Sistem Pertahanan Udara AS Ngadat saat Serangan Drone Membunuh Kontraktor AS di Suriah

Sabtu, 25 Maret 2023 - 14:02 WIB
loading...
Sistem Pertahanan Udara AS Ngadat saat Serangan Drone Membunuh Kontraktor AS di Suriah
Sistem pertahanan udara Avenger Amerika Serikat di pangkalan kolaisi di Suriah tidak berfungsi penuh saat serangan drone hantam pangkalan koalisi dan menewaskan seorang kontraktor Amerika. Foto/US Army
A A A
DAMASKUS - Sebuah sistem pertahanan udara utama Amerika Serikat (AS) di pangkalan koalisi di Suriah timur laut tidak berfungsi dengan baik. Itulah yang menyebabkan serangan drone, yang diduga dari Iran, menewaskan seorang kontraktor Amerika.

Serangan drone pada Kamis lalu juga menyebabkan seorang kontraktor lain dan beberapa tentara AS terluka.

Menurut laporan New York Times pada Jumat (24/3/2023), sistem pertahanan udara utama di pangkalan udara koalisi tidak berfungsi penuh ketika serangan itu terjadi.

Belum jelas apa sebenarnya yang salah dengan sistem pertahanan itu atau apakah penyerang sudah tahu ada masalah.



Seorang pejabat AS mengatakan kepada New York Times bahwa sistem pertahanan Avenger kemungkinan mengalami masalah pemeliharaan.

Komando Pusat (CENTCOM) AS belum bersedia menanggapi permintaan komentar terkait situasi tersebut.

Tidak pasti apakah sistem Avenger mendeteksi ancaman bahkan jika itu beroperasi penuh, karena drone dan amunisi berkeliaran terkadang beroperasi pada ketinggian rendah yang dapat mempersulit sistem radar untuk menangkapnya. Namun itu masih belum jelas dalam kasus ini mengingat rinciannya terbatas.

Menurut Pentagon, sebuah kendaraan udara tak berawak satu arah atau drone bunuh diri menyerang fasilitas pemeliharaan di pangkalan koalisi di timur laut Suriah pada Kamis.

Drone, yang dicurigai oleh komunitas intelijen AS berasal dari Iran, membunuh seorang kontraktor AS dan melukai lima tentara serta seorang kontraktor tambahan.

Tiga tentara dan seorang kontraktor yang terluka diangkut ke fasilitas medis koalisi di Irak, sementara dua tentara lainnya dirawat di lokasi kejadian.



Menanggapi serangan itu, pasukan AS melakukan serangan udara balasan di Suriah pada Kamis malam atau Jumat dini hari yang menargetkan kelompok-kelompok terkait Iran.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris, melaporkan serangan udara AS menewaskan 11 milisi pro-Iran di beberapa wilayah.

"Atas arahan Presiden Biden, saya memberi wewenang kepada pasukan Komando Pusat AS untuk melakukan serangan udara presisi malam ini di Suriah timur terhadap fasilitas yang digunakan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan.

“Serangan udara dilakukan sebagai tanggapan atas serangan hari ini serta serangkaian serangan baru-baru ini terhadap pasukan koalisi di Suriah oleh kelompok yang berafiliasi dengan IRGC.”

Jenderal Michael Kurilla, komandan CENTCOM, mengulangi pernyataan Austin dan mengatakan AS akan mengambil tindakan apa pun untuk membela kepentingannya.

“Kami akan selalu mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami dan akan selalu menanggapi pada waktu dan tempat yang kami pilih. Kami siap untuk opsi terukur dalam menghadapi setiap serangan Iran tambahan,” kata Kurilla dalam sebuah pernyataan.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1181 seconds (0.1#10.140)