Menlu Rusia: Tak Ada yang Aman dari Serangan Gaya Mafia AS
loading...
A
A
A
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pada saat itu; "Saya pikir jelas dari reaksi di ruangan itu bahwa dunia tidak memiliki ilusi tentang bagaimana ini dimulai, tentang siapa yang bertanggung jawab dan bahwa Rusia memiliki kemampuan untuk menyimpulkannya."
Dalam tulisan opininya, Lavrov menyalahkan negara-negara Barat atas apa yang terjadi di Ukraina.
"Jelas bahwa situasi di dalam dan sekitar Ukraina hanyalah sebuah elemen dari tabrakan skala besar yang diciptakan oleh sekelompok kecil negara Barat yang ingin mempertahankan dominasi global mereka dan membalikkan proses objektif kebangkitan arsitektur multipolar," tulis Lavrov.
"Bertindak dalam tradisi kolonial terburuk, Amerika dan kaki tangan mereka mencoba untuk membagi dunia menjadi 'demokrasi' dan 'rezim otoriter' atau, dalam bahasa Inggris biasa, menjadi beberapa orang terpilih yang luar biasa, dan semua orang yang harus melayani kepentingan dari 'miliaran emas'," paparnya.
Pakar Rusia Dmitry Gorenburg dari Center for Naval Analyses mengatakan kepada Newsweek, Sabtu (25/3/2023) bahwa dia tidak terlalu mempercayai pernyataan seperti itu oleh Lavrov, yang mengakui bahwa dia telah membahas hubungan internasional dalam beberapa kesempatan.
“Tidak diragukan lagi ada tekanan dari AS pada berbagai negara untuk mematuhi sanksi, dan tentu saja pejabat Rusia telah berbicara selama lebih dari satu dekade tentang AS yang memiliki strategi perubahan rezim,” kata Gorenburg.
“Ini bukan gertakan [tetapi] lebih merupakan ekspresi dari ancaman yang mereka anggap datang dari AS terhadap rezim mereka sendiri, serta orang lain yang tidak berada di 'belas kasih' AS," ujarnya.
Dalam tulisan opininya, Lavrov menyalahkan negara-negara Barat atas apa yang terjadi di Ukraina.
"Jelas bahwa situasi di dalam dan sekitar Ukraina hanyalah sebuah elemen dari tabrakan skala besar yang diciptakan oleh sekelompok kecil negara Barat yang ingin mempertahankan dominasi global mereka dan membalikkan proses objektif kebangkitan arsitektur multipolar," tulis Lavrov.
"Bertindak dalam tradisi kolonial terburuk, Amerika dan kaki tangan mereka mencoba untuk membagi dunia menjadi 'demokrasi' dan 'rezim otoriter' atau, dalam bahasa Inggris biasa, menjadi beberapa orang terpilih yang luar biasa, dan semua orang yang harus melayani kepentingan dari 'miliaran emas'," paparnya.
Pakar Rusia Dmitry Gorenburg dari Center for Naval Analyses mengatakan kepada Newsweek, Sabtu (25/3/2023) bahwa dia tidak terlalu mempercayai pernyataan seperti itu oleh Lavrov, yang mengakui bahwa dia telah membahas hubungan internasional dalam beberapa kesempatan.
“Tidak diragukan lagi ada tekanan dari AS pada berbagai negara untuk mematuhi sanksi, dan tentu saja pejabat Rusia telah berbicara selama lebih dari satu dekade tentang AS yang memiliki strategi perubahan rezim,” kata Gorenburg.
“Ini bukan gertakan [tetapi] lebih merupakan ekspresi dari ancaman yang mereka anggap datang dari AS terhadap rezim mereka sendiri, serta orang lain yang tidak berada di 'belas kasih' AS," ujarnya.
(min)