Jenderal Ukraina: Rusia Gunakan Taktik Bumi Hangus di Bakhmut
loading...
A
A
A
KIEV - Seorang jenderal Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah beralih ke taktik "bumi hangus" saat pertempuran sengit berlarut-larut di kota Bakhmut.
"Pasukan Moskow beralih ke apa yang disebut taktik bumi hangus dari Suriah," kata komandan Angkatan Darat Ukraina, Kolonel Jenderal Oleksandr Syrsky.
"Tentara Kremlin menghancurkan bangunan dan posisi dengan serangan udara dan tembakan artileri," lanjut dia, seperti dikutip Newsweek, Selasa (11/4/2023).
Taktik tersebut, kata dia, melibatkan penghancuran aset atau sumber daya yang dapat berguna bagi kekuatan musuh. "Situasinya sulit, tetapi terkendali," ujar Jenderal Syrsky.
Ukraina sebelumnya menuduh Rusia menggunakan taktik serupa di medan pertempuran lainnya.
Bakhmut telah menjadi medan pertempuran terberat dari perang antara pasukan Rusia dan Ukraina, di mana kedua kubu saling berupaya menguasai kota selama beberapa bulan terakhir.
Baik militer Kiev maupun Moskow sama-sama mengalami kerugian besar dalam pertempuran yang kerap digambarkan sebagai "penggiling daging".
Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, sebelumnya menyebut kota Bakhmut sebagai "pesta pembantaian" bagi pasukan Rusia.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Selasa mengatakan pertempuran terus berlanjut untuk menguasai Bakhmut.
Kepala Republik Rakyat Donetsk yang didukung Moskow, Denis Pushilin, mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia terus bergerak melalui Bakhmut.
Sebelumnya, pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa 290 tentara Ukraina telah tewas di wilayah Donetsk, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia telah mendapatkan kembali momentum dan maju menuju pusat kota Bakhmut. Kemajuan itu sempat terhenti sejak akhir Maret.
"Pasukan Moskow beralih ke apa yang disebut taktik bumi hangus dari Suriah," kata komandan Angkatan Darat Ukraina, Kolonel Jenderal Oleksandr Syrsky.
"Tentara Kremlin menghancurkan bangunan dan posisi dengan serangan udara dan tembakan artileri," lanjut dia, seperti dikutip Newsweek, Selasa (11/4/2023).
Taktik tersebut, kata dia, melibatkan penghancuran aset atau sumber daya yang dapat berguna bagi kekuatan musuh. "Situasinya sulit, tetapi terkendali," ujar Jenderal Syrsky.
Ukraina sebelumnya menuduh Rusia menggunakan taktik serupa di medan pertempuran lainnya.
Bakhmut telah menjadi medan pertempuran terberat dari perang antara pasukan Rusia dan Ukraina, di mana kedua kubu saling berupaya menguasai kota selama beberapa bulan terakhir.
Baik militer Kiev maupun Moskow sama-sama mengalami kerugian besar dalam pertempuran yang kerap digambarkan sebagai "penggiling daging".
Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, sebelumnya menyebut kota Bakhmut sebagai "pesta pembantaian" bagi pasukan Rusia.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Selasa mengatakan pertempuran terus berlanjut untuk menguasai Bakhmut.
Kepala Republik Rakyat Donetsk yang didukung Moskow, Denis Pushilin, mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia terus bergerak melalui Bakhmut.
Sebelumnya, pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa 290 tentara Ukraina telah tewas di wilayah Donetsk, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia telah mendapatkan kembali momentum dan maju menuju pusat kota Bakhmut. Kemajuan itu sempat terhenti sejak akhir Maret.
(mas)