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan pada Agustus 2018 hingga Apeil 2022.
Ia lahir pada 5 Oktober 1952 di Lahore, Pakistan, dan merupakan anak dari seorang pembuat senjata terkenal di Pakistan.
Imran Khan mendapat pendidikan di Inggris dan bermain kriket untuk tim Universitas Oxford, sebelum kembali ke Pakistan pada tahun 1971 untuk memulai karirnya sebagai pemain kriket profesional.
Imran Khan dikenal sebagai salah satu pemain kriket terbaik Pakistan sepanjang masa. Ia memimpin tim kriket nasional Pakistan pada tahun 1992 dan berhasil memenangkan Piala Dunia Kriket untuk pertama kalinya dalam sejarah Pakistan.
Setelah pensiun dari kriket, Imran Khan beralih ke politik dan membentuk partai politiknya sendiri, yaitu Partai Tehreek-e-Insaf (PTI), pada tahun 1996.
Ia memulai karir politiknya dengan gagal memenangkan kursi di Parlemen Pakistan dalam pemilihan umum tahun 1997. Namun, ia terus melanjutkan usahanya dan akhirnya berhasil memenangkan kursi di Parlemen pada tahun 2002.
Pada tahun 2013, Imran Khan dan PTI-nya memenangkan kursi terbanyak kedua dalam pemilihan umum, tetapi mereka tidak berhasil membentuk pemerintahan.
Pada tahun 2018, Imran Khan dan PTI memenangkan pemilihan umum dan berhasil membentuk pemerintahan di Pakistan.
Sejak menjadi Perdana Menteri, Imran Khan telah meluncurkan sejumlah inisiatif untuk memperbaiki kehidupan rakyat Pakistan, termasuk program perumahan bagi kaum miskin dan kampanye penghapusan korupsi.
Dia juga telah memfokuskan upayanya pada pembangunan ekonomi dan memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga Pakistan.
Imran Khan juga dikenal sebagai seorang filantropis dan telah mendirikan sejumlah organisasi amal, termasuk Shaukat Khanum Memorial Cancer Hospital and Research Centre, yang menyediakan layanan perawatan kanker bagi orang yang tidak mampu membayar biaya pengobatan.
Namun, pemerintahan Imran Khan juga menghadapi beberapa kritik dari beberapa pihak, terutama terkait dengan isu hak asasi manusia dan kebebasan pers di Pakistan.
Menghadapi hal itu, Imran Khan telah berkomitmen untuk terus memperbaiki situasi di negaranya dan menjadikan Pakistan sebagai negara yang lebih maju dan sejahtera.
Selain itu, Imran Khan adalah seorang politisi Pakistan yang terkenal karena memimpin aksi protes besar-besaran di Pakistan pada beberapa kesempatan.
Sebagai ketua PTI, Imran Khan telah memimpin berbagai aksi protes untuk menuntut perubahan di negara tersebut.
Salah satu aksi protes paling terkenal yang dipimpin oleh Imran Khan adalah pada tahun 2014, ketika ia dan pendukungnya memprotes hasil pemilihan umum yang mereka klaim curang.
Imran Khan menolak mengakui kemenangan partai pemerintah saat itu, Partai Muslim Liga-Nawaz (PML-N), dan mengorganisir aksi protes besar-besaran di Islamabad selama 126 hari.
Aksi protes tersebut mengakibatkan kerusuhan dan bentrokan antara pendukung PTI dan polisi, serta mengganggu kehidupan kota.
Namun, Imran Khan menolak untuk mundur dan terus menuntut penyelidikan atas dugaan kecurangan dalam pemilihan umum tersebut.
Akhirnya, setelah perundingan dengan pemerintah, Imran Khan dan pendukungnya mengakhiri aksi protes pada bulan Desember 2014.
Imran Khan juga memimpin aksi protes pada tahun 2016 untuk menuntut penyelidikan terhadap dugaan korupsi oleh Perdana Menteri Pakistan saat itu, Nawaz Sharif.
Aksi protes tersebut meliputi pemblokiran jalan-jalan utama di kota-kota besar Pakistan dan menyerukan pengunduran diri Nawaz Sharif. Namun, aksi protes tersebut gagal menggulingkan pemerintahan Nawaz Sharif.
Ia lahir pada 5 Oktober 1952 di Lahore, Pakistan, dan merupakan anak dari seorang pembuat senjata terkenal di Pakistan.
Imran Khan mendapat pendidikan di Inggris dan bermain kriket untuk tim Universitas Oxford, sebelum kembali ke Pakistan pada tahun 1971 untuk memulai karirnya sebagai pemain kriket profesional.
Imran Khan dikenal sebagai salah satu pemain kriket terbaik Pakistan sepanjang masa. Ia memimpin tim kriket nasional Pakistan pada tahun 1992 dan berhasil memenangkan Piala Dunia Kriket untuk pertama kalinya dalam sejarah Pakistan.
Setelah pensiun dari kriket, Imran Khan beralih ke politik dan membentuk partai politiknya sendiri, yaitu Partai Tehreek-e-Insaf (PTI), pada tahun 1996.
Ia memulai karir politiknya dengan gagal memenangkan kursi di Parlemen Pakistan dalam pemilihan umum tahun 1997. Namun, ia terus melanjutkan usahanya dan akhirnya berhasil memenangkan kursi di Parlemen pada tahun 2002.
Pada tahun 2013, Imran Khan dan PTI-nya memenangkan kursi terbanyak kedua dalam pemilihan umum, tetapi mereka tidak berhasil membentuk pemerintahan.
Pada tahun 2018, Imran Khan dan PTI memenangkan pemilihan umum dan berhasil membentuk pemerintahan di Pakistan.
Sejak menjadi Perdana Menteri, Imran Khan telah meluncurkan sejumlah inisiatif untuk memperbaiki kehidupan rakyat Pakistan, termasuk program perumahan bagi kaum miskin dan kampanye penghapusan korupsi.
Dia juga telah memfokuskan upayanya pada pembangunan ekonomi dan memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga Pakistan.
Imran Khan juga dikenal sebagai seorang filantropis dan telah mendirikan sejumlah organisasi amal, termasuk Shaukat Khanum Memorial Cancer Hospital and Research Centre, yang menyediakan layanan perawatan kanker bagi orang yang tidak mampu membayar biaya pengobatan.
Namun, pemerintahan Imran Khan juga menghadapi beberapa kritik dari beberapa pihak, terutama terkait dengan isu hak asasi manusia dan kebebasan pers di Pakistan.
Menghadapi hal itu, Imran Khan telah berkomitmen untuk terus memperbaiki situasi di negaranya dan menjadikan Pakistan sebagai negara yang lebih maju dan sejahtera.
Selain itu, Imran Khan adalah seorang politisi Pakistan yang terkenal karena memimpin aksi protes besar-besaran di Pakistan pada beberapa kesempatan.
Sebagai ketua PTI, Imran Khan telah memimpin berbagai aksi protes untuk menuntut perubahan di negara tersebut.
Salah satu aksi protes paling terkenal yang dipimpin oleh Imran Khan adalah pada tahun 2014, ketika ia dan pendukungnya memprotes hasil pemilihan umum yang mereka klaim curang.
Imran Khan menolak mengakui kemenangan partai pemerintah saat itu, Partai Muslim Liga-Nawaz (PML-N), dan mengorganisir aksi protes besar-besaran di Islamabad selama 126 hari.
Aksi protes tersebut mengakibatkan kerusuhan dan bentrokan antara pendukung PTI dan polisi, serta mengganggu kehidupan kota.
Namun, Imran Khan menolak untuk mundur dan terus menuntut penyelidikan atas dugaan kecurangan dalam pemilihan umum tersebut.
Akhirnya, setelah perundingan dengan pemerintah, Imran Khan dan pendukungnya mengakhiri aksi protes pada bulan Desember 2014.
Imran Khan juga memimpin aksi protes pada tahun 2016 untuk menuntut penyelidikan terhadap dugaan korupsi oleh Perdana Menteri Pakistan saat itu, Nawaz Sharif.
Aksi protes tersebut meliputi pemblokiran jalan-jalan utama di kota-kota besar Pakistan dan menyerukan pengunduran diri Nawaz Sharif. Namun, aksi protes tersebut gagal menggulingkan pemerintahan Nawaz Sharif.
(sya)