Astaga! AI Ciptakan Gambar Yesus, Napoleon, dan Cleopatra Berfoto Selfie
loading...
A
A
A
Midjourney mengeluarkan gambar-gambar realistis sehingga orang-orang bisa dibodohi dan mengira itu gambar nyata.
Midjourney menciptakan gambar Paus Fransiskus mengenakan jaket puffer putih besar dengan salib yang tergantung di atasnya, hingga membuat pengguna media sosial menjadi hiruk-pikuk.
Namun, seniman seperti Thomsen menggunakan teknologi untuk hiburan.
Midjourney merespons permintaan dan perintah yang ditetapkan pengguna dan membuat gambar dengan mereferensikan miliaran gambar secara online.
AI hasilkan foto selfie saat Napoleon dalam Pertempuran Waterloo.
Thomsen mengatakan dia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyusun formula petunjuk, bahasa, dan elemen fotografi untuk memberikan efek “selfie” pada foto yang dihasilkan AI.
“Ini bisa menjadi proses pemrograman yang panjang karena AI mengharuskan pengguna untuk mengatakan dengan tepat apa yang perlu dilakukan dan memerlukan deskripsi absolut,” papar dia.
Thomsen menambahkan, dia yakin tekniknya dapat digunakan untuk mengajar sejarah di sekolah.
“Teknologi ini dapat digunakan di sekolah sebagai cara baru untuk mengajar dan melibatkan anak-anak dengan sejarah dunia, seperti perjalanan waktu tanpa mesin waktu,” papar dia.
“Anda dapat meminta AI untuk akurat secara historis dan kemudian dapat merujuk apa saja, di mana saja, di mana saja, itulah keindahannya,” ujar dia.
Midjourney menciptakan gambar Paus Fransiskus mengenakan jaket puffer putih besar dengan salib yang tergantung di atasnya, hingga membuat pengguna media sosial menjadi hiruk-pikuk.
Namun, seniman seperti Thomsen menggunakan teknologi untuk hiburan.
Midjourney merespons permintaan dan perintah yang ditetapkan pengguna dan membuat gambar dengan mereferensikan miliaran gambar secara online.
AI hasilkan foto selfie saat Napoleon dalam Pertempuran Waterloo.
Thomsen mengatakan dia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyusun formula petunjuk, bahasa, dan elemen fotografi untuk memberikan efek “selfie” pada foto yang dihasilkan AI.
“Ini bisa menjadi proses pemrograman yang panjang karena AI mengharuskan pengguna untuk mengatakan dengan tepat apa yang perlu dilakukan dan memerlukan deskripsi absolut,” papar dia.
Thomsen menambahkan, dia yakin tekniknya dapat digunakan untuk mengajar sejarah di sekolah.
“Teknologi ini dapat digunakan di sekolah sebagai cara baru untuk mengajar dan melibatkan anak-anak dengan sejarah dunia, seperti perjalanan waktu tanpa mesin waktu,” papar dia.
“Anda dapat meminta AI untuk akurat secara historis dan kemudian dapat merujuk apa saja, di mana saja, di mana saja, itulah keindahannya,” ujar dia.