Ukraina Akui Tak Berdaya Melawan Bom Pintar Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Kolonel Yury Ignat mengakui bahwa Kiev tidak memiliki cara untuk melawan bom pintar Rusia . Dia mengulangi permintaan lama Kiev untuk jet tempur modern buatan Amerika Serikat (AS).
Berbicara pada jumpa pers, Ignat mengeklaim bahwa Rusia meluncurkan hingga 20 bom berpemandu presisi tinggi di garis depan setiap hari.
Pejabat tersebut menunjukkan bahwa amunisi tersebut dapat menempuh jarak sekitar 70 km dan menghantam fasilitas infrastruktur kritis dan target lainnya.
“Kami tidak dapat melawan amunisi semacam ini...dan pertahanan udara tidak efektif,” kata Ignat.
Dia menambahkan bahwa untuk mencegah serangan semacam itu, Ukraina harus secara langsung menghantam pesawat yang mengirimkan bom, biasanya Su-34, Su-35, dan pesawat penerbangan taktis lainnya.
Untuk melakukan ini, Ignat mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan "tangan yang panjang" untuk menjangkau musuh dari jarak yang lebih jauh daripada yang dapat dilakukan pasukan sekarang ini.
Dia menunjukkan bahwa salah satu senjata pertahanan udara jarak jauh yang dimiliki Kiev adalah sistem rudal S-300 era Soviet, yang dapat mencapai target pada jarak hingga 100 km.
Dia menambahkan bahwa kemampuan pertahanan udara Ukraina telah diperkuat lebih lanjut oleh senjata buatan Barat dengan jangkauan 150 km, tetapi pasokannya terbatas.
Sehubungan dengan hal ini, dia menegaskan kembali bahwa masalahnya dapat diselesaikan jika Barat menyediakan jet tempur modern untuk Ukraina.
“F-16 dapat secara efektif melawan penerbangan Rusia di sepanjang tepi depan area pertempuran,” kata Ignat, seperti dikutip Russia Today, Kamis (4/5/2023).
Dia menambahkan bahwa jet semacam itu dapat mencegah pesawat Moskow mendekati perbatasan Ukraina.
“Tidak perlu menjatuhkan pesawat musuh, tapi kita hanya harus memiliki argumen balasan yang kuat,” imbuh dia.
Pada bulan Februari, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Ukraina tidak membutuhkan F-16 untuk sekarang ini, menambahkan bahwa Washington berkonsentrasi untuk mengirim apa yang dibutuhkan militer berpengalaman, termasuk tank dan artileri.
Berbicara pada jumpa pers, Ignat mengeklaim bahwa Rusia meluncurkan hingga 20 bom berpemandu presisi tinggi di garis depan setiap hari.
Pejabat tersebut menunjukkan bahwa amunisi tersebut dapat menempuh jarak sekitar 70 km dan menghantam fasilitas infrastruktur kritis dan target lainnya.
“Kami tidak dapat melawan amunisi semacam ini...dan pertahanan udara tidak efektif,” kata Ignat.
Dia menambahkan bahwa untuk mencegah serangan semacam itu, Ukraina harus secara langsung menghantam pesawat yang mengirimkan bom, biasanya Su-34, Su-35, dan pesawat penerbangan taktis lainnya.
Untuk melakukan ini, Ignat mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan "tangan yang panjang" untuk menjangkau musuh dari jarak yang lebih jauh daripada yang dapat dilakukan pasukan sekarang ini.
Dia menunjukkan bahwa salah satu senjata pertahanan udara jarak jauh yang dimiliki Kiev adalah sistem rudal S-300 era Soviet, yang dapat mencapai target pada jarak hingga 100 km.
Dia menambahkan bahwa kemampuan pertahanan udara Ukraina telah diperkuat lebih lanjut oleh senjata buatan Barat dengan jangkauan 150 km, tetapi pasokannya terbatas.
Sehubungan dengan hal ini, dia menegaskan kembali bahwa masalahnya dapat diselesaikan jika Barat menyediakan jet tempur modern untuk Ukraina.
“F-16 dapat secara efektif melawan penerbangan Rusia di sepanjang tepi depan area pertempuran,” kata Ignat, seperti dikutip Russia Today, Kamis (4/5/2023).
Dia menambahkan bahwa jet semacam itu dapat mencegah pesawat Moskow mendekati perbatasan Ukraina.
“Tidak perlu menjatuhkan pesawat musuh, tapi kita hanya harus memiliki argumen balasan yang kuat,” imbuh dia.
Pada bulan Februari, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Ukraina tidak membutuhkan F-16 untuk sekarang ini, menambahkan bahwa Washington berkonsentrasi untuk mengirim apa yang dibutuhkan militer berpengalaman, termasuk tank dan artileri.
(mas)