Korban Tewas Ledakan di Kantor Unit Kontra Terorisme Pakistan Jadi 17 Orang
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Korban tewas akibat dua ledakan di kantor unit kontra-terorisme di barat laut Pakistan menjadi 17 orang.Sebagian besar korban yang tewas adalah petugas polisi.
Polisi mengatakan bahwa tidak ada bukti serangan dan itu mungkin akibat dari korsleting listrik yang memicu ledakan amunisi.
Ledakan itu terjadi di lembah Swat, yang dikuasai militan Islamis sebelum mereka dipaksa keluar pada 2009.
Lebih dari 50 orang terluka dan bangunan runtuh. Empat dari korban tewas adalah warga sipil.
Seorang juru bicara polisi provinsi di Khyber Pakhtunkhwa, yang bertetangga dengan Afghanistan, mengatakan bahwa amunisi terbakar, kemungkinan besar karena korsleting listrik.
"Sejauh ini tidak ada bukti serangan dari luar," katanya seperti dikutip dari BBC, Rabu (26/4/2023).
Kelompok Taliban Pakistan telah melakukan beberapa serangan yang menargetkan pasukan keamanan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tidak mengklaim terlibat dalam ledakan tersebut.
Kepala regional departemen anti-terorisme Sohail Khalid mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan itu tampaknya bukan tindakan terorisme.
"Ada sebuah gudang di mana kami memiliki senjata dalam jumlah besar, dan sampai sekarang kami percaya bahwa mungkin ada ledakan di dalamnya karena kecerobohan," katanya.
"Kami membiarkan semua opsi kami terbuka," imbuhnya.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif awalnya menyebut ledakan itu sebagai "serangan bunuh diri", tetapi kemudian men-tweet bahwa "sifat ledakan sedang diselidiki".
Pasukan kontra-teroris Pakistan mempertahankan kehadiran yang kuat di lembah itu, yang rawan pemberontakan.
Pada 2012, militan Taliban juga menembak dan melukai Peraih Nobel Malala Yousafzaidilembahitu.
Lihat Juga: Wanita Hamil 9 Bulan Ini Dibunuh dan Dimutilasi Ibu Mertuanya atas Tuduhan Lakukan Sihir
Polisi mengatakan bahwa tidak ada bukti serangan dan itu mungkin akibat dari korsleting listrik yang memicu ledakan amunisi.
Ledakan itu terjadi di lembah Swat, yang dikuasai militan Islamis sebelum mereka dipaksa keluar pada 2009.
Lebih dari 50 orang terluka dan bangunan runtuh. Empat dari korban tewas adalah warga sipil.
Seorang juru bicara polisi provinsi di Khyber Pakhtunkhwa, yang bertetangga dengan Afghanistan, mengatakan bahwa amunisi terbakar, kemungkinan besar karena korsleting listrik.
"Sejauh ini tidak ada bukti serangan dari luar," katanya seperti dikutip dari BBC, Rabu (26/4/2023).
Kelompok Taliban Pakistan telah melakukan beberapa serangan yang menargetkan pasukan keamanan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tidak mengklaim terlibat dalam ledakan tersebut.
Kepala regional departemen anti-terorisme Sohail Khalid mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan itu tampaknya bukan tindakan terorisme.
"Ada sebuah gudang di mana kami memiliki senjata dalam jumlah besar, dan sampai sekarang kami percaya bahwa mungkin ada ledakan di dalamnya karena kecerobohan," katanya.
"Kami membiarkan semua opsi kami terbuka," imbuhnya.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif awalnya menyebut ledakan itu sebagai "serangan bunuh diri", tetapi kemudian men-tweet bahwa "sifat ledakan sedang diselidiki".
Pasukan kontra-teroris Pakistan mempertahankan kehadiran yang kuat di lembah itu, yang rawan pemberontakan.
Pada 2012, militan Taliban juga menembak dan melukai Peraih Nobel Malala Yousafzaidilembahitu.
Lihat Juga: Wanita Hamil 9 Bulan Ini Dibunuh dan Dimutilasi Ibu Mertuanya atas Tuduhan Lakukan Sihir
(ian)