China Simulasikan Serangan ke Taiwan dari Kapal Induk
loading...
A
A
A
Namun Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 35 pesawat telah melintasi garis median—perbatasan de facto di perairan internasional Selat Taiwan.
"Peluncuran J-15 menunjukkan bahwa PLA melatih serangan ke Taiwan dari postur gaya pengepungan," kata analis pertahanan independen Ben Lewis mengatakan kepada The Guardian.
“Saya melihat ini sebagai peningkatan bagaimana PLA beroperasi di sekitar Taiwan, sepengetahuan kami hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. Kedua, kegiatan ini memberi pilot [jet tempur di] kapal induk China kesempatan untuk mempraktikkan operasi semacam ini di area di mana mereka dapat mengeksekusinya selama konflik yang sebenarnya," paparnya.
PLA juga mengeklaim telah mensimulasikan serangan rudal presisi bersama pada "target utama" di Taiwan, menurut media pemerintah dan animasi yang di-posting online oleh Komando Teater Timur PLA.
Komando itu menggambarkannya sebagai serangan di Taipei dan Kaohsiung dari pangkalan rudal di daratan China.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengulangi bahwa pihaknya beroperasi di bawah prinsip "tidak meningkatkan konflik dan tidak menyebabkan perselisihan", tetapi telah melakukan latihan tanggapan termasuk pengerahan kendaraan rudal anti-kapal berbasis pantai dan pengerahan speedboat rudal.
Peluncuran J-15 juga memicu tanggapan militer dari Jepang. Pada hari Senin, kementerian pertahanannya mengonfirmasi telah melakukan pengerahan jet setelah merekam lepas landas dan pendaratan oleh sekitar 80 jet tempur dan 40 helikopter dari kapal induk Shandong.
Kementerian Pertahanan Jepang juga menyediakan peta pelacakan Shandong dan empat kapal lain, mengungkapkan bahwa kapal-kapal itu bergerak lebih dekat ke pantai timur Taiwan antara Jumat hingga Minggu.
Berbicara setelah pejabat China dan Jepang bertemu untuk diskusi rutin tentang sengketa maritim, kepala sekretaris kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan kepada wartawan bahwa Jepang mengawasi latihan militer China dengan cermat.
"Peluncuran J-15 menunjukkan bahwa PLA melatih serangan ke Taiwan dari postur gaya pengepungan," kata analis pertahanan independen Ben Lewis mengatakan kepada The Guardian.
“Saya melihat ini sebagai peningkatan bagaimana PLA beroperasi di sekitar Taiwan, sepengetahuan kami hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. Kedua, kegiatan ini memberi pilot [jet tempur di] kapal induk China kesempatan untuk mempraktikkan operasi semacam ini di area di mana mereka dapat mengeksekusinya selama konflik yang sebenarnya," paparnya.
PLA juga mengeklaim telah mensimulasikan serangan rudal presisi bersama pada "target utama" di Taiwan, menurut media pemerintah dan animasi yang di-posting online oleh Komando Teater Timur PLA.
Komando itu menggambarkannya sebagai serangan di Taipei dan Kaohsiung dari pangkalan rudal di daratan China.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengulangi bahwa pihaknya beroperasi di bawah prinsip "tidak meningkatkan konflik dan tidak menyebabkan perselisihan", tetapi telah melakukan latihan tanggapan termasuk pengerahan kendaraan rudal anti-kapal berbasis pantai dan pengerahan speedboat rudal.
Peluncuran J-15 juga memicu tanggapan militer dari Jepang. Pada hari Senin, kementerian pertahanannya mengonfirmasi telah melakukan pengerahan jet setelah merekam lepas landas dan pendaratan oleh sekitar 80 jet tempur dan 40 helikopter dari kapal induk Shandong.
Kementerian Pertahanan Jepang juga menyediakan peta pelacakan Shandong dan empat kapal lain, mengungkapkan bahwa kapal-kapal itu bergerak lebih dekat ke pantai timur Taiwan antara Jumat hingga Minggu.
Berbicara setelah pejabat China dan Jepang bertemu untuk diskusi rutin tentang sengketa maritim, kepala sekretaris kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan kepada wartawan bahwa Jepang mengawasi latihan militer China dengan cermat.