3 Tahun Dipenjara, Whistleblower COVID-19 Bebas dan Pulang ke Wuhan
loading...
A
A
A
Dia mengaku sering membicarakan pandemi dengan teman-temannya, meski dia mengakui mereka mungkin minoritas.
"Masyarakat merevisi memori periode ini," katanya.
Dia mengatakan dia tinggal bersama orang tuanya selama penguncian. Ibunya akan sangat cemas dan sering mencuci tangannya hingga tangannya pecah-pecah karenanya.
"Ibuku masih belum begitu mengerti tentang virus. Jika media mulai melaporkan tentang virus lagi, dia akan memakai masker. Dia benar-benar ketakutan," ungkapnya.
Danwarga lain seperti Yang Min, yang kehilangan anak satu-satunya karena COVID pada Januari 2020. Dia yakin peringatan dini dari pejabat akan menyelamatkan putrinya.
Sekarang, tiga tahun kemudian, dia masih berjuang untuk meminta pertanggungjawaban pejabat dan mencoba mengajukan gugatan terhadap pemerintah daerah.
Dia diawasi tetapi, katanya kepada BBC awal tahun ini, dia tidak takut.
"Saya telah kehilangan hal yang paling berharga dalam hidup. Apa lagi yang bisa mereka ambil dari saya?" ucapnya.
"Masyarakat merevisi memori periode ini," katanya.
Dia mengatakan dia tinggal bersama orang tuanya selama penguncian. Ibunya akan sangat cemas dan sering mencuci tangannya hingga tangannya pecah-pecah karenanya.
"Ibuku masih belum begitu mengerti tentang virus. Jika media mulai melaporkan tentang virus lagi, dia akan memakai masker. Dia benar-benar ketakutan," ungkapnya.
Danwarga lain seperti Yang Min, yang kehilangan anak satu-satunya karena COVID pada Januari 2020. Dia yakin peringatan dini dari pejabat akan menyelamatkan putrinya.
Sekarang, tiga tahun kemudian, dia masih berjuang untuk meminta pertanggungjawaban pejabat dan mencoba mengajukan gugatan terhadap pemerintah daerah.
Dia diawasi tetapi, katanya kepada BBC awal tahun ini, dia tidak takut.
"Saya telah kehilangan hal yang paling berharga dalam hidup. Apa lagi yang bisa mereka ambil dari saya?" ucapnya.
(ian)