WHO: Rumah Sakit di Sudan Kehabisan Staf dan Stok Obat

Rabu, 19 April 2023 - 18:00 WIB
loading...
WHO: Rumah Sakit di Sudan Kehabisan Staf dan Stok Obat
WHO: Rumah Sakit di Sudan Kehabisan Staf dan Stok Obat. FOTO/IRIN
A A A
JENEWA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) pada Selasa (18/4/2023) meminta pihak-pihak yang berkonflik di Sudan untuk memberikan akses ke fasilitas medis bagi semua yang membutuhkan perawatan, memperingatkan bahwa pasokan dan personel medis di ibu kota hampir habis.

“Saya ingin memperjelas: Semua pihak harus memastikan akses tak terbatas dan aman ke fasilitas kesehatan bagi mereka yang terluka dan semua orang yang membutuhkan perawatan medis,” kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers.



Komentarnya muncul tak lama setelah komandan saingan Sudan menyetujui gencatan senjata 24 jam mulai Selasa malam setelah tekanan dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken atas pertempuran yang melanda ibu kota Khartoum.

PBB telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan di negara itu, termasuk hampir runtuhnya sistem kesehatan.

Tedros mengatakan beberapa rumah sakit sudah ditutup atau hampir tutup karena serangan dan kurangnya personel dan pasokan medis. Beberapa fasilitas kesehatan dilaporkan dijarah dan yang lainnya digunakan untuk tujuan militer, katanya.

Pasokan yang didistribusikan ke fasilitas kesehatan sebelum eskalasi konflik baru-baru ini habis dan rumah sakit di ibu kota Khartoum melaporkan kekurangan personel dan pasokan medis untuk menyelamatkan nyawa, katanya.



Dalam komentar terpisah pada Selasa pagi, WHO mengatakan telah mendokumentasikan tiga serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan sejak pertempuran meletus di Sudan, salah satunya telah menewaskan sedikitnya tiga orang.

“Serangan terhadap perawatan kesehatan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan dan hak atas kesehatan, dan serangan itu harus dihentikan sekarang,” kata juru bicara WHO Margaret Harris.

Menurutnya, pemadaman membuat sulit untuk memberikan layanan dasar. “Sangat berbahaya bagi siapa pun untuk pindah ke mana pun, yang membuat staf sangat sulit untuk benar-benar pergi ke rumah sakit,” katanya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1006 seconds (0.1#10.140)