Kim Jong-un Ingin Korea Utara Punya Senjata Nuklir yang Dahsyat

Selasa, 28 Maret 2023 - 15:13 WIB
loading...
Kim Jong-un Ingin Korea Utara Punya Senjata Nuklir yang Dahsyat
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ingin negaranya punya senjata nuklir yang dahsyat. Foto/Al Jazeera
A A A
SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un , meminta para ilmuwan negaranya untuk memperluas produksi bahan nuklir tingkat senjata dan membangun senjata yang lebih kuat. Begitu laporan media pemerintah Korut, KCNA.

Seruan terbaru Kim, datang jelang kedatangan kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan tiba di Korea Selatan (Korsel) pada hari Selasa. Ini juga pengulangan dari janji sebelumnya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir "secara eksponensial."

Kantor berita resmi Korut, KCNA melaporkan, dalam pengarahan dengan pejabat dari lembaga senjata nuklirnya, Kim Jong-un mengatakan bahwa Korut harus bersiap untuk menggunakan senjata nuklirnya kapan saja dan di mana saja.

“Kita seharusnya tidak pernah puas dengan pekerjaan untuk mengkonsolidasikan postur respons menyeluruh dari kekuatan nuklir kita dan harus terus berusaha untuk memperkuat kekuatan nuklir dengan mantap,” kata Kim Jong-un seperti dikutip oleh KCNA, menurut Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, seperti dinukil dari Al Jazeera, Selasa (28/3/2023).

Kim Jong-un meminta para pejabatnya untuk memperluas produksi bahan nuklir tingkat senjata dengan pandangan jauh ke depan untuk menerapkan rencana secara menyeluruh, meningkatkan persenjataan nuklir secara eksponensial. Dia juga mengatakan kepada para pejabatnya untuk memacu untuk terus memproduksi senjata nuklir yang kuat, lapor KCNA.

Korut tahun lalu menyatakan dirinya sebagai kekuatan nuklir yang "tidak dapat diubah" dan Kim Jong-un baru-baru ini menyerukan peningkatan "eksponensial" dalam produksi senjata, termasuk senjata nuklir taktis.



Menurut laporan KCNA, Kim Jong-un juga diberi pengarahan tentang sistem manajemen senjata nuklir terintegrasi berbasis IT yang disebut Haekbangashoe, yang berarti "pemicu nuklir".

"Keakuratan, keandalan, dan keamanan sistem diverifikasi selama latihan baru-baru ini yang mensimulasikan serangan balik nuklir," tambah KCNA.

Kantor berita Korsel, Yonhap melaporkan, media Korut juga untuk pertama kalinya merilis foto-foto Kim Jong-un memeriksa apa yang tampak sebagai hulu ledak nuklir taktis yang dikenal sebagai Hwasan-31.

“Foto-foto menunjukkan sekitar 10 hulu ledak nuklir taktis berbaris, dengan maksud yang jelas untuk menunjukkan bahwa negara tersebut dapat menempatkan hulu ledak tersebut pada beberapa peluncur roket super besar atau rudal jelajah yang menargetkan Korea Selatan,” lapor Yonhap.

Dalam laporan berita terpisah, KCNA mengatakan bahwa Korut telah melakukan uji coba pertama senjata bawah air baru yang disebut Haeil - tsunami dalam bahasa Korea - yang dilakukan minggu lalu dalam apa yang dikatakan Pyongyang sebagai tanggapan terhadap latihan militer AS-Korsel dengan skala terbesar selama lima tahun baru-baru ini.

"Haeil bermanuver di bawah air selama 41 jam dan 27 menit melacak rute simulasi yang mencakup 600 kilometer sebelum meledakkan target di lepas pantai provinsi Hamgyong Utara Senin pagi," kata KCNA.



Laporan yang sama juga memuat perincian tentang apa yang digambarkan Korut sebagai latihan yang mensimulasikan serangan nuklir taktis yang meledak di atas sasaran, lapor Yonhap.

Menurut KCNA, rudal balistik taktis darat-ke-darat digunakan dalam latihan “ledakan udara nuklir”, yang melibatkan hulu ledak nuklir tiruan yang meledak di udara 500 meter di atas pulau target yang dituju, Yonhap melaporkan.

Kim Jong-un mengatakan kebijakan memperluas persenjataan Korut semata-mata ditujukan untuk membela negara serta perdamaian dan stabilitas regional, tambah KCNA.

Pyongyang mengecam Seoul dan Washington atas latihan militer gabungan rutin mereka, mengatakan latihan itu telah mendorong situasi di semenanjung Korea ke "garis merah ekstrem".

Korut selama beberapa dekade menggambarkan latihan militer gabungan AS dengan Korsel sebagai latihan untuk invasi, meskipun dua negara bersekutu itu menggambarkan latihan tersebut sebagai pertahanan. Korut tahun lalu menggenjot demonstrasi senjatanya sendiri saat sekutu melanjutkan pelatihan skala besar mereka yang telah dirampingkan selama bertahun-tahun.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1691 seconds (0.1#10.140)