Negara-negara Timur Tengah Kecam Pembakaran Al-Quran di Denmark
loading...
A
A
A
DOHA - Negara-negara Timur Tengah ramai-ramai mengecam pembakaran kitab suci al-Quran di Ibu Kota Denmark, Kopenhagen, pada Jumat malam. Menyebutnya sebagai aksi provokasi penghasutan yang keji dan provokasi terhadap perasaan umat Islam.
Qatar, Yordania, dan Kuwait adalah negara-negara yang mengutuk tindakan tersebut. Sementara Turki mengecam dengan keras tindakan itu karena dibarengi dengan pembakaran benderanya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk keras pembakaran salinan al-Quran. Dikatakan Tindakan seperti itu memicu kebencian dan kekerasan serta mengancam nilai-nilai hidup berdampingan secara damai.
Dilansir dari Anadolu, Minggu (26/3/2023), Kementerian Luar Negeri Qatar menegaskan kembali seruannya mendukung nilai-nilai toleransi dan koeksistensi, serta untuk menetapkan prinsip-prinsip perdamaian dan keamanan internasional melalui dialog dan pengertian.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania Sinan Majali, menggambarkan tindakan itu sebagai tindakan rasis dan menghasut yang memprovokasi perasaan umat Islam.
Dia juga menekankan bahwa pembakaran Al-Quran adalah tindakan kebencian yang serius dan manifestasi Islamofobia yang memicu kekerasan dan penghinaan terhadap agama.
Majali melanjutkan, tindakan seperti itu tidak bisa dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Dia meminta otoritas Denmark untuk bertanggung jawab dan menghentikan perilaku dan tindakan tidak bertanggung jawab yang memicu kekerasan dan kebencian, mengancam hidup berdampingan secara damai seperti dikutip dari Jordannews.
Kuwait juga mengecam dan mencela pembakaran al-Quran dan bendera Turki oleh sekelompok ekstremis di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
"Tindakan provokatif baru ini, yang terjadi di bulan suci Ramadan, berisiko menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia," Kementerian Luar Negeri Kuwait memperingatkan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Mena.
Kementerian Luar Negeri Kuwait pun menyerukan pertanggungjawaban pelaku tindakan tersebut dan untuk memastikan bahwa kebebasan berekspresi tidak digunakan untuk menyinggung Islam atau agama lain.
Sedangkan Turki mengutuk dengan keras apa yang disebutnya sebagai serangan keji terhadap kitab suci umat Islam, al-Quran, dan benderanya di Denmark.
Mencela insiden Jumat malam sebagai "kejahatan kebencian", Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan: "Memberikan izin untuk tindakan keji ini, yang merupakan kejahatan rasial, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima."
"Tindakan ini, yang dilakukan di (bulan suci umat Islam) Ramadhan, sekali lagi dengan jelas mengungkapkan bahwa Islamofobia, diskriminasi, dan xenofobia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di Eropa dan tidak ada pelajaran yang diambil dari masa lalu," tambahnya seperti dikutip dari Anadolu.
Kementerian mendesak otoritas Denmark untuk mengambil tindakan segera terhadap para pelaku, bersama dengan langkah-langkah konkret untuk mencegah provokasi lebih lanjut yang mengancam keharmonisan sosial dan hidup berdampingan secara damai.
Kementerian Pertahanan Nasional Turki juga mengutuk yang disebutnya sebagai serangan keji, biadab, dan menjijikkan di Denmark yang menargetkan al-Quran dan bendera Turki.
Kementerian itu menambahkan sikap salah Denmark ini, yang juga merupakan sekutu NATO, bertentangan dengan semangat aliansi dan nilai-nilai universal.
"Denmark harus segera menemukan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan rasial ini," kata Kementerian Pertahanan Turki.
Beberapa bulan terakhir telah terjadi beberapa tindakan pembakaran al-Quran, atau upaya untuk melakukannya, oleh tokoh atau kelompok Islamofobia di Eropa utara dan negara-negara Nordik.
Qatar, Yordania, dan Kuwait adalah negara-negara yang mengutuk tindakan tersebut. Sementara Turki mengecam dengan keras tindakan itu karena dibarengi dengan pembakaran benderanya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk keras pembakaran salinan al-Quran. Dikatakan Tindakan seperti itu memicu kebencian dan kekerasan serta mengancam nilai-nilai hidup berdampingan secara damai.
Dilansir dari Anadolu, Minggu (26/3/2023), Kementerian Luar Negeri Qatar menegaskan kembali seruannya mendukung nilai-nilai toleransi dan koeksistensi, serta untuk menetapkan prinsip-prinsip perdamaian dan keamanan internasional melalui dialog dan pengertian.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania Sinan Majali, menggambarkan tindakan itu sebagai tindakan rasis dan menghasut yang memprovokasi perasaan umat Islam.
Dia juga menekankan bahwa pembakaran Al-Quran adalah tindakan kebencian yang serius dan manifestasi Islamofobia yang memicu kekerasan dan penghinaan terhadap agama.
Majali melanjutkan, tindakan seperti itu tidak bisa dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Dia meminta otoritas Denmark untuk bertanggung jawab dan menghentikan perilaku dan tindakan tidak bertanggung jawab yang memicu kekerasan dan kebencian, mengancam hidup berdampingan secara damai seperti dikutip dari Jordannews.
Kuwait juga mengecam dan mencela pembakaran al-Quran dan bendera Turki oleh sekelompok ekstremis di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
"Tindakan provokatif baru ini, yang terjadi di bulan suci Ramadan, berisiko menimbulkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia," Kementerian Luar Negeri Kuwait memperingatkan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Mena.
Kementerian Luar Negeri Kuwait pun menyerukan pertanggungjawaban pelaku tindakan tersebut dan untuk memastikan bahwa kebebasan berekspresi tidak digunakan untuk menyinggung Islam atau agama lain.
Sedangkan Turki mengutuk dengan keras apa yang disebutnya sebagai serangan keji terhadap kitab suci umat Islam, al-Quran, dan benderanya di Denmark.
Mencela insiden Jumat malam sebagai "kejahatan kebencian", Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan: "Memberikan izin untuk tindakan keji ini, yang merupakan kejahatan rasial, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima."
"Tindakan ini, yang dilakukan di (bulan suci umat Islam) Ramadhan, sekali lagi dengan jelas mengungkapkan bahwa Islamofobia, diskriminasi, dan xenofobia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di Eropa dan tidak ada pelajaran yang diambil dari masa lalu," tambahnya seperti dikutip dari Anadolu.
Kementerian mendesak otoritas Denmark untuk mengambil tindakan segera terhadap para pelaku, bersama dengan langkah-langkah konkret untuk mencegah provokasi lebih lanjut yang mengancam keharmonisan sosial dan hidup berdampingan secara damai.
Kementerian Pertahanan Nasional Turki juga mengutuk yang disebutnya sebagai serangan keji, biadab, dan menjijikkan di Denmark yang menargetkan al-Quran dan bendera Turki.
Kementerian itu menambahkan sikap salah Denmark ini, yang juga merupakan sekutu NATO, bertentangan dengan semangat aliansi dan nilai-nilai universal.
"Denmark harus segera menemukan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan rasial ini," kata Kementerian Pertahanan Turki.
Beberapa bulan terakhir telah terjadi beberapa tindakan pembakaran al-Quran, atau upaya untuk melakukannya, oleh tokoh atau kelompok Islamofobia di Eropa utara dan negara-negara Nordik.
(ian)