Tabrakan Helikopter Tewaskan 12 Tentara AS, Jenderal McConville Perintahkan Penerbangan Stand Down

Sabtu, 29 April 2023 - 09:02 WIB
loading...
Tabrakan Helikopter...
Angkatan Darat AS memerintahkan semua penerbangannya untuk stand down setelah rentetan tabrakan helikopter menewaskan 12 tentara. Foto/US Air Force/Senior Airman Devan Halstead
A A A
WASHINGTON - Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Jenderal James McConville mengeluarkan perintah seluruh penerbangan untuk "stand down". Perintah dikeluarkan rentetan tabrakan helikopter militer di udara mengakibatkan kematian 12 tentara.

Dua helikopter AH-64 Apache bertabrakan di udara saat kembali dari misi pelatihan di dekat Fort Wainwright, Alaska, pada hari Kamis. Kecelakaan itu menewaskan tiga prajurit dan seorang lainnya dirawat di rumah sakit.

Kecelakaan itu menyusul kecelakaan serupa di dekat Fort Campbell, Kentucky, di mana dua helikopter Blackhawk HH-60 bertabrakan, menewaskan sembilan prajurit.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Jenderal McConville mengatakan; "Tidak ada indikasi pola apa pun di antara kedua kecelakaan itu."



Perintah stand down akan melarang semua penerbang Angkatan Darat yang tidak berpartisipasi dalam misi kritis dan akan tetap di tempatnya sampai pilot menyelesaikan pelatihan yang diperlukan.

"Kami sangat sedih dengan kehilangan mereka," kata Jenderal McConville dalam pernyataan tersebut.

"Kehilangan merekalah yang membuat semakin penting bagi kami untuk meninjau prosedur keselamatan dan protokol pelatihan kami, dan memastikan kami berlatih dan beroperasi pada tingkat keselamatan dan kemahiran tertinggi," paparnya.

Meskipun tidak disebutkan dalam pernyataan itu, ada kecelakaan helikopter lain di Alaska pada bulan Februari di mana sebuah helikopter Apache berguling setelah lepas landas dan melukai dua personel layanan.

Tim investigasi dari Alabama masih menyelidiki kecelakaan baru-baru ini. Mereka diharapkan tiba di lokasi kecelakaan pada hari Sabtu (29/4/2023).

Angkatan Darat akan meninjau proses manajemen risiko, pelatihan, manajemen, tanggung jawab pengawasan, proses pengarahan misi penerbangan, pemilihan awak, perencanaan penerbangan, dan prosedur lainnya selama perintah penerbangan stand down diberlakukan.

"Keselamatan penerbang kami adalah prioritas utama kami, dan penghentian ini merupakan langkah penting untuk memastikan kami melakukan segala kemungkinan untuk mencegah kecelakaan dan melindungi personel kami," kata McConville.

"Selama penghentian ini, kami akan fokus pada protokol keselamatan dan pelatihan untuk memastikan pilot dan kru kami memiliki pengetahuan, pelatihan, dan kesadaran untuk menyelesaikan misi yang ditugaskan dengan aman," imbuh dia.

Penangguhan akan berlangsung dari 1 Mei hingga 5 Mei untuk personel tugas aktif. Selama waktu itu, mereka akan diminta untuk menyelesaikan stand down, yang mencakup pengarahan oleh perwira senior tentang penerbangan, pemeliharaan, dan masalah keselamatan lainnya. Unit Garda dan Cadangan Nasional memiliki waktu hingga 31 Mei untuk menyelesaikan pelatihan keselamatan mereka untuk mengakomodasi tentara paruh waktu di unit tersebut.

Menurut Military.com, komandan senior "termasuk para jenderal" diharapkan untuk berpartisipasi dalam pengarahan tersebut.

Pengoperasian normal akan dilanjutkan setelah perintah stand down berakhir dan semua masalah keselamatan ditangani.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1430 seconds (0.1#10.140)